Â
Pada hari raya baru-baru ini, saya dan keluarga pergi ke pantai untuk bermain dan berenang. Kami sangat senang dan sangat menikmati waktu kebersamaan ini. Sammy (5 tahun) anak sulung saya segera turun untuk bermain pasir bersama sepupunya. Tak lama kemudian, merekapun melakukan salah satu kegiatan kesukaan mereka: mengumpulkan kulit kerang. Mereka mengambil gelas aqua bekas yang dibuang orang dan dengan penuh semangat, mencari dan memilah kulit-kulit kerang yang ada di pesisir pantai.Â
Tak lama kemudian, adik ipar saya mengajak mereka untuk mencari kepiting kecil yang biasa bersembunyi dibawah pasir laut. Dengan semangat, kami mengorek-ngorek dan mencari-cari. Tak lama kemudian, satu kepiting kecil berhasil ditangkap. Kamipun memasukkannya ke dalam gelas aqua. Keberhasilan kecil ini memicu semangat kami untuk mencari lagi.Â
Â
Tak lama kemudian, bukan hanya kepiting yang kami temukan. Harta karun lain adalah kerang hidup, keong...Â
Â
Anak-anak kami sangat gembira dengan tangkapan ini dan mereka menunjukkan kepada semua orang yang mau memberikan perhatian.
Anak-anak SD yang sedang mencari itu kembali melewati kami. Tampang mereka lesu. Mereka masih belum berhasil menangkap satupun binatang dan kami mendorong mereka untuk mencoba lagi. Merekapun mencoba lagi, tetapi tidak untuk waktu yang lama. Ketika kami melihat mereka lagi, mereka kelihatannya sudah menyerah dan memilih untuk melakukan aktivitas yang lain.
Melihat mereka menjauh, saya merasa sedikit sayang. Asal mau mencoba saja, saya percaya mereka akan berhasil. Asal mau berusaha terus, maka keinginan mereka untuk menangkap kepiting atau kelomang hidup itu akan tercapai. Dari segi kemampuan, tidak ada bedanya diantara kami dan mereka. Dari segi pengalaman, frekuensi kami menangkap kepitingpun tidak lebih banyak. Sayangnya, mereka menyerah setelah gagal beberapa kali.
Tetapi saya sangat mengerti kok dengan situasi mereka. Sayapun pernah menyerah karena menemukan kegagalan demi kegagalan dalam usaha saya mengejar sesuatu. Saat itu, saya menjadi putus asa, kecewa dan merasa bahwa hal yang saya kejar itu tidak akan pernah tercapai.