Mohon tunggu...
warung hik
warung hik Mohon Tunggu... -

---

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Mengebiri Hak Pengawasan WN Melalui Pilkada Tak Langsung

8 September 2014   10:47 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:20 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14101461801525153462

Alasan biaya tinggisungguh tidak relevan. Demokrasi memang harus berbiaya tinggi, ongkosnya pun dibiayai warga negara sendiri dalam APBN. Biaya tinggi dari para calon, hanya bagian dari ketidakmampuan parpol menciptakan kader yang berkualitas dan diterima masyarakat. Toh, setiap kabupaten/kota, melalui APBD nya setiap tahun menganggarkan dana bantuan parpol yang dihitung dari perolehan suara di daerah, untuk pendidikan politik kader dan simpatisan. Jadi masyarakat juga sudah membiayai mereka pula! Apalagi?

Janggal rasanya, jika saya yang sudah memilih pemimpin di daerah saya tahun lalu, empat tahun kemudian ketika saya akan memberikan rapor atas kinerjanya, dengan memilih atau tidak memilihnya lagi, tiba2 rapor itu dirampas dan diserahkan ke orang lain secara borongan lagi. Aneh!

Selamat pagi kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun