Mohon tunggu...
Irwan Thahir Manggala
Irwan Thahir Manggala Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Orang yang Sudah Mati Benar-benar Sudah di ALAM KUBUR . Semoga kita terhindar dari golongan orang yang SEMANGATNYA LAGI TERKUBUR.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Melejitkan Potensi Kepenulisan Anak

9 April 2014   14:07 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:52 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_319306" align="aligncenter" width="614" caption="Galeri Foto Antara (Koleksi ITM) "][/caption]

Pesona Menakjubkan: Irwan Thahir Manggala- Saya mendapatkan info langsung dari Mohtarma Benazir, putri kedua saya yang sedang kuliah di ilmu Komunikasi fakultas dakwah UIN Alauddin Makassar, didalam pekan pertengahan dibulan April 2014 nanti akan ada semacam program temu minat menulis bagi kalangan siswa dan generasi muda di Kabupaten Maros. Saya sempat tersentak dengan niatan program yang sangat fantastis itu. Saya segera mempersiapkan diri untuk nimbrung dalam kegiatan yang berbau pengembangan potensi minat kepenulisan kawula muda itu.

Sejak pekan lalu saya sempat memberikan pekerjaan rumah buat siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Darul Rasyidin. Pr yang diberikan kepada siswa yang berjumlah tidak lebih dari 20 orang siswa itu sempat saya periksa secara berkala. Masih ada beberapa siswa yang belum mentelesaikan amanah itu. Saya memberikan kepada setiap siswa  3 lembar foto kopi kumpulan foto disaat kunjungan tim bantuan internasional USAID ke SDN 39 Kassi Maros, SDN 111 Polejiwa Maros, dan SMPN 4 Bantimurung Maros.

Ada beberapa siswa yang mengaku, lembaran tempelan koleksi foto itu ditempatkan di bagian dalam rumah dan di luar rumah. Ada siswa yang menyatakan, gambarnya sudah dilihat oleh orang tuanya, bahkan ada yang sempat dilihat oleh tamu - yang datang ke rumahnya. Beberapa siswa juga mengabarkan, selain belum ada respon dengan kreasi tempelan itu - malah ada yang secara iseng merobek tempelan itu. Saya membuat polemik: masih ada anggapan orang tua dan masyarakat yang menganggap kalau tempelan di dinding itu hanya membuat suasana lingkurang rumah kotor - terganggu pemandangan?

Siswa kelas IV kian menjadi tertantang disaat pertemuan kemarin saya memberi sinyal untuk segera melepaskan tempelan lembaran itu. Kembali saya membuat upaya penggalian argumen, saya memberi sinyal, kenapa buka tempelan itu milik siswa sendiri - bukan tempelan siswa dan sekolah lain? Anak-anak sempat tersentak dengan bahasa provokasi itu. Alhamdulillah, siswa kelas IV akhirnya mendapat suasana haru biru disaat kembali diakhir jam belajar - setelah mendapat ijin wali kelas IV. Saya merekayasa dengan mengahdirkan tamu yang tidak diundang ke kelas IV. Tamu yang saya maksud adalah siswa kelas X dan XI Madrasah Aliyah Darul Rasyidin.

Saya memperkuat materi Creative Mind, dari sebuah buku terbitan tahun 2008. Para siswa MA Darul Rasyidin yang mendapatkan materi pelajaran Bahasa Inggris saya bekali dengan pendekatan kecerdasan kreatif berpikir. Suasana eksposure adalah salah satu modal utama dari penguat belajar Bahasa Inggris. Hal ini pula yang paling susah didapatkan di desa. Saya membandiingkan situasi kota dam desa - di kota semua serba ada, sedangka di desa semua serba tidak ada. Hanya dari keadaan sepereti bukan penghalang bagi siswa di desa untuk tidak melakukan terobosan. Hal lain yang paling berat saya hadapi siswa MA adalah masih belum berkeinginan kuat untuk mengunjungi warnet yang bisa dijangkau di kantor desa. Hal ini berpengarih kepada tugas membuat pencarian informasi secara berkelanjutan tidak tuntas.

Siswa MA yang sudah memasuki kelas IV dan kelas V kemarin bisa menjadi oase baru bagi lingkungan sekolah Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Aliyah Darul Rasyidin untuk melakukan upaya kreasi secara bersama-sama. Siswa MA haris diberi kesempatan untuk melihat langsung keadaan adik-adiknya - yang berada satu lingkungan sekolah. Begitu pula siswa Madrasah Ibtidaiyah bisa belajar dan bertanya kepada kakanya di Madrasah Aliyah. Semoga modal bekal kebersamaan ini bisa berwujud sampai membuat program menulis bersama - anatara siswa di bawah(MI) dan siswa di atas(siswa MA). Saya optimis dengan pesan para pakar, apa salah salahnya memberdayakan potensi kepenulisan siswa bisa dengan program tutur sebaya.

Pattunuang Asue: 090414

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun