Perang asimetri memecah NKRI
Di sisi lain, saya setuju adanya perang asimetri dapat menghancurkan NKRI. Perang asimetri tidak lagi memainkan aspek keamanan tapi justru aspek ekonomi. Dulu pola perangnya sederhana, yaitu barat dan timur. Namun sekarang perang itu antara blok kekuatan baru dan blok kekuatan lama. Kalau dikatakan teori ini tidak benar bahwa tidak ada yang menukangi, tapi kenyataannya secara tidak kasat mata terlihat jelas bahwa pelemahan negara ini terus terjadi di mana-mana.
Pengamat berpendapat bahwa kelompok tertentu yang sedang berusaha menciptakan tata kelola dan konfigurasi dunia baru. Salah satu yang coba diserang dari Indonesia adalah agar terjadi krisis di ranah hukum. Ada banyak indikasinya, salah satunya kejadian-kejadian seperti penegak hukum berkelahi dan menang-menangan.
Bersatu melawan “musuh”
Tentu saja permasalahan ini, perang ini, harus kita menangkan. Perang ini bisa kita menangkan jika seluruh elemen masyarakat dan juga pemerintah bersatu padu, bahu membahu bekerja keras. Jangan ada saling serang, saling hujat di internal bangsa, karena itulah yang diinginkan “musuh”. Bangsa yang lemah adalah bangsa yang tak mampu bersatu!
Jika itu terjadi, jangan salahkan jika Indonesia bernasib seperti Somalia yang punya wilayah tapi tidak lagi punya pemerintahan? Atau, seperti Uni Sovyet yang pecah menjadi beberapa negara kecil! Kita harus waspada akan hal itu, karena pernah diungkapkan oleh mantan Menhan AS (1997-2001), William Sabastian Cohen, tentang skenario Indonesia pecah menjadi beberapa negara.
Uni Soviet dipecah jadi 15 negara merdeka, kemudian Yugoslavia menjadi enam negara merdeka, demikian juga Cekoslowakia. “Di Irak saat ini sedang terjadi proses pemecahan dari masing-masing suku. Apakah Anda ingin NKRI menjadi seperti itu?! Tentu tidak, karena seperti Bung Karno pernah katakan, kita ingin hidup 1000 tahun lagi!
Oleh karena itu, bersatulah seluruh elemen bangsa! Rapatkan barisan! Hentikan saling menghujat dan mencaci maki!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI