Mohon tunggu...
wati soegijono
wati soegijono Mohon Tunggu... -

Hanyalah..seorang perempuan yang mencoba melompat diluar aktifitas pekerjaannya yang rutin di sebuah Kementerian ttt . Berminat pada hal-hal yang bersifat sosial, pendidikan, lingkungan hidup, usaha kecil, traveling, cooking dan banyak hal lainnya!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menganggur...duh Menyebalkan!

19 Agustus 2010   09:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:53 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir semua orang mengharapkan kondisi waktu luang setelah habis waktu kita terpakai untuk kegiatan sehari-hari…sepertihalnya kerja dan kesibukan seabrek lainnya tetapi tidak demikian sebaliknya bagi tipe orang yang membutuhkan kegiatan atau aktifitas bila waktu luang yang lebih besar daripada waktu beraktifitas maka sedikitnya aktifitas atau ketiadaaannya aktifitas adalah momok tersendiriyang membuat kita bosan , lelah dan rasa tak berdaya serta bisa menjurus dalam stress berkepanjangan, tapi bagiorang yang senang dengan sedikit atau ketiadaannya aktifitas….”Menganggur” adalah hal yang lazim dan merupakan kenyamanan tersendiri.

Rasanya koq saya mengalami hal …dimana saya harus berpikir ulang…bila ..tiada aktifitas!!Gimana bisa orang bisa menikmatisesuatu tanpa aktifitas …waduh bukan “Aqyu banget” lah! Ternyata kejadian “jobless” bahkan hampir-hampir tiada aktifitas rutin ini menimpa saya ketika saya berpindah tugas ke kota kecil denganpekerjaan yang jauh berbeda daripada yang saya kerjakan dulu!Saat saya di Jakarta kegiatan saya membutuhkan energi otak dan fisik dan saya amat menikmatinya…..sampai –sampai saya merasa dalam zona aman dengan pekerjaan yang saya geluti….tetapi bila saya melaksanakan pekerjaan inibertahun-tahun dalam posisi yang sama ..perkembangan karier tidak ada alias mandeg…

Tentulah suatu saat saya akan mengalami perubahan posisi bahkan perubahan pekerjaan…sampai tibalah saatnya harus merasakan peningkatan karier tersebut walupun terlambat 5-7 tahun dibanding teman seangkatan lainnya …. dan tanpa saya sadari konsekwensinya berefek pada rutinitas pekerjaan yang berbeda dan berkurangnya aktifitas…….alamaak…..hampir tidak saya bayangkan bahwa saya tiba-tiba tumpul otaknya mengikuti irama kerja saya…yang tidak terlalu banyak menggunakan energi otak …!Bahkan berdampak pada tiadanya keinginan untuk memulai menulis lagi …seolah-olah tiada ide apalagi semangat!!!!!!…Penyakit apa ini namanya????!! Jadi malu rasanya saya, baru saja beberapa bulan lalu mulai “sharing” di Kompasiana ..tiba-tiba berhenti mendadak…ibarat rem yang diinjak keras tanpa ampun!

Setiap kali ataupun seringkali saya mendengarkata “Post Power Syndrome”yang ditujukan umumnya pada pensiunan yang tidak lagi mengalami aktifitas pekerjaan lagi seperti dulu dan mengalami sindrome akibat dampak pascabekerja kemudian berhenti mendadak tanpa kegiatan….ternyatasaat ini saya jadi merasakan empati yang mendalam soal haltersebut.Itulah makanya seseorang yang menjelang pensiun baik pegawai swasta maupu negeri selalu dibekali kursus-kursus “Masa Persiapan Pensiun” agar kelak bisa berwirausaha atau setidak-tidaknya kemampuanya bisa berguna dan berdampak pada orang lain atau kemampuanya bisa tetap terpakai.Memang benar…kalo sudah mengalami sesuatu yang mendekati hal yang dirasakan orang lain …rasa empati kita jadi lebih besar bukan!!?

Hidup tanpa sesuatu aktifitas atau kegiatan rasanya seakan mati ….!!! Sebab hidupakan bermakna dan berwarna bilakita bisa memaksimalkan hidup kita untuk hal yang berguna.Bagaimana ya cara mengakalinya secara ini bisa membuat cape pikiran…yang larinya ke mental dan juga fisik??? Amat sangat tidak mudah memulai sesuatu dari nol….karena lebih mudah kita membicarakannya daripada prakteknya!!     Sepertinya yang paling masuk akal dilakukan…tentu saja dimulai dari diri kita sendiri sedikit demi sedikit tidak mungkin melakukan sesauatu langsung besar dan berdampak maksimal bukan??!Bagaimana kita menyiapkan mentalkita untuk bisa beradaptasi dalam situasi dan kondisi yang berubah dan mulai sesuatu yang bermanfaat dalam bentuk apa saja tanpa harus memikirkan hasilnya dulu….barulah berproses kemana dan bagaimana menghabiskan waktu yang lebih efektif …tentu saja!! atau Kompasioner ada saran lain!

Saya ingat ketika menjaga ibu saya di rumah sakitbeberapa waktu lalu ….saat saya sedang mengaso istirahat ....sambil lalu saya mendengar percakapan orang disebelah saya sedang membicarakan saudaranya yang “terdeteksi gangguan jiwa” karena beban mental akibat menganggur…dan tentu saja saya mengamini apa yang dia katakan dalam hati …bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang beban mentalnya semakin besarbila dia mengganggur!Kenapa demikian karena saya mempunyai pengalaman serupa dan buruk pula atas kejadian yang menimpa saudara saya yang lulusan perguruan tinggi negeri ternama di kota B! Pada saat PHK besar-besaran dia berposisi sebagai manajer kemudian karena selalu ada phk perusahaan industry dia bertekad wirausaha dan tidak mau menjadi pegawai… ternyata dia tidak berbakat dalam bidang itu karena mental dia bukan mental wirausahawan tapi mental pegawai.

Jadilah kemalangan-kemalangan baru mulai bermunculan …dari kasus tertipu danmenipu yang menyeret rumah dia dan tanah warisan yang kebawa-bawa jadi bemper!Tapi kesadaran untuk beralih profesi dengan mental yang baru yang lebih kuat tidak menyertainya sehingga sampailah akhirnya menu sehari –hari menganggur tanpa tujuanmeski dia mengatakan bekerja. Semula dengan kondisi demikian kami menyarankan untuk realistis dan mau bekerja apa saja asalkan halal…tetapiketika sanak keluarga sudah mulai gerah dengan tindak tanduknya ..maka nasehat yang halus sampai dengan hal yang kasar dan tidak mengenakan semua tertuju padanya …karenatoh … hanya didengar lewat telinga kanan keluar telinga kiri.

Tiadalah kami mengerti apa kemauan dia …seakan-akan kami selalu dibuat lelah oleh dia… sampai kami pada titik jenuh membiarkan kelakuannya ….karena toh dia sudah dewasa dan kami punya kehidupan masing-masing yang harus diurus dan tentu saja harus bertanggung jawabuntuk hidup kami sendiri pula! Barulah pada 1 tahun terakhir ini…saat ketika usia sudah semakin tua perkembangannya kearah hal yang baik sedikit mulai muncul…konondia bekerja dengan seseorang yang masih berhubungan family meski kami tidak tahu jenis pekerjaannya..semoga saja Allah memberikan jalan yang terbaik dan berkehendak lain…karena kami sempat sampai pada titik pasrah dia “mengidap depresi berat” dan tidak bisa berubah!

Sungguh saya senang bila orang berkiprah bisa dimana-mana dan kemana-mana bahkan menciptakan lapangan kerja bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk orang lain juga, mengingat beban Negara karena pengangguran yang sedemikian besar belum masalah yang ditimbulkan dari efek tidak langsungnya.Tentu saja alangkah bahagianya kita bila suatu saat …Negara kita bukan lagi peng”ekspor” tenaga kerja ke Luar Negeri yang terkenal itu… kalaupun ada tentunya Tenaga Kerja berkualitas dan berkemampuan tinggi bukan sekedar tenaga kasarnya saja yang diperdagangkan.

Saya tentunya harus bersyukur …bukan bagian daripada pengangguran terselubung dalam arti sebenarnya…karena saya sudah berposisi kerja tapi mulai banyak “menganggur” karena beban kerja yang berbeda…saya tidak bisa membayangkanpara saudaradan rekan-rekan lainnya yangtidak seberuntung diri saya karena tidak bisa beraktifitas bekerja lalu menganggur akibat lapangan kerja yang terbatas atau kemampuannya terbatas pula…..hehm mulai sekarang saya harus bisa fleksible dan mengubah pola ritme kegiatan rutin saya dahulu…tapi bukan berarti menganggur ….karena waktu yang sehari hanya 24 jam itu….akan saya ubah ke pola kegiatan positif dimana saja, kemana saja, kapan saja………………….I will be’back!

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun