Mohon tunggu...
warung kopi plus
warung kopi plus Mohon Tunggu... -

tempatnya ngopi sambil ngobrol bersama sama

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menuju Indonesia yang Bebas Subsidi BBM & Lain-Lain

21 Maret 2012   07:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:40 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

..., karena subsidi hanya akan membuat kita manja dan tergantung akan bantuan.

Lihat mereka-mereka yang hidup dalam keterbatasan, mereka lebih mandiri dan tentu tidak tergantung pada BBM, karena mereka mungkin menggunakan moda sepeda "onthel" atau jalan kaki, tidak memiliki kendaraan bermotor dan untuk pergi jauh mereka akan menggunakan kendaraan umum, dengan kondisi yang terkadang apa adanya. Mencukupi segala kebutuhan dengan bekerja keras. Mereka tidak mengeluh!!!

Bandingkan dengan mereka, anak-anak manja, hidup serba tersedia, mau jalan-jalan kemana saja ada mobil/motor. Kiriman uang jajan selalu tepat waktu, terlambat sedikit langsung telepon/sms papa mamanya, pulsa habis minta kiriman. Punya kesempatan bersekolah tidak sungguh-sungguh, lulus'pun terkadang karena peranan orang tua. Terakhir, untuk mendapat pekerjaan orang tuanya yang lebih aktif mencarikan jalan agar masuk PNS, diterima di Bank atau bekerja di kantor papanya, omnya, tantenya, atau teman papanya, teman mamanya...dll.  Lihatlah perbandingannya, ketika terlambat sedikit kiriman uang, mereka sudah kelimpungan telepon maupun sms papanya. Di otaknya tidak ada pikiran kreatif yang muncul selain meminta dan mengeluh!!!

Ajari masyarakat ini hidup dengan keras, hidup dengan cerdas, hemat, tidak berlebih-lebihan dan mandiri.

Ayo Pak SBY, naikkan terus dan potong habis subsidi baik BBM maupun apa saja, meski pada dasarnya saya pun keberatan namun landasan kemandirian itu harus dimulai. Manfaatkan anggaran untuk biaya pendidikan dan kesehatan, karena masyarakat yang cerdas dan sehat adalah model utama dalam bekerja, dan bekerja adalah tanda kemakmuran. Perhatikan nasib fakir miskin dan didik anak yatim & piatu yang ada hingga mereka menjadi orang yang mandiri.

Jangan peduli dengan isu politik ataupun korupsi atau bahkan isu mengenai dampak-dampak kenaikan harga akibat non subsidi. Semua itu adalah hal yang berbeda dan harus ditanggapi secara berbeda.
Bagi saya, pemimpin yang memberikan subsidi kepada masyarakat hanyalah pemimpin yang hanya ingin mendapat sanjungan dari masyarakat, dan tidak peduli dengan masa depan Indonesia. Ini termasuk Bapak SBY yang telah menurunkan harga BBM sebelum pemili 2009 yang lalu (sangat saya sayangkan).

Suatu saat, masyarakat akan biasa dengan keadaan ini hingga mereka menjadi terbiasa mandiri tanpa bantuan subsidi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun