Aksi bela Islam tanggal 2 Desember (aksi 212) lalu memang fenomenal baik dari segi jumlah maupun dari sisi damainya. Tak pelak banyak pihak yang ingin memanfaatkan alias menunggangi momen tersebut untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya. Rupanya, tak hanya aktor politik (seperti ditengarai pemerintah), teroris pun berusaha menunggangi momen bersatunya umat Islam itu. Lho??!!
“Bom Bekasi” untuk gulingkan Jokowi?
Tak lama setelah tanggal 2 Desember, tepatnya tanggal 10 Desember lalu, Densus 88 berhasil mengungkap rencana teror yang kemudian dikenal dengan sebutan rencana teror “bom Bekasi.” Untungnya, pihak kepolisian berhasil menggagalkan rencana teror bom bunuh diri yang disebut-sebut mengincar Istana Kepresidenan, bahkan hendak membunuh Presiden Jokowi.
Menurut pengamat politik dan keamanan dari Universitas Udayana A.A Bagus Surya Widya Nugraha, rencana kelompok teroris menyerang Istana lantaran pemerintahan Jokowi-JK dianggap tidak pro terhadap kepentingan umat muslim, sehingga harus digulingkan.
Ia menambahkan, secara tidak langsung, kasus penistaan agama yang dilakukan gubernur non aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjadi salah satu faktor yang memengaruhi teroris untuk mengincar Istana.
“Tapi kalau kaitan secara langsung masih perlu dibuktikan. Untuk kaitan secara tidak langsung mungkin ada pengaruhnya dengan bagaimana umat Islam yang sekarang sedang membela Al Quran, bisa digunakan sebagai doktrin bahwa pemerintah yang sekarang tidak pro terhadap umat Islam, jadi harus digulingkan,” beber Surya seperti diberitakan RMOL, Senin (12/12). Baca selengkapnya analisis Bagus: http://bit.ly/2ht7BoW.
Tak ada kaitan teroris dengan umat Islam!
Bagus Surya boleh saja menganalisis. Itu kerjaan dia sebagai pengamat. Tapi hal mendasar yang perlu dipahami bersama adalah bahwa umat Islam Indonesia tak pernah setuju dengan aksi terorisme. Bahkan, umat Islam Indonesia adalah musuh terorisme. Maka, sebaiknya tak perlu dikaitkan antara aksi terorisme dengan umat Islam Indonesia, karena memang tak ada kaitannya.
Saya pribadi khawatir komentar Bagus Surya malah memperuncing islamofobia yang terus direkayasa oleh media Barat. Pada akhirnya, malah akan memunculkan resistensi yang keras dari umat Islam. Padahal, umat Islam Indonesia adalah umat yang damai yang cinta Indonesia dan berkomitmen menjaga keutuhan NKRI.
Senada dengan saya, Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid merasa mengingatkan pihak kepolisian dalam menangani kasus temuan bom tersebut harus dilakukan secara adil dan transparan, lebih fokus dan tidak meluas ke mana-mana.
“Jangan dikembangkan kemana-mana, apalagi kasus bom dan aksi teroris itu dikait-kaitkan dengan umat Islam. Kalau mengembangkan opini seperti itu, sama saja dengan meneror umat Islam,” tutur Hidayat.
Menurut Hidayat, aksi teroris itu tidak dikenal dalam ajaran agama Islam. “Aksi teroris itu bertentangan dengan ajaran Islam. Jadi jangan dikait-kaitan dengan umat Islam,” ucapnya.
“Jangan dikesankan umat Islam anti Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan anti Bhineka Tunggal Ika. Kalau hal itu dilakukan malah menjadi teror bagi umat Islam,” katanya. Silakan baca selengkapnya di http://bit.ly/2ht7r0x.
Jadi, jelas kelompok teroris itu berusaha menunggangi momen aksi 212. Tapi mereka silakan kecewa karena umat Islam tak mendukung cara-cara teror. Umat Islam Indonesia cinta damai dan menyukai penyelesaian masalah melalui jalur hukum yang konstitusional. (WK)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H