Mohon tunggu...
Watie Soebandhi
Watie Soebandhi Mohon Tunggu... Lainnya - Parenting - Playing - Lifestyle

Seorang ibu yang suka belajar menulis. Silahkan mampir ke ceritaembu.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Keharmonisan Keluarga di Tengah Pandemi

16 Oktober 2021   13:30 Diperbarui: 16 Oktober 2021   13:51 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Kehidupan di era kebiasaan baru memberikan dampak yang begitu besar bagi keluarga. Saat seluruh keluarga berkumpul di rumah dalam waktu yang begitu lama, ada yang semakin erat, kompak dan saling support satu sama lain. Namun, ada juga keluarga yang semakin rentan.

Terlalu lama bersama di rumah saat pandemi tidak hanya membuat kehidupan keluarga terasa menyenangkan sepanjang hari. Namun, rasa jenuh, bosan dan stres yang berujung pada cekcok justru sering menghampiri. Hal ini dipengaruhi adanya hal-hal eksternal perubahan ekonomi, pendidikan, sosial dan mental.

Banyak keluarga yang secara ekonomi menjadi terpuruk sejak pandemi. Banyak kepala keluarga yang harus kehilangan pekerjaannya. Keterpurukan ekonomi juga menjadi salah satu faktor pemicu adanya keretakan dalam keluarga. Belum lagi anak-anak dan para orangtua yang harus belajar juga bekerja secara daring membuat kegiatan monoton tersebut menjadikan jenuh dan stres.

Melihat dampak positif dan negatif pada keluarga saat pandemi, untuk meminimalisir dampak negatifnya berikut adalah tips dalam menjaga keharmonisan keluarga di tengah pandemi agar tetap terjalin dengan baik :

1. Beribadah bersama

Melakukan ibadah bersama membuat hubungan yang baik secara horisontal dengan anggota keluarga dan secara vertical dengan Tuhan. Dengan konsisten melakukan kegiatan beribadah bersama di rumah, anggota keluarga jadi bisa melatih diri untuk berpikir secara positif, untuk sementara tidak memikirkan hal keduniawian yang membuat hati jenuh dan down, rasa kebersyukuran anggota keluarga masih diberikan kesehatan, semakin mendekatkan diri pada Tuhan sehingga memberikan rasa kasih sayang juga takut untuk saling menyakiti satu sama lain dan meningkatkan keharmonisan serta kekeluargaan.

2. Makan bersama

Banyak yang bilang kalau dari meja makan bisa mempererat hubungan keluarga. Hal ini benar adanya. Di tengah kesibukan masing-masing anggota keluarga, meluangkan waktu makan bersama menjadi waktu yang tepat untuk saling bertukar pikiran, bercanda dan menjalin komunikasi satu sama lain. Rasa saying tidak timbul begitu saja. Komunikasi yang terjalin dengn baik memperkuat rasa saying antar anggota keluarga dan menciptakan ketahanan keluarga yang kuat.

3. Menikmati film kesayangan

Memberikan jeda pada tubuh dari rutinitas sehari-hari memberikan efek rileks pada tubuh dan otak. Pikiran jadi jernih dalam berfikir dan emosi menjadi stabil. Menggunakan waktu pada malam hari untuk menonton film kesayangan bersama anggota keluarga membuat suasana cair dan tidak canggung. Anggota keluarga bisa saling bertukar pikiran, ilmu pengetahuan, cerita film dan lain sebagainya saat menonton film kesayangan.

4. Bermain dengan anak

Tidak hanya orang tua yang merasakan dampak dari kebiasaan baru. Anak-anak juga merasakan dampaknya karena seluruh kegiatan di pusatkan di rumah. Mereka tidak bisa bermain dengan teman-temannya di luar rumah. Tentunya anak-anak juga ikut merasakan rasa jenuh dan bosan.

Kegiatan bermain adalah salah satu kegiatan bonding antara orangtua dan anak. Mulai ubah paradigma bahwa mengurus anak dan menemani anak bermain adalah tanggung jawab Ibu. 

Ayah juga turut andil dalam merawat, mengurus dan menemani anak bermain serta belajar. Anak akan merasa senang saat ditemani bermain oleh orangtua, bermain bersama juga menimbulkan rasa nyaman pada anak. Hal ini mengurangi stress pada anak karena harus stay dirumah saja sampai waktu yang belum ditentukan.

Men-support anak melalui ide-ide bermain yang dapat dilakukan bersama anak ada banyak di media sosial dan youtube. Tentunya agar nyaman saat mencari ide-ide bermain, pastikan dulu jumlah perangkat yang dipakai agar internet tidak lelet. Kecepatan bandwidth juga dipengaruhi oleh perangkat yang terkoneksi dengan internet dalam waktu yang bersamaan. Jika dalam waktu yang bersamaan penggunaan perangkatnya lebih banyak, maka akan berpengaruh pada kecepatan internetnya.

IndiHome dengan jaringan fiber optik yang tersebar di seluruh negeri menawarkan pilihan kecepatan 10 Mbps sampai 300 Mbps yang bisa dipakai untuk 25-30 perangkat. Sesuaikan pilihan kecepatan layanan internet sesuai dengan kebutuhan. Aktivitas dalam mencari ide bermain, bekerja, belajar, dan berselancar di dunia maya menjadi lebih nyaman dan bebas hambatan. Orangtua dapat membuat kondisi yang menyenangkan pada anak dengan aktivitas tanpa batas.

Keharmonisan keluarga tercapai saat semua anggota keluarga kompak dan saling memberi support satu sama lain. Gimana, keharmonisan keluarga di masa pandemi bisa di wujudkan dari rumah bukan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun