Mohon tunggu...
Wasiat Kumbakarna
Wasiat Kumbakarna Mohon Tunggu... karyawan swasta -

melihat sesuatu dengan lebih cerdas dan tenang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bagi Umat Islam, NKRI Harga Mati!

15 Juli 2015   07:47 Diperbarui: 15 Juli 2015   07:47 896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Umat Islam menolak ISIS, mendukung NKRI. (sumber foto: radarsukabumi.com)"][/caption]

Umat Islam atau Muslim adalah elemen terbesar dalam naungan NKRI. Maka, hancur atau bertahannya NKRI tidak berlebihan jika digantungkan pada bagaimana umat Islam memandang NKRI itu sendiri. Ini penting mengingat banyaknya pemahaman impor belakangan ini yang mengancam keutuhan NKRI. Sebut saja ISIS, lalu dulu ada Jemaah Islamiyah (JI), sebelumnya ada juga Komando Jihad (Komji) dan juga NII.

Lalu bagaimana seharusnya umat Islam memandang NKRI? Salah satu pendapat yang bisa umat Islam renungkan adalah pendapat dari Habib Hasan bin Ja’far Assegaf dalam Tabligh Akbar Majelis Nurul Musthofa di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menurut Habib Hasan, lahirnya NKRI tak lepas dari peran para wali yang merupakan leluhur bangsa. Oleh karena itu, umat Islam di Indonesia pun wajib mempertahankan keutuhan NKRI dari berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan. "Negara ini terlahir karena perjuangan para wali yang merupakan leluhur bangsa yang merupakan rahmat terbesar bagi bangsa Indonesia," seru Habib Hasan.

Mempertahankan warisan leluhur

Habib Hasan melanjutkan bahwa, "Islam mengajarkan kita untuk terus mempertahankan warisan luhur dari para pendahulu. Salah satu warisan besar itu adalah NKRI ini." Tidak hanya menangkal setiap unsur yang ingin menggoyahkan NKRI, Habib Hasan juga menyatakan umat Islam di Indonesia, mesti aktif mengingatkan para pemimpin bangsa saat ini, jika tak amanah dan memberi teladan terhadap ratusan juta rakyat Indonesia.

Hal senada juga diungkapkan oleh kepala BIN yang baru, Sutiyoso ketika ditanya dalam konteks bahaya ISIS. “Islam itu adalah rahmatan lil alamin yang artinya agama yang membawa kedamaian. Jadi paham radikalisme seperti itu (ISIS) sudah pasti bukan Islam. Nah, oleh karena itu kita harus bisa melakukan seperti brainwash. Mencuci otak-otak orang yang sudah sesat ini. Dan BIN harus menjalin kerjasama dengan banyak pihak. Khususnya dengan pemuka agama,” ujar bang Yos.

Ulama penyejuk suasana

Peran ulama juga disebut penting oleh politisi PPP Achmad Dimyati Natakusumah. "Melihat kondisi seperti itu (saat ini), kita semua berharap peran para ulama dan peran para tokoh agama untuk terjun langsung membuat sejuk umat dan membuat sejuk seluruh rakyat Indonesia," jelasnya.

Ditambahkan Dimyati, yang harus diperbuat untuk menghadapi tantangan bangsa sekaligus menjaga keutuhan dan kerukunan beragama adalah seluruh rakyat Indonesia merasakan sebagai satu saudara, satu nasib dan sepenanggungan.

"Jika bangsa ini sudah merasa sebagai satu keluarga, satu darah, maka akan mampu menjaga kerukunan antar umat beragama, menjaga keutuhan bangsa. Sekaligus mampu menghadapi tantangan bangsa baik internal atau global," tandasnya.

Setuju sekali dengan pak Dimyati. Terutama dim omen Ramadan dan sebentar lagi Idul Fitri seperti saat ini, para ulama sangat relevan sebagai penyejuk suasana. Ini menjadi penting mengingat juga sebentar lagi rakyat Indonesia dihadapkan pada Pilkada serentak, di mana sering terjadi pengelompokan massa pendukung dibarengi saling hujat, saling caci, dan saling serang. Semoga saja tidak terjadi!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun