Nah, bagaimana spirit TRISAKTI hendak diimplementasikan dalam konsep pembangunan Pak Jokowi-JK? Marilah kita bersabar menunggu hasil reformasi dan postur APBN P 2015 nanti. Tapi, rasa-rasanya TRISAKTI rasa NEOLIB adalah fenomena yang tak terhindarkan dalam fenomena saling ketergantungan yang begitu kompleks (complex interdependence) baik secara regional maupun global.
Di sini saya jadi teringat ujaran Deng Xiaoping, “Saya tidak peduli, apa itu kucing putih atau kucing hitam, sejauh kucing itu bisa menangkap tikus, itu kucing yang baik”, dan negeri China makin maju seperti sekarang karena membuka diri secara besar-besaran terhadap investasi asing. Kita tahu Korea Selatan pun menempuh jalan modernisasi a-la Deng Xiaoping: investasi modal asing.
Kata kuncinya ialah peran dan hadirnya keberadaan Negara harus tetap sentral dalam mengontrol entitas pasar dan domain ekonomi supaya mekanisme redistribusi kekayaan bisa berjalan adil dan merata. Apakah Jokowi-JK mampu memerankan diri sebagaimana Deng Xiaoping bagi modernisasi dan industrialisasi China, jawabnya wait and see!. Pemerintah toh baru berjalan tidak lebih dua bulan, Bro!
*****
1) Lebih jauh tulisan Anwar Nasution lihat http://ramadhan.kompas.com/read/2014/08/28/14052791/PR.Jangka.Pendek.Jokowi-JK
2) Lihat http://www.anggaran.depkeu.go.id/dja/acontent/bibfin.pdf
3) Lihat http://www.anggaran.depkeu.go.id/dja/acontent/bibfin.pdf
4) Lebih jauh tentang analisis Sri Ardiningsih lihat:http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/08/20/073847926/94.5.Persen.Sudah.Terbagi.RAPBN.2015.Bisa.Sulitkan.Pemerintahan.Jokowi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H