Mohon tunggu...
Octavianus Gautama
Octavianus Gautama Mohon Tunggu... Suami/Ayah/Pengusaha/Penulis/Pelatih/Pencetus Ide/Anak/Pembicara -

Seorang suami dengan dua anak yang masih terus belajar untuk menjaga keseimbangan antara keluarga dan karir, antara hidup dengan fokus dan hasrat untuk mengambil setiap kesempatan yang ada.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kebangkitan Nasional Menuju Indonesia Raya

20 Mei 2016   10:09 Diperbarui: 20 Mei 2016   10:14 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.indoberita.com/wp-content/uploads/2015/05/Hari-Kebangkitan-Nasional.jpg

Dalam perjalanan mengantar anak ke sekolah pagi tadi, kendaraan kami tiba-tiba dihentikan di tengah jalan bersamaan dengan semua kendaraan lain. Awalnya, kami sempat bingung mencari tahu gerangan apa yang sedang terjadi. Kemudian sayup-sayup terdengar lagu Indonesia Raya sedang dikumandangkan dari kantor polisi yang berada di sebelah kiri jalan. Saya dan semua pengendara berhenti dengan hikmat tanpa membunyikan klakson atau suara sedikitpun selama lagu berlangsung. Dan sayapun teringat bahwa hari ini adalah tanggal 20 Mei dan merupakan Hari Kebangkitan Nasional.

Sudah beratus-ratus tahun lamanya bangsa Indonesia hidup dibawah penjajahan Bangsa Belanda. Satu generasi lahir dan menjadi dewasa menggantikan generasi sebelumnya. Dan selama hidup mereka, penderitaan dan penindasan di tanah air ini harus mereka alami.  Setiap keluhan dan pemberontakan yang mereka lakukan berakhir pada tekanan yang makin keras dari tangan penguasa. Tetapi asa untuk bebas itu tidak pernah lepas dari diri mereka. Walau diterpa dengan badai pencobaan dan siksaan, api pengharapan untuk merdeka itu tidak pernah padam. Dalam setiap generasi selalu muncul para pemimpin muda yang dengan penuh semangat menjawab kegelisahan hati mereka dan berkata: Saya sudah tidak tahan lagi! (http://www.kompasiana.com/warungpemimpin/saya-sudah-tak-tahan-lagi_57358054a723bde306f25b2b)

Saya sudah tidak tahan lagi melihat penderitaan yang dialami oleh bangsaku!

Saya sudah tidak tahan lagi melihat harga diri bangsa yang terus diinjak-injak demi uang dan kekuasaan!

Saya sudah tidak tahan lagi melihat kami diadu domba satu dengan yang lain sementara bangsa penjajah terus memperkaya diri mereka!

Saya sudah tidak tahan lagi!

Dan merekapun bergerak.

Salah satu gerakan itu terjadi pada sebuah hari Minggu pagi, ketika Dr. Sutomo dan para mahasiswa STOVIA berkumpul dan mengembangkan usulan dari Dr. Wahidin Sudirohusodo.  Yang menarik adalah bahwa mahasiswa STOVIA bukanlah orang pertama yang mendengarkan masukan dari Dr. Wahidin ini. Ketika sang dokter berkeliling Jawa sambil memberikan pengobatan gratis, beliau juga menyempatkan diri untuk bertukar pendapat dengan tokoh-tokoh masyarakat lokal dan membagikan visinya untuk memajukan kecerdasan para kaum muda. Dr. Wahidin percaya bahwa salah satu syarat agar bangsa Indonesia bisa membebaskan diri dari penjajahan adalah bahwa rakyat harus cerdas dan bersatu.

Dan kegelisahan untuk membangkitkan kecerdasan bangsa inilah yang menjadi pendorong terbentuknya organisasi Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Dr. Sutomo dan para mahasiswa ini percaya bahwa mereka tidak sendirian dalam kerinduan untuk melihat kebangkitan dan kemerdekaan bangsa Indonesia. Melalui organisasi ini, mereka berharap agar kegelisahan banyak orang itu bisa disatukan untuk menjadi suatu kekuatan suara yang besar. Mereka percaya bahwa ketika rakyat bersatu mengejar suatu mimpi, maka tidak ada yang mustahil. Bahkan bila kekuatan yang menghadang adalah bangsa penjajah yang sudah menguasai tanah air ini selama beratus-ratus tahun.

Lebih dari seratus tahun kemudian, saya dan Anda hidup dalam alam bebas nan indah menikmati buah hasil perjuangan mereka. Setelah lebih dari 70 tahun merdeka, bangsa Indonesia saat ini mulai membangun mimpi yang lebih besar.

Dan seperti saat itu, mimpi ini terlihat mustahil. Indonesia ingin maju dan berperan dalam dunia internasional ? Indonesia mau berpartisipasi dalam menjaga kedamaian dunia? Indonesia ingin menciptakan tol laut dan mengoptimalkan potensi alam yang dimilikinya?

Banyak orang berkata bahwa itu adalah mimpi yang mustahil. Bukankah terlalu banyak orang yang serakah dan mementingkan diri sendiri di tanah air ini? Bukankah keegoisan telah menjadi kanker bukan hanya di kota besar, tetapi juga di kota kecil? Bukankah pemerintahan bersih adalah dua kata yang bertolak belakang? Mana ada sih politisi yang bisa dipegang kata-katanya? Bagaimana mungkin rakyat biasa bisa berbicara ditengah begitu besarnya teriakan dari raksasa-raksasa partai politik? Jangan mau diperbodoh dengan impian untuk melihat Indonesia Raya... kenyataan tidak semudah menyanyikan lagunya.

Dan banyak orang melihat dan membuang mimpi yang mustahil itu. Dan banyak yang berkata bahwa hanya orang bodoh yang memegang idealisme yang begitu tinggi. Dan seperti yang dilakukan oleh banyak tokoh-tokoh masyarakat yang ditemui oleh Dr. Wahidin, orang-orang ini memilih untuk tetap berada di status quo dengan kondisi yang sama daripada melangkah keluar dari zona nyaman dan berbuat sesuatu untuk hari esok yang lebih baik.

Hari Kebangkitan Nasional mengingatkan saya dan Anda bahwa tidak selalu orang-orang yang dipandang bodoh dengan idealisme yang tinggi itu akan berhenti di tengah jalan. Dengan memandang visi kemerdekaan yang masih jauh ke depan, mereka melakukan apa yang bisa mereka kerjakan pada hari itu.

Bagaimana dengan kontribusi saya dan Anda hari ini? Hal apakah yang menjadi mimpi Anda untuk tanah air tercinta ini? Mungkin impian besar kita akan bangsa tercinta ini tidak akan tercapai dalam waktu singkat, tetapi itu tidak memberikan alasan kepada kita untuk menguburkan impian itu dan tidak melakukan apa-apa pada hari ini.

Dua puluh tahun setelah Budi Utomo berdiri, terlihatlah hasil pertama dari generasi yang sudah diperlengkapi dengan pendidikan yang lebih baik. Di bulan Oktober 1928, satu generasi baru dari pemuda pemudi Indonesia bersatu dan mengucapkan ikrar Sumpah Pemuda. Mereka mengambil satu langkah lebih dekat lagi menuju Indonesia merdeka.

Dan 17 tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945, mimpi yang suatu waktu terdengar mustahil itu, yaitu kemerdekaan dan kebebasan dari tangan penjajah, mimpi itu kita raih dan terus dipertahankan hingga hari ini.

Selamat Hari Kebangkitan Nasional! Mari kita menjadi generasi bangsa yang bisa membanggakan pendahulu kita dengan memberikan hari esok yang lebih baik untuk generasi yang akan datang!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun