Mohon tunggu...
Wasillatun Nazjah
Wasillatun Nazjah Mohon Tunggu... Mahasiswa - belajar, belajar dan terus belajar......

bismillah berkah, manfaat...amin

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perubahan Sosial Masyarakat dari Agraris ke Industri Prespektif Emile Durkheim

31 Maret 2023   14:12 Diperbarui: 31 Maret 2023   14:16 957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perubahan Sosial Masyarakat dari Agraris ke Industri Prespektif Emile Durkheim

Oleh:Wasillatun Nazjah

Masyarakat merupakan sekelompok orang yang menjalin hubungan antar satu manusia dengan manusia lainya, karena adanya sistem, tradisi, keyakinan, serta hukum tertentu yang membentuk kehidupan kolektif. Manusia tidak bisa hidup sendiri, tentu membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhanya. Industri merupakan sebuah pembangunan yang mengarah pada perubahan perekonomian yang mana berawal dari pedesaan, pertanian menjadi perkotaan, industri dan jasa-jasa. Jadi, dapat dikatakan bahwa Masyarakat Industri adalah sekelompok orang yang saling bergantung dan bekerja sama dalam proses memproduksi dengan dorongan oleh penggunaan teknologi modern yang bertujuan untuk menghasilkan barang dalam cakupan yang besar. Dalam pembahasan ini, penulis akan lebih berfokus kepada Perubahan Sosial Masyarakat dari Agraris ke Industri Prespektif Emile Durkheim. penjelasan Emile Durkheim mengenai masyarakat kota dan struktur masyarakat industri bermula dari kajiannya dari masyarakat primitif  ke masyarakat industrial dengan membahas tentang solidaritas mekanik dan solidaritas organik.

Didalam solidaritas mekanik, masyarakat primitif atau pedesaan pembagian kerjanya masih rendah, seperti ketika dalam proses pemanenan padi rata-rata semua masyarakat akan membantu tanpa adanya pembagian kerja yang terkadang menyebabkan kerjanya tidak imbang. Kesadaran kolektif kuat, masyarakat pedesaan ketika ada warga yang melangsungkan hajatan tak segan-segan saling membantu agar pekerjaanya cepat selesai. Hukum repsensif dominan, seperti ada orang yang menghina agama lain, hal ini masyarakat pedesaan akan menghukum orang tersebut dengan lumayan berat, karena tidak sesuai nilai dan norma yang ada. komunitas terlibat dalam menghukum seseorang yang menyimpang, seperti ketika ada seseorang yang kemalingan, pasti semua warga akan datang dan tak jarang juga akan menghajar maling, karena rasa kekeluargaan yang tinggi. Ketergantungan rendah, karena para petani sama sama mempunyai lahan pertanian padi jadi ketergantunganya rendah.

Solidaritas organik, masyarakat perkotaan dimana pembagian kerjanya tinggi, spesialisasi pekerjaanya banyak, salah satunya seperti ketika dalam suatu perusahaan ada manager, karyawan, hrd, dan lain-lain, ketika salah satu dari mereka terjadi permasalahan, maka akan mempengarui bidang lainya. Kesadaran kolektif lemah, karena masyarakat perkotaan ini, cenderung individual, mementingkan pribadinya sendiri, tidak terlalu ingin mencampuri urusan orang lain. Hukum restitutif dominan, ketika ada masyarakat yang melakukan kesalahan akan dihukum sesuai dengan apa yang ia lakukan. Badan Kontrol sosial yang menghukum orang menyimpang, seperti ketika ada orang yang melakukan pelanggaran, biasanya akan dilpaorkan ke pihak yang berwenang, seperti kantor polisi. Ketergantungan cukup tinggi, seperti dalam masyarakat perkotaan seorang dokter akan membutuhkan bahan bahan pertanian, karena sesama masyarakat kota sendiri jarang yang memproduksinya.

Selanjutnya, dapat kita lihat bagaimana perubahan sosial yang terjadi dimasyarakat, disebabkan oleh cepatnya alur modernisasi dengan berbagai teknologi-teknologi yang disuguhkan. Akibat modernisasi mengakibatkan perubahan hampir pada semua aspek kehidupan, tingkah laku, pola hidup, industrialisasi, dan sebagainya. Disamping itu, modernisasi juga dianggap sebagai transformasi nilai, dimana nilai tradisional harus dirubah dengan nilai modern. Dalam hal ini, mengakibatkan struktur nilai dari masyarakat agraris yang sangat kental dengan nilai sosialnya, seperti gotong royong, kehidupan kolektifitasnya mengalami perubahan.

Seperti yang sudah tertera dalam paragraf-paragraf sebelumnya, hal itu, juga menimbulkan berubahnya mata pencaharian masyarakat, yaitu adanya pergeseran tujuan atau orientasi yang awalnya pada sektor pertanian, menjadi sektor industri, jasa maupun perdagangan. Juga industrialisasi ini sangat mempengarui perubahan sosial masyarakat pedesaan dalam sistem dan struktur sosial masyarakat, salah satunya, dapat merubah pola hubungan pekerjaan dalam pedesaan yaitu petani, sehingga menjadi modern yaitu buruh pabrik ataupun karyawan. Nilai kolektifitas antar tetangga dalam kehidupan pertanian mengalami perubahan menjadi lebih mengutamakan kepentingan pribadinya. Nilai kekeluargaan tersebut berubah menjadi nilai kegunaan. Selain itu, karena banyak nya industri yang berada disekitar lahan pertanian juga, menyebabkan pencemaran lingkungan, air limbah yang terkena lahan pertanian tersebut mengakibatkan hasil pertanian kurang baik. Namun, disisi lain, adanya dampak perkembangan tingkat pertumbuhan pendapatan masyarakat dalam pola mata pencaharian, menjadikan masyarakat lebih berusaha dan mendapatkan kesempatan kerja. Dapat dilihat juga, bagaimana masyarakat desa sekarang, yang dahulunya hidup apa adanya, lalu berganti menjadi mencari banyak penghasilan dimana dalam masyarakat tersebut menimbulkan persaingan, serta munculnya kesenjangan dalam meraih pekerjaan dan pendapatan karena perbedaan keahlian antar petani dan non petani karena keterbatasan dalam akses lahan pertanian, tingkat pendidikan dan keterampilan.

Pengaruh indutsri ke pedesaan mengakibatkan masyarakat desa lambat laun menjadi masyarakat modern, dimana sekarang keanekaragaman sosial budaya dan status penduduk dan perubahan nilai agraris ke jasa industri. Perubahan juga dapat kita lihat bagaimana pola pikir, serta gaya hidup masyarakat desa yang mengikuti perkotaan, seperti salah-satunya lebih konsumti sering jalan-jalan, shoping, hal ini terjadi karena adanya penghasilan yang sebanding sebelum saat menjadi petani. Selain itu, juga sekarang teknologi juga merambah di wilayah pedesaan, dimana masyarakat mulai mengenal ilmu pengetahuan, media sosial, dimana interaksi semakin mudah dengan dunia luar seperti dalam hal kawasan pabrik dan sejenisnya. Kebanyakan anak muda pedesaan juga sekarang sekolah ke jenjang perkuliahan, sehingga hal ini juga menentukan prospek pekerjaanya, dimana disini menunjukan bahwa pola pikir masyarakat pedesaan sudah maju. Karena dengan perkembangan zaman, pekerjaan yang semakin tersepeliasisasi membuat masyarakat mau tidak mau mengikuti perkembangan zaman dimana dilakukanya kursus, pendidikan maupun pelatihan. Terlihat juga, masyarakat pedesaan sekarang lebih senang menginvestasikan pendapatanya untuk membeli sepeda motor, mobil atau lainya, berbeda dengan dulu yang senang membeli tanah atau hewan ternak.

Dengan demikian Perubahan Sosial Masyarakat dari Agraris ke Industri Prespektif Emile Durkheim ini, dimana dulu masyarakatnya yang hidup sederhana dan lebih mengutamakan kesadaran kolektifitasnya, seiring dengan perkembangan zaman, dengan adanya modernisasi, lambat laun dapat menggeser pola fikir, gaya hidup masyarakat, diantaranya seperti yang sudah dijelaskan dalam paragraf-paragraf sebelumnya. Hal ini, bagi penulis sendiri yang berasal dari desa, merasakan akan perubahan-perubahan tersebut.

Bahan Literatur

Jamaluddin. N A , (2015) "Sosiologi Perkotaan Memahami Masyarakat Kota dan Problematikanya" CV Pustaka Setia, Bandung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun