Mohon tunggu...
Wartini Sumarno
Wartini Sumarno Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Kopi

Penyuka film, anime, juga suka wisata sejarah sekaligus wisata religi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar Keadilan Gender bagi Aktivis Kampus Itu Omong Kosong

8 Mei 2024   09:23 Diperbarui: 8 Mei 2024   09:31 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi ketika salah seorang senior punya "proyek kecil-kecilan" mereka yang diikut sertakan, yah sudah biasa memang begitu. Belum lagi jika momen pemilu raya, seringnya yang terpilih untuk maju sebagai calon di organ internal untuk menjabat ketua HMJ, DPM, BEM adalah mereka yang popular tapi kadang minim pengalaman soal kerja-kerja organisasi, atau mereka yang ikut organ eksternal itu hanya sebagai sarana untuk mengantarkan mereka menuju kekuasaan internal lalu setelah di dukung, di dorong dan terpilih lupa pada rumah.

Bahkan saat momen konsolidasi antar organ, sebelum tahapan koalisi, jarang sekali perempuan dilibatkan untuk melakukan "obrolan-obrolan" dibalik layar. Seringnya hanya diberitahu ketika sudah terjadi kesepakatan yang lebih mirip pengumuman ketimbang musyawarah.

Jadi, untuk urusan hubungan eksternal selalu saja yang melakukan para laki-laki. Alasannya? karena perempuan tak kuat bergadang, kasihan kalau pulang malam, kasihan karena kena asap rokok. Ah lagi-lagi diskusi berpanjang lebar soal kegenderan itu omong kosong!

Padahal pada saat konsolidasi lah momen penting untuk berdiplomasi, melakukan kesepakatan politik itu terjadi, namun hanya dilakukan dan diketahui oleh laki-laki. Jadi, perempuan tak cukup dipercaya untuk bisa beradu gagasan dengan para punggawa tiap organ itu. Sudahlah, memang patriarki kan begitu, para perempuannya sendiri nyaman dengan status quo, sehingga tidak berani mempertanyakan apalagi mengejar jawaban dan memperjuangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun