Mohon tunggu...
Irwan Thahir Manggala
Irwan Thahir Manggala Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Orang yang Sudah Mati Benar-benar Sudah di ALAM KUBUR . Semoga kita terhindar dari golongan orang yang SEMANGATNYA LAGI TERKUBUR.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anak Binaan Pak Tjiptadinata Effendi Juara Tingkat Desa

27 April 2014   13:55 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:08 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pesona Menakjubkan: Irwan Thahir Manggala -  Zaenal, siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah di dusun terpencil Desa Samangki Kecamatan Simbang Kabupaten Maros sempat memberi haru teman sekelas dan seisi sekolah. Seluruh warga Dusun Balangajia pasti merasa bangga, karena hanya  Zaenal satu-satunya peserta yang mewakili sekolah dan dusunnya yang mendapat juara. 4 bidang lomba yang diikuti oleh siswa MI Darul Rasyidin/Kampung Balangajia Zaenal mengukir juara III lomba azan.

Penyerahan hadiah dilakukan kemarin 26 malam hari di teras terbuka Water Park Maros. Mahasiswa KKN UIN Alauddin Makassar angkatan 49 sebagai pelaksana sempat menghadirkan seluruh perwakilan peserta dari 5 dusun dibawah wilayah Desa Samangki. Penyerahan hadiah dihadiri sejumlah anak-anak remaja putra- yang mau menyaksikan dan menerima piala juara gawang mini(futsal). Sayangnya,sejak dari pembukaan acara penyerahan hadiah,  Zaenal tidak kelihatan. Begitu pula utusan lain dari Dusun Balang Ajia. Hingga panggilan pengambilan hadiah Zaenal tidak tampil ke depan, dikala protokol menyebut nama Zaenal beberapa kali, tapi tidak ada yang tampil. Sebagian hadirin tahu kalau tempat mengajar saya di kampung Balang Ajia, akhirnya saya tampil mewakili ketidakhadiran Zaenal.

Kemarin di lingkungan sekolah MI Darul Rasyidin saya datang embawakan bingkisan hadiah dan sertifikat juara dari Zaenal. Saya mengambil momen untuk memotivasi teman sekelas Zaenal untuk tetap dan terus bisa berkarya seperti Zaenal. Kondisi ruang kelas V yang kurang memadai - tidak seperti kelas lain. Di kelas V tidak punya plafon, dindingnya tidak dicat dan lantai dasar pun hanya bertanah(tidak disemen). Hal yang paling miris yang saya dapat belakangan, ternyata alasan dari ketidak hadiran Zaenal adalah karena dia juga berstaus adalah yang tidak tinggal dengan keduia orangtua. Saya mendapat pesan dari kolega guru kalau Zaenal berstatus anak  keluarga 'broken home. Di lingkungan kelas V masih ada tempelan foto pak Tjiptadinata Effendi, kompasianer senior yang sudah elanglang keliling dunia. Sempat saya arahkan anak siswa kelas V untuk harus bangga karena pak Tjiptadinata akan tahu anak binaannya masih bisa melakukan hal terbaik.

Setelah memproklamirkan juara Zaenal di kelasnya, saya lanjutkan menuju ke kelas VI dan ke kleas IV. Disana saya tampilkan Zaenal sambil dia memegang bingkisan hadiah dan sertifikatnya. Saya memberikan motofasi kepada siswa kedua kelas itu. Semoga akan lagi hadir Zaenal-Zaenal yang lain. Tulisan ini bisa jadi catatan buat pak Tjiptadinata yang masih di Lampung atau sudah kembali ke Australia.

Pattunuang Asue; 280414

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun