Menjadi anak daerah dengan segala keterbatasannya namun penuh mimpi, membuat ruang bebas gerak saya sangat terbatas. Harapan untuk bisa menjelajahi Negeri tercinta meambung tinggi, namun apa daya kaki tak sampai. Saya berasal dari Garut, dan satu gurauan teman-teman masa SMA yang tidak bias saya lupakan adalah " Garut merupakan Kota kecil yang bahkan di Peta pun tidak Nampak keberadaannya". Namun tentu saja itu hanya gurauan dan tidak merupakan hal sebenarnya, karena kenyataannya Garut merupakan satu Daerah yang dari waktu ke waktu terus mengalami perkembangan yang signifikan dari segi infrastuktur dan terutama peningkatan dari segi kuliner dan wisatanya. Walaupun saya akhirnya hijrah ke Ibukota, saya selalu meluangkan waktu untuk mengikuti perkembangan terbaru dari Kota kelahiran saya tersebut.
Mengapa saya mengawali tulisan ini dengan menceritakan sekilas tentang Garut? karena saya ingin siapapun yang membaca tulisan saya ini, baik yang sudah pernah pernah ke Garut ataupun belum, tahu bahwa di satu sudut Bumi Pertiwi ini ada kekayaan alam Indonesia yang sangat pantas di perjuangkan kelestariannya, dan semua ada di Garut.
[caption id="attachment_375993" align="aligncenter" width="300" caption="Saya dan Keindahan Darajat Garut"][/caption]
Kembali saya mengingat impian masa kecil saya yang bertekad berkeliling Nusantara dan sampai saya dewasa pun saya belum tahu kapan impian itu akan terwujud. Masalah waktu, masalah kondisi keuangan, ataupun kondisi fisik terkadang menjadi hambatannya. Tapi saya yakin, suatu saat impian itu akan terwujud. Saya yakin, bahwa saya "si wong ndeso" ini akan dapat "menyentuh" sendiri warisan-warisan luar biasa yang ada di belahan Indonesia. Saya juga meyakini, Tuhan akan selalu memberikan cara yang tepat dan di sesuaikan dengan kemampuan saya.
Betapa bahagia ketika kaki telah menginjak Ibukota, ketika kesempatan untuk mengembankan diri telah datang. Dan sampai akhirnya, impian saya pun semakin mendekat. Tibalah waktu dimana saya dapat mengunjungi TMII (Taman Mini Indonesia Indah) yang sempat beberapa kali saya lewati namun baru kali ini benar-benar mempunyai kesempatan menelusuri anjungan demi anjungan, berbagai Museum yang ada di dalamnya, dan juga begitu banyak hiburan yang mengobati rasa lelah setelah seharian "berkeliling Indonesia".
Akhirnyaaaa.. saya berkeliling Indonesiaaaaaa..
Tuhan begitu baik membuat sedemikian banyak kekayaan dan keindahan di Indonesia yang miniaturnya telah saya datangi. Kita patut bersyukur karena sempat memiliki Ibu Negara seperti Ibu Siti Hartinah Soeharto (yang biasa kita panggil Ibu Tien) yang tergerak untuk membangun TMII untuk membangkitkan kebanggaan dan rasa cinta terhadap bangsa dan Tanah air, serta untuk memperkenalkan Indonesia kepada bangsa-bangsa lain di Dunia. Walaupun Ibu Tien telah tiada, namun nama Beliau akan selalu harum di hati kita semua. Rasa cintanya terhadap Indonesia ditunjukkan salah satunya dengan dibangunnya TMII pada tanggal 20 April 1975, itu artinya hanya tinggal menghitung hari saja TMII genap berusia 40 Tahun.
Sepertinya Visi Misi pembangunan TMII untuk memperkenalkan kebudayaan dan kekayaan alam kepada Bangsa Indonesia dan Bangsa lain, berhasil. Saya yang merupakan penduduk asli Indonesia sempat tidak mengenal kebudayaan dan kekayaan Negeri saya sendiri, namun dengan mengunjungi TMII saya merasa melek informasi dan takjub akan banyak hal yang ada di sana.
Siang itu sangat terik ketika saya berkesempatan untuk menjelajahi TMII. Dengan bekal seadanya saya melewati pintu gerbangnya setelah membayar tiket yang seingat saya tidak mencapai sepuluh ribu rupiah (saat ini tiket masuk TMII Rp.10.000/orang). Di beberapa langkah pertama mata saya sudah dimanjakan dengan anjungan yang sangat indah (saya lupa anjungan apa), dan ketika melihat sekeliling saya semakin takjub dan tidak sabar ingin mengunjungi semua anjungan. Disaat yang sama saya belum menyadari betapa luasnya TMII itu.