Mohon tunggu...
Wasiat Kumbakarna
Wasiat Kumbakarna Mohon Tunggu... karyawan swasta -

melihat sesuatu dengan lebih cerdas dan tenang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Waspadai Hoax Jelang Imlek!

26 Januari 2017   11:15 Diperbarui: 26 Januari 2017   11:28 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kekhawatiran Presiden Jokowi dan masyarakat perihal bahaya hoax atau berita bohong masih jauh dari kata usai. Hoax disebar untuk memecah belah bangsa dan memupuk intoleransi. Itulah mengapa Jokowi begitu concern dan mengambil langkah-langkah tegas memeranginya. Jika ada pihak yang menganggap Jokowi berlebihan dalam hal ini, maka ia tak mengerti benar ancaman nyatanya.

Dan perhatikan! Hoax bisa menimpa siapa saja. Tak hanya presiden atau orang penting, masyarakat umum pun bisa terkena hoax. Oleh karena itu, hoax adalah musuh bersama dan hanya bisa diperangi bersama-sama. Diperangi dengan penuh kesadaran bahwa tak ada satu pihak pun yang diuntungkan oleh hoax. Itu argumen yang harus dipahami bersama!

Hoax jelang Imlek

Dari sekian banyak hoax, salah satu yang mengkhawatirkan adalah hoax perihal Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang katanya mengeluarkan fatwa haram mengenai pemberian angpao dalam rangka hari raya Imlek 28 Januari besok. Perhatikan bahwa pihak MUI langsung membantahnya.

"Berita tersebut adalah tidak benar, bohong dan mengandung unsur fitnah, kebencian serta adu domba antar umat beragama," kata Zainut Tauhid Saadi, Wakil Ketua Umum MUI seperti dikutip dari www.detik.com.

Camkan! Jangan posisikan diri Anda pro MUI atau antiMUI seperti hoax yang marak belakangan. Bagi saya, hoax soal MUI keluarkan fatwa haram angpao jelang Imlek, sangat berbahaya karena itu bisa menambah buruk keadaan yang sekarang sudah sensitif. Atas dasar kepentingan menjaga kesatuan dan persatuan, maka kita harus sama-sama nyatakan hoax itu jahat.

Berhenti saling menyalahkan!

Lalu, siapa sebenarnya di belakang hoax? Pasti ada orang yang membuat dan menyebarkan hoax itu. Betul, pasti ada pihak jahat di belakang hoax, dan biarkan dalam konteks ini penegak hukum menjalankan fungsinya mengusut. Letakkan di koridor hukum dan berhenti saling menyalahkan antara satu pihak dengan pihak lain. Tidak akan ada yang mengaku dan tidak akan ada beresnya.

Ambil contoh saat diskusi ILC sepekan lebih silam, ketika Karni Ilyas bertanya pada tim sukses tiga calon gubernur peserta Pilkada DKI 2017, tak ada satu pun yang mengaku membuat atau menyebarkan hoax. Semuanya membantah dan semuanya mengklaim jadi korban hoax. Betul kan, makanya tak ada gunanya saling menyalahkan.

Sementara itu, bagi saya pribadi, ssebagai bentuk kontribusi terhadap gerakan memerangi hoax, maka saya pribadi tak akan memperkeruh keadaan dengan menyebarkan hoax. Itu cukup! (WK)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun