Sebagai rakyat awam, kita benar-benar harus hati-hati dalam menyaring berbagai pemberitaan di media. Saya belakangan geleng-geleng kepala dengan tren berita politik yang hanya berdasar pada praduga pengamat tertentu. Malah seringkali jelas pengamat politik tertentu itu partisan terhadap satu kubu, katanya malah banyak pengamat yang dibayar.
Salagh satu yang mengganggu menurut saya adalah munculnya desas-desus penjegalan bahkan pemakzulan presiden terpilih Jokowi, yang katanya berawal dari kicau pengamat politik Thamrin Amal Tomagola yang sifatnya praduga belaka, tanpa bukti dan karenanya tidak mempunyai dasar yang kuat. Repotnya itu dijadikan pembenaran oleh media dan pihak-pihak tertentu.
Silakan baca ini: http://news.detik.com/read/2014/10/08/192222/2713526/10/pengamat-beberkan-celah-kmp-untuk-goyang-pemerintahan-jokowi-jk.
BIN bantah Tomagola
Kita melihat betapa desas-desus penjegalan dan pemakzulan Jokowi itu lalu menjadi bola liar. Digosok sana-sini, digoreng bolak-balik oleh pihak-pihak yang bagi saya tak peduli bahwa itu berpotensi konflik dan membahayakan negara.
Untung saja desas-desus itu segera dibantah oleh Kepala Badan Intelijen Negara, Letjen TNI (Purn) Marciano Norman. Hingga detik ini, kata Marciano, tidak ada indikasi usaha menggagalkan pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden M Jusuf Kalla. "Dari data intelijen, tidak ada indikasi kuat usaha-usaha untuk menggagalkan pelantikan Presiden," kata Marciano seperti dikutip dari rimanews.
Menurut Marciano, pihak BIN juga melakukan komunikasi kepada semua pihak yang memiliki kekuatan untuk turun ke jalan. "Ini agar pada Senin (20/10) benar-benar menjadi hari yang dinanti-nantikan oleh seluruh rakyat (Indonesia, red)," kata Marciano.
"Justru yang kritis adalah kesiapan ketua dan wakil. Kalau sampai terlambat sedikitpun, bisa berkembang isu-isu, misalnya dicegat dan sebagainya. Jadi, jangan datang terlambat, jaga kesehatan, jangan sampai sakit," tegas Marciano.
Jadi, kita harus lebih percaya kepada BIN karena selain sebagai lembaga negara, pastinya BIN lebih memiliki dasar yang kuat dalam melakukan penilaian ketimbang si Tomagola yang kita tahu sebagai pengamat yang kontroversial dengan pemikiran liberalnya!
Lagipula, Jokowi sudah bertemu Prabowo kok
Ini langkah yang mesti diapresiasi oleh berbagai kalangan. Ketika PDIP gagal bermain politik di DPR RI, yang akibatnya Koalisi Indonesia Hebat (KIH) kalah 0-5 dari Koalisi Merah Putih(KMP), Jokowi turun tangan memecahkan kebuntuan. Jokowi dengan besar hati, tak seperti ketum PDIP, mau menemui pimpinan-pimpinan KMP, terutama mantan rivalnya di pilpres lalu, Prabowo Subianto.
Presiden Terpilih Joko Widodo bertemu dengan Prabowo pagi tadi jam 10. Pertemuan keduanya berjalan penuh keakraban, penuh canda tawa.
"Bapak Prabowo dan Bapak Jokowi akan bertemu jam 10 pagi ini," kata orang dekat Prabowo, Edhie Prabowo.Saya jujur suka dengan apa yang dilakukan Jokowi belakangan. Mestinya PDIP malu dengan Jokowi.
Satu lagi, saya perhatikan Jokowi jauh lebih percaya diri dan tahu dimana posisinya. Misalnya, ketika diwawancara apakah Jokowi mengetahui keterlambatan surat pengunduran diri sebagai gubernur, ia justru bertanya lantang ke awak media.
"Kamu tahu nggak saya siapa?" ujarnya sembari mengayunkan tangan kirinya ke dada. Ia mengatakan dengan posisinya sekarang ia seharusnya tidak mengurusi hal-hal sederhana. "Apa saya urusan surat menyurat. Masa saya ngurusin surat menyurat," katanya.
Ya, dialah Jokowi, presiden RI ke-7. Bukan lagi hanya petugas partai PDIP! Semua pihak harus mendengarkan titah dia, terutama kelompok yang selama ini mendukungnya, PDIP dan KIH, termasuk Megawati!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H