[caption id="attachment_210767" align="aligncenter" width="300" caption="Welcome Home, Ayah (Dok ITM) "][/caption] Menjelang memasuki usia 45 tahun saya semakin mendapatkan suasana gundah. Masa karir menjadi guru di MTsN Ambon sejak 1996 terasa sudah semakin dekat untuk saya tinggalkan. Saya terpukul melihat beberapa peristiwa yang saya alami dalam minggu terakhir ini, takut dengan maraknya tawuran pelajar, hingga menimbulkan korban nyawa, masa depresi yang sudah menggejala kepada usia generasi muda. Saya sedang mempersiapkan diri memasuki masa ujian wisuda sebagai "ayah". Saya mempunyai lima orang anak, Wawan Firdaus Irwan, putra pertama sama berkuliah dengan Mohtarma Benadzir Irwan, adiknya di UIN Makassar, Megananda Irwan, anakku ketiga kelas 5 SD, sedangkan Bintang yang baru siap masuk TK punya adik 7 bulan Galang Rizki Langit. Bahan presentasi untuk diwisuda berbekal bahan beberapa buku; antara lain buku inti adalah Father to Daughter, Father to Son, kedua buku karya Harry H Harrison,Jr. Karena muatan buku ini sangat mendasar, hampir semuanya saya kutip untuk tidak terlepas dari makna dan kaitan singgungan penulis. Saya sangat setuju dengan pengantarnya yang berpendapat, seorang ibu yang membesarkan anak perempuannya menjadikannya seorang wanita. Seorang ayah untuk menunjukkan kepadanya cara menjadi mandiri. Saya membaca satu bagian buku ini yang membahas anak-anak perempuan dan mobil, mengingatkan saya saat mendampingi Bena, panggilan putri keduaku disaat belajar mengendarai sepeda motor sekitar tahun lalu. Alangkah kagetnya saya karena pekan lalu Bena menelopon kalau belum lama ini dia sudah mengendarai motor sendiri di jalan raya besar di kota Makassar. Pernah disaat ada momen pertandingan final sepak bola AFF Suzuki Cup 2010 akhir, saya lihat Megananda sangat berantuasia menyambut pertandingan yang sangat dinantikan itu. saya senang dan bangga karena, selain situasi sedang macet pun, muncul ide saya untuk melihat sepak terjang daya ekspresi anakku yang ketiga itu beraksi dengan pekikan Indonesia !!! lewat bendera merah putih (di dadaku) [caption id="attachment_210786" align="aligncenter" width="300" caption="Kau Menangis: Seringkali (Dok ITM) "]
Terimalah kenyataan bahwa ia akan meluluhkan hati Anda kapanpun ia menginginkannya
[caption id="attachment_210770" align="aligncenter" width="300" caption="Suatu Saat Kulepas Juga (Dok ITM) "]
[caption id="attachment_210773" align="aligncenter" width="300" caption="Raihlah Hatinya (Dok ITM) "]
[caption id="attachment_210776" align="aligncenter" width="300" caption="Kumpul Bersama Kutemukan Diriku (Dok ITM)"]
Ketika Anda pulang dari bekerja, gendonglah dia selama mungkin. Ini baik untuk Anda dan juga untuknya
[caption id="attachment_210778" align="aligncenter" width="300" caption="Kamu Memang Bisa (Dok ITM)"]
Bernyanyilah untuknya sementara Anda menimangnya. Ia akan senang mendengar suara Anda- dan itu adalah cara yang menyenangkan untuk melewatkan waktu pada pukul 1 subuh
[caption id="attachment_210779" align="aligncenter" width="300" caption="Mulai dari yang Kecil, Tapi Berdampak(Dok ITM) "]
[caption id="attachment_210782" align="aligncenter" width="300" caption="Kamu Pantas Meraihnya (Dok ITM) "]
Katakan padanya sejak hari pertama bahwa ia dapat menyelesaikan apapun
Biarkan ia tidur di dada Anda ketika ia masih bayi. Inilah saat dunia mulai dapat dimengerti
Ya, ia adalah seorang perempuan. Tetapi teriakannya akan sama kerasnya seperti teriakan bayi lelaki manapun ketika ia lapar atau lelah atau kesal
Ingatlah wajahnya, matanya, tangannya. Ia akan mengingat segala sesuatu dalam diri Anda
Jadikanlah ia bagian dari dunia Anda - izinkan ia melihat Anda bercukur, bekerja, membaca, dan bersantai. Ia akan senang mengahabiskan waktu bersama Anda, apapun yang sedang Anda lakukan. Nikmatilah selama hal itu mungkin
Ucapkanlah "daddy"berulang-ulang kepadanya. Kemungkinan besar "Da-Da" akan menjadi kata pertamanya
Perkenalkan kepadanya kenikmatan es krim dan saus coklat. Ia akan senang bermain dengannya seperti juga memakannya.
Mandikanlah ia. Jangan percayakan hal ini pada ibunya saja. Itu adalah sebuah keajaiban.
Sadarilah kenyataan bahwa Anda tidak dapat menggendongnya ke mana-mana seumur hidupnya. Ia pada akhirnya harus belajar berjalan
Jika ia mengoceh kepada Anda dalam bahasa bayi, jawablah selalu dengan jawaban positif:"Ya." "Tentu saja." "Kau benar." Sebentar lagi, Anda akan terus berkata "Tidak" kepadanya.
Ingat, jika Anda berteriak kepada seorang anak lelaki agar tidak bermain dengan stop kontak, ia akan menghentakkan kaki atau tetap melakukannya. Seorang anak perempuan akan menangis
Ibunya akan menunjukkan kepadanya cara memanggang biskuit coklat. Anda menunjukkan kepadanya cara mencelupkannya ke dalam susu.
Sadarilah bahwa ketika ia mulai berjalan apapun yang dapat dicapainya akan diambil. Carilah tempat yang aman bagi anak Anda dan simpan lebih dulu kunci-kunci Anda. Dompet Anda dan Remote tv.
Ketahuilah bahwa Anda tidak akan pernah memahami kesukaannya pada boneka. Anda akan membelikan lebih banyak daripada yang mungkin dapat Anda bayangkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H