Mohon tunggu...
Irwan Thahir Manggala
Irwan Thahir Manggala Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Orang yang Sudah Mati Benar-benar Sudah di ALAM KUBUR . Semoga kita terhindar dari golongan orang yang SEMANGATNYA LAGI TERKUBUR.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menjadi Ayah Bukanlah Karir

10 Oktober 2012   15:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:58 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_210767" align="aligncenter" width="300" caption="Welcome Home, Ayah (Dok ITM) "][/caption] Menjelang memasuki usia 45 tahun saya semakin mendapatkan suasana gundah. Masa karir menjadi guru di MTsN Ambon sejak 1996 terasa sudah semakin dekat untuk saya tinggalkan. Saya terpukul melihat beberapa peristiwa yang saya alami dalam minggu terakhir ini, takut dengan maraknya tawuran pelajar, hingga menimbulkan korban nyawa, masa depresi yang sudah menggejala kepada usia generasi muda. Saya sedang mempersiapkan diri memasuki masa ujian wisuda sebagai "ayah". Saya mempunyai lima orang anak, Wawan Firdaus Irwan, putra pertama sama  berkuliah dengan Mohtarma Benadzir Irwan, adiknya di UIN Makassar, Megananda Irwan, anakku ketiga kelas 5 SD, sedangkan Bintang yang baru siap masuk TK punya adik 7 bulan Galang Rizki Langit. Bahan presentasi untuk diwisuda berbekal bahan beberapa buku; antara lain buku inti adalah  Father to Daughter, Father to Son, kedua buku karya Harry H Harrison,Jr. Karena muatan buku ini sangat mendasar, hampir semuanya  saya kutip untuk  tidak terlepas dari makna dan kaitan singgungan penulis. Saya sangat setuju dengan pengantarnya yang berpendapat, seorang ibu yang membesarkan anak perempuannya menjadikannya seorang wanita. Seorang ayah untuk menunjukkan kepadanya cara menjadi mandiri. Saya membaca satu bagian  buku ini yang membahas anak-anak perempuan dan mobil, mengingatkan saya saat mendampingi Bena, panggilan putri keduaku disaat belajar mengendarai sepeda motor sekitar tahun lalu. Alangkah kagetnya saya karena pekan lalu Bena menelopon kalau  belum lama ini dia sudah mengendarai motor sendiri di jalan raya besar di kota Makassar. Pernah disaat ada momen pertandingan final sepak bola AFF Suzuki Cup 2010 akhir, saya lihat Megananda sangat berantuasia menyambut pertandingan yang sangat dinantikan itu. saya senang dan bangga karena, selain situasi sedang macet pun, muncul ide saya untuk melihat sepak terjang daya ekspresi anakku yang ketiga itu beraksi dengan pekikan Indonesia !!! lewat bendera merah putih (di dadaku) [caption id="attachment_210786" align="aligncenter" width="300" caption="Kau Menangis: Seringkali (Dok ITM) "]

13498810361268189079
13498810361268189079
[/caption] Beberapa ungkapan yang saya kutip sebagai bahan ujian dari buku berukuran mungil itu:

Terimalah kenyataan bahwa ia akan meluluhkan hati Anda kapanpun ia menginginkannya

[caption id="attachment_210770" align="aligncenter" width="300" caption="Suatu Saat Kulepas Juga (Dok ITM) "]

1349878929429760753
1349878929429760753
[/caption] Libatkan diri Anda dalam kehidupannya sekarang. Jangan menunggu sampai ia berumur 15 tahun untuk memulai dan mengembangkan sebuah pergaulan

[caption id="attachment_210773" align="aligncenter" width="300" caption="Raihlah Hatinya (Dok ITM) "]

13498792221924262086
13498792221924262086
[/caption] Ia mungkin terlihat manis, tetapi jangan lupa-popoknya akan sama menantangnya seperti popok anak laki-laki mana pun

[caption id="attachment_210776" align="aligncenter" width="300" caption="Kumpul Bersama Kutemukan Diriku (Dok ITM)"]

13498795092115585392
13498795092115585392
[/caption]

Ketika Anda pulang dari bekerja, gendonglah dia selama mungkin. Ini baik untuk Anda dan juga untuknya

[caption id="attachment_210778" align="aligncenter" width="300" caption="Kamu Memang Bisa (Dok ITM)"]

1349879750798538413
1349879750798538413
[/caption]

Bernyanyilah untuknya sementara Anda menimangnya. Ia akan senang mendengar suara Anda- dan itu adalah cara yang menyenangkan untuk melewatkan waktu pada pukul  1 subuh

[caption id="attachment_210779" align="aligncenter" width="300" caption="Mulai dari yang Kecil, Tapi Berdampak(Dok ITM) "]

13498799782064736600
13498799782064736600
[/caption] Bernyanyilah untuknya sementara Anda menimangnya. Ia akan senang mendengar suara Anda- dan itu adalah cara yang menyenangkan untuk melewatkan waktu pada pukul  1 subuh

[caption id="attachment_210782" align="aligncenter" width="300" caption="Kamu Pantas Meraihnya (Dok ITM) "]

13498805681832488631
13498805681832488631
[/caption] Pastikan Anda banyak memotretnya. Ia berubah setiap hari

Katakan padanya sejak hari pertama bahwa ia dapat menyelesaikan apapun

Biarkan ia tidur di dada Anda ketika ia masih bayi. Inilah saat dunia mulai dapat dimengerti

Ya, ia adalah seorang perempuan. Tetapi teriakannya akan sama kerasnya seperti teriakan bayi lelaki manapun ketika ia lapar atau lelah atau kesal

Ingatlah wajahnya, matanya, tangannya. Ia akan mengingat segala sesuatu dalam diri Anda

Jadikanlah ia bagian dari dunia Anda - izinkan ia melihat Anda bercukur, bekerja, membaca, dan bersantai. Ia akan senang mengahabiskan waktu bersama Anda, apapun yang sedang Anda lakukan. Nikmatilah selama hal itu mungkin

Ucapkanlah "daddy"berulang-ulang kepadanya. Kemungkinan besar "Da-Da" akan menjadi kata pertamanya

Perkenalkan kepadanya kenikmatan es krim dan saus coklat. Ia akan senang bermain dengannya seperti juga memakannya.

Mandikanlah ia. Jangan percayakan hal ini pada ibunya saja. Itu adalah sebuah keajaiban.

Sadarilah kenyataan bahwa Anda tidak dapat menggendongnya ke mana-mana seumur hidupnya. Ia pada akhirnya harus belajar berjalan

Jika ia mengoceh kepada Anda dalam bahasa bayi, jawablah selalu dengan jawaban positif:"Ya."   "Tentu saja."   "Kau benar."  Sebentar lagi, Anda akan terus berkata "Tidak" kepadanya.

Ingat, jika Anda berteriak kepada seorang anak lelaki agar tidak bermain dengan stop kontak, ia akan menghentakkan kaki atau tetap melakukannya. Seorang anak perempuan akan menangis

Ibunya akan menunjukkan kepadanya cara memanggang biskuit coklat. Anda menunjukkan kepadanya cara mencelupkannya ke dalam susu.

Sadarilah bahwa ketika ia mulai berjalan apapun yang dapat dicapainya akan diambil. Carilah tempat yang aman bagi anak Anda dan simpan lebih dulu kunci-kunci Anda. Dompet Anda dan Remote tv.

Ketahuilah bahwa Anda tidak akan pernah memahami kesukaannya pada boneka. Anda akan membelikan lebih banyak daripada yang mungkin dapat Anda bayangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun