Mohon tunggu...
Wati Faat
Wati Faat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa ekonomi

Anak pertama

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Demo di Bulan Puasa! Mahasiswa Hilang Kesabaran dan Berakhir Ricuh

12 April 2022   20:00 Diperbarui: 12 April 2022   20:05 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Aksi unjuk rasa Senin, 11 April 2022, bertepatan pada bulan suci ramadan pada puasa ke 9 yang dilaksanakan di depan kantor DPRD Provinsi kota Kendari yang dilakukan oleh ribuan mahasiswa dari 4 Universitas UHO, IAIN, UMK, UNSULTRA, dan Masyarakat. 

Dalam aksi tersebut ada 5 tuntutan mahasiswa kepada Presiden, 

1. Menolak wacana perpanjangan 3 priode, 

2. Menolak wacana penundaan pemilu 2024

3. Mendesak pemerintah untuk menuntaskan kelangkaan minyak goreng 

4. Mendesak pemerintah untuk menyelesaikan kenaikan BBM merek pertamax

5. Menolak kenaikan pajak pendapatan nasional. 

Ke lima tuntutan tersebut disampaikan secara langsung oleh mahasiswa di depan kantor Provinsi kota Kendari. 

Aksi demo yang dilakukan di depan kantor DPRD Provinsi tersebut awalnya berlangsung damai tanpa ada keributan dan kerusuhan. Namun sekitar 13.20 Wita massa mulai melempari kepolisian dengan batu, mereka juga membakar petasan yang kemudian di lemparkan ke kepolisian. 

Mulanya, bentrokan yang terjadi belum dalam keadaan tensi tinggi.  Namun, mahasiswa yang kehilangan kesabaran terus melakukan penyerangan dengan melempar batu ke arah kepolisian dan gedung DPRD. Hal tersebut memicu bentrok antar mahasiswa dan polisi. 

Polisi pun akhirnya melepaskan beberapa tembakan gas air mata ke arah mahasiswa untuk memukul mundur massa. 

Hingga pukul 14.00 Wita,  kondisi masi bentrok, pokisi dan mahasiswa masi saling serang.  Hal ini membuat kepolisian terus berjaga 

Walaupun aksi demo ini dilakukan di bulan Ramadan, hal tersebut tidak menjamin para mahasiswa dapat menahan emosi dan kesabarannya. Hal tersebut justru semakin menambah emosi mahasiswa karena rasa lelah

Tiswan berharap,  mahasiswa maupun masyarakat dapat menyampaikan aspurasinya dengan tertib,  santun, aman serta menghindari tindakan anarkis karena jika hal tersebut terjadi maka akan merugikan masing-masing pihak baik pihak kepolisian maupun pihak mahasiswa dan masyarakat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun