Mohon tunggu...
warung kopi plus
warung kopi plus Mohon Tunggu... -

tempatnya ngopi sambil ngobrol bersama sama

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Seandainya Anda Satpol PP (Pamong Praja)

22 Agustus 2011   23:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:33 11789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

..., dari berbagai kasus "keganasan" satpol pp, dan beritanya yang ada di Indonesia akhir2 ini saya berpikir bahwa:

Kasihan juga satpol pp ini, satpol pp juga manusia, punya keluarga, punya kebutuhan hidup, punya emosi, punya stress akibat gaji bulanan ga cukup..., apalagi yang statusnya masih kontrak dan ga jelas kontraknya sampai kapan... Gaji mereka tak lebih dari 2jt, plus tunjangan-tunjangan totalnya kurang lebih 3-3.5 juta (khusus yang udah pns golongan II-III) kalau yang masih golongan "kontrak atau honor" mungkin sekitar 2,5jt kebawah totalnya.

Untuk kebutuhan hidup, insyaallah cukup kalau dicukupkan..., tetapi kalau dipake ke "KFC" tiap hari mungkin hanya cukup untuk 10 hari..., 20 hari berikutnya???

Jelas diantara mereka ada yang memiliki emosi yang tinggi, mudah marah dan tersinggung, sama seperti kita, apabila diejek dan dihina. Mungkin diantara mereka ada yang pernah mendaftar di "POLRI" atau pun di "TNI", dan yang pasti mereka tidak ketrima. Salah satu alasannya mungkin karena tingkat emosi dan Bla...Bla...Bla 'nya yang tidak standar POLRI atau pun TNI.

Lihatlah kota-kota di "Jawa", yang aku lihat di luar "Jawa" tak seperti di "Jawa" kondisinya (di Balikpapan, di Pekanbaru, di Banda Aceh, di Samarinda) minimal tak separah di "Jawa". Lihat disana, permukiman di pinggir sungai, jelas banyak diantara mereka yang menempati tanah bukan hak miliknya. Jualaan di pinggir jalan, di trotoar..., untuk kasus yang ini aku ingat kata dosenku:

"..., kalau ada orang yang berjalan di trotoar, kemudian orang tersebut turun ke jalan (diluar badan trotoar) karena trotoarnya dipake jualan pedagang kaki lima, dan orang tersebut ditabrak kendaraan bermotor, maka siapa yang salah...???, secara Hukum, orang tersebut bisa menuntut ke Pemerintah Daerah karena lalai tidak mentertibkan fungsi trotoar sebagai tempat berjalan kaki, Pedagang Kaki Lima yang berjualan di Trotoar"
Kalau itu terjadi di Indonesia, pasti akan menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi Pemerintah Daerah dan Pedagang Kaki Lima.


Lihat kasus-kasus penggusuran dari berbagai sudut pandang:

1. Sudut pandang Walikota/Bupati:

Jelas tujuannya untuk mendapatkan Adipura dan untuk dapat tercapainya Visi dan Misi Kota/Kabupaten, yaitu untuk mewujudkan kota yang bersih, indah dan tertib.

2. Sudut pandang Kepala Satpol PP

Giamana cara untuk menjalankan Renja Satpol PP, minimal untuk memberikan shock therapy bagi "pelanggar" kasus di Kota atau Kabupaten. Shock therapy ini diperlukan, karena mengingat bahwa Satpol PP tidak mungkin dapat mentertibkan Kota dan Kabupaten secara keseluruhan, sumberdayanya tidak mencukupi.

"Hemmm..., untuk shock therapy enaknya lokasinya dimana ya...???, yang disana kemaren udah bayar pajak 5 juta, yang di pinggir sungai itu kemaren tanggal 6 (enam) juga sudah setor 4 juta ke rekeningku..."


3. Sudut pandang Satpol PP:

Ini tugas dari atasan, kita kan harus loyal pada atasan..., hehehe yang lebih penting ada uang jalan nih, gimana mau diambil apa enggak...???

4. Sudut pandang Masyarakat yang tahu Hukum dan Aturan

Hemmm...., dasar PKL (pedagang kaki lima) kurang ajar, jualan asal aja ni pagar rumahku jadi ga keliatan, pakir jadi susah, jorok lagi..., sampah dibuang asal aja. Dan/atau, eh..., bangun rumah kok disitu??? itu kan tanahnya abang gue, busyettt deh gue mesti lapor ma pak satpol pp ni biar mereka diusir, ntar kalo dah keburu banyak susah diusirnya, trus biayanya juga makin mahal...

5. Sudut pandang pedagang atau penghuni rumah liar

Hehehe..., lumayan ni kan ada tanah kosong, strategis lagi buat dagangan makan, kan disini banyak anak kos tanahnya luas lagi, enak tu kayaknya kalau buat model warung lesehan...

dan/atau eh..., "Lu bangun rumah dimana (tanya ke kawannya)???"; "Disana, tanah kosong milik PT. Angin Ribut (jawab kawannya)"; "Masih ada tanah kosong ga di situ..(tanya ke kawannya)???"; "Ada tuh bangun aja di samping rumahku, pokonya ntar kalau mau digusur kita minta ganti rugi aja, kita kan udah susah2 bangun rumah, lagian tu tanah kosong dan ga dipake udah lama...(jawab kawannya)"; "Oke deh, ntar malam aku bangun rumah di samping rumahmu (sambil sms adik adiknya untuk siap-siap bantuin bangun rumah ntar malam).

6. Sudut pandang Agama

Itu perbuatan "dosa" karena melanggar hak orang lain, dan memiliki yang bukan hak "kita".

7. sudut pandang ku (penulis)

Itulah Indonesia'ku..., penuh liku-liku yang lucu...

Coba bayangkan, tentukan dimana anda berdiri dan sudut pandang apa yang akan anda lihat...

"..., pasti lambat laun "Kota" akan menjadi seperti tumpukan "sampah" kalau dibiarkan terus menerus..., dan "teorinya" pada batas tertentu, "Kota" dan penduduknya akan mengalami batas kejenuhan tertentu, karena kota menjadi tidak nyaman untuk ditinggali."
Contoh: aku tak akan mau tinggal di Jakarta dengan kondisi Jakarta yang seperti saat ini..., jalan kemana2 macet, banjir tiap tahun..., panas menyengat..., hemmm, kecuali aku punya "duit" yang bisa digunakan untuk membeli semua kenyamanan yang aku perlukan tujuh turunan..., hahahaha...Anda mau..???, silahkan itu pilihan anda sendiri.


Gimana, anda sudah menentukan sudut pandang anda...???

Oke, seandainya anda memilih sudut pandang nomor 5 (lima), anda pasti akan membela mati-matian hak anda, karena itu mata pencaharian dan hidup anda, kecuali anda memiliki alternatif tempat tinggal lainnya.

Sehingga, apabila disuatu waktu tempat anda "digusur", anda Anda harus bersatu dengan seluruh penghuni yang bernasip sama, membela rumah anda, minimal dapat ganti rugi untuk membangun di tempat lain.

Sebagai nasehat: anda bisa mengumpulkan, atau membuat suatu ikatan antar penghuni tanah liar di kota anda, sehinggal apabila di kota anda ada 5 daerah liar, kalau ada yangyang mau digusus salah satunya, anda semua harus bersatu untuk mencegahnya...hehehe..., apalagi ni sebentar lagi "musuh anda" bakal dipersenjatai, tambah berat lawan anda kayaknya, tapi jangan kuatir, mereka juga manusia kok, semangat mereka cuman untuk gaji sebulan, masih kalah besar dengan semangat anda-anda semua.


trus..., Gimana kalau anda jadi Satpol PP...??

kalau enggak ikut turun ke lapangan ga dapat tunjangan...???

kalau turun ke lapangan kepala bisa bocor...???

kalau ntar dipecat, kerja apaan..., malah istriku lagi hami..., butuh duit untuk biaya melahirkan...

kalau..., kalau..., kalau..., anda???

Sayang Indonesia ini negaranya "miskin" dan juga "bodoh", lebih parah lagi dipermiskin oleh "korupt-korupt" dan diperbodoh lagi karena keadaan..., sehingga enggak bisa yang namanya mensejahterakan rakyat, eh rakyat itu apa ya...???ooo, ooo... rakyat tu artinya dewan perwakilan rakyat.

File asli di: Gimana kalau anda jadi Satpol PP...?? di warungkopiplus.blogspot.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun