Mohon tunggu...
Wasiat Kumbakarna
Wasiat Kumbakarna Mohon Tunggu... karyawan swasta -

melihat sesuatu dengan lebih cerdas dan tenang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Masih Saja Membebani Jokowi dengan Kasus Ahok

4 Januari 2017   16:26 Diperbarui: 4 Januari 2017   16:38 1182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tahun 2016 sudah berlalu. Memasuki tahun 2017 rupanya Presiden Jokowi masih akan sering dihubung-hubungkan dengan Ahok yang saat sedang menjalani proses hukum. Malah ada saja pihak-pihak yang masih coba membebani Jokowi dengan Ahok. Padahal sudah sejak awal Jokowi tegas bahwa Ahok adalah urusannya proses hukum dan Jokowi sudah membantah tuduhan bahwa ia melindungi Ahok.

“Pembebanan” urusan Ahok kepada Jokowi ini ternyata tak hanya dilakukan oleh media dan media sosial di dalam negeri, tetapi juga media luar negeri. Salah satunya adalah The Wall Street Journal (WSJ), surat kabar harian internasional yang diterbitkan di New York, Amerika Serikat.

Dalam editorialnya berjudul Indonesia's Bad Political Turn tertanggal 27 Desember, seperti dikutip oleh website dalam negeri www.satuharapan.com, WSJ mengingatkan Jokowi akan bahaya korbankan Ahok. Dari judulnya saja terlihat bahwa WSJ mencoba membebani Jokowi dengan masalah Ahok.

Dalam edisi online-nya, WSJ mengingatkan apabila Ahok dinyatakan bersalah dalam kasus penistaan agama, Jakarta bukan hanya kehilangan seorang administrator dan reformator yang dapat diandalkan. Itu juga akan merusak keharmonisan agama dan etnis di Indonesia.

"Presiden Joko Widodo, yang adalah sekutu Ahok, tunduk kepada tekanan Islamis dan membuka penyelidikan terhadap penistaan agama. Sampai pada titik itu sepertinya Ahok masih dapat terbebas. Kebanyakan ahli agama yang dimintai nasihat oleh polisi mengatakan bahwa tidak ada kesalahan yang patut ditujukan kepadanya," demikian editorial WSJ.

WSJ tahu apa?

WSJ media luar negeri yang tak tahu dinamika politik dalam negeri Indonesia. Itu terbukti bahwa WSJ salah menafsirkan bahwa yang dimaksud oleh Jokowi sebagai "aktor politik" yang mendalangi demonstrasi mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Prabowo Subianto. “Keduanya pensiunan jenderal. (tetapi) Mereka menyangkal terlibat,” demikian dikutip www.satuharapan.com dari editorial WSJ.

"Tapi kedua pemimpin itu memiliki kepentingan untuk mengalahkan Ahok, karena pihak mereka memiliki calon yang bertarung dalam pemilihan gubernur, termasuk putra SBY sendiri. Jika salah seorang dari mereka menang, ia akan berada pada posisi yang baik untuk menantang Jokowi dalam pilpres 2019," lanjut editorial tersebut.

Baca selengkapnya di sini

Tak ada hubungannya dengan Jokowi

Jelas isi editorial WSJ itu bukanlah sikap maupun pernyataan Jokowi. Soal Ahok jelas Jokowi telah menyerahkannya kepada proses hukum dan tidak akan mencampurinya. Lalu, soal tuduhan kepada SBY dan Prabowo, jelas sekali Jokowi tak pernah menyatakan demikian. Itu hanyalah analisa tak berdasar pihak WSJ.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun