Mohon tunggu...
Wasiat Kumbakarna
Wasiat Kumbakarna Mohon Tunggu... karyawan swasta -

melihat sesuatu dengan lebih cerdas dan tenang

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Serius Tangani Isu di Medsos

29 Desember 2016   13:54 Diperbarui: 29 Desember 2016   13:56 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jangan dipikir pemerintah tidak serius menangani dan memantau media sosial (medsos) yang belakangan ini digunakan oleh “oknum tertentu” untuk menyebarkan berita hoax dan memfitnah pemerintahan. Maka, bijaklah dalam menggunakan medsos! Jangan sampai Anda kena batunya, dipenjara, dan susah sendiri.

Hal yang lebih penting dari itu, hati-hatilah dalam menggunakan medsos, men-share berita/isu tidak jelas, atau berkomentar tentang sesuatu yang begitu Anda pahami. Pasalnya, apa yang Anda lakukan di medsos bisa saja menyebabkan perpecahan bangsa dan negara. Ketika itu yang terjadi, maka yang susah adalah Anda sendiiri dan rakyat Indonesia, tentunya.

Rapat khusus tangani isu di medsos

Keseriusan Presiden Jokowi menangani medsos ditunjukkan dengan akan digelarnya rapat khusus penanganan berbagai isu yang berkembang di medsos. Hal tersebut diungkapkan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian seraya menginformasikan bahwa pihak Polri sudah membentuk badan khusus cyber untuk menangkapi para penyebar fitnah di medsos.

Sejauh ini, selama tahun 2016, Polri telah menangani kejahatan dunia maya sebanyak 4.453 kasus. Sebanyak 988 kasus atau sebesar 22% dapat diselesaikan.

Yang berbeda dengan tahun lalu, Jenderal Tito mengatakan, isu provokatif yang beredar di media sosial belakangan kian marak. Terakhir, ada informasi adanya "serbuan" tenaga kerja asal China yang jumlahnya mencapai 10 juta orang. Hal itu sudah dibantah oleh pemerintah, termasuk Presiden Jokowi.

Untuk itu, Tito meminta masyarakat untuk cerdas memilah konten berita untuk disebarluaskan. Terlebih lagi jika berita tersebut belum dapat dipastikan kebenarannya. "Jangan mudah meng-upload konten yang provokatif. Jangan juga men-share berita yang tidak jelas," ujar Tito seperti dikutip dari Kompas.com.

Om telolet om

Jika pihak pemerintah melalui Polri melakukan penanganan yang represif (selain juga preventif), selayaknya masyarakat madani/civil society juga bias berpartisipasi untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan medsos. Caranya adalah memperbanyak “orang baik” untuk berkomentar secara bijaksana di medsos, maka itu akan menjadi pembanding terhadap posting-posting fitnah yang bertujuan memecah belah bangsa.

Siapa orang baik yang dimaksud? Menurut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, tokoh agama, atau tokoh masyarakat yang berpikiran baik. Mereka bisa memberikan kalimat yang lembut, solutif, dan menyejukkan.

Upaya itu adalah upaya deradikalisasi terutama dari paham keagamaan yang menyimpang. Pesan yang ditampilkan dari orang baik akan mudah menjelaskan kepada publik, terutama konten negatif di media sosial. Pesan bijak lalu disebar secara berkala hingga menjadi kata-kata viral.

Pesan itu, menurut Ganjar, harus bisa diikuti seperti halnya fenomena "om telolet om" yang bisa disukai anak-anak, hingga Presiden AS Barack Obama. Upaya-upaya seperti itu bisa dilakukan sebagai upaya untuk deradikalisasi pemikiran-pemikiran yang coba ditanamkan melalui medsos. (WK)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun