Mohon tunggu...
Wartini Sumarno
Wartini Sumarno Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Kopi

Penyuka film, anime, juga suka wisata sejarah sekaligus wisata religi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Takdir

24 Februari 2023   09:40 Diperbarui: 27 April 2023   05:53 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata Paulo Coelho; "if you desperately want something, the universe conpires to make it happen...."
benarkah?

Saya jadi teringat dengan anime "kimi no nawa" bagaimana ketika Taki Tachibana sangat ingin bertemu dengan Mitsuha Miyamizu. sampai dia nekat mencari Mitsuha hanya dengan berbekal pemandangan-pemandangan yang dia gambar dengan indahnya melalui pengalaman pertukaran jiwa mereka.

Mitsuha yang benci dengan suasana desa karena penduduknya yang sangat guyub dan kerap dengan mudahnya menggunjingkan kehidupan tetangga. Taki yang benci suasana kota karena pemandangan kota yang hanya terdiri dari deretan bangunan pencakar langit membuatnya muak.

Semesta mengabulkan keinginan  mereka. keduanya bertukar jiwa. Saat Taki berhasil menemukan desa itomori dimana Mitsuha tinggal, dia putus asa saat fakta menunjukan bahwa desa itu telah hancur akibat ledakan meteor. Hingga kemudian dia mengunjungi kuil miyamizu dan keajaiban terjadi....

Semesta kembali memberikan keduanya kesempatan untuk bertemu, meski kenyataan harus menyakitkan bahwa ketika keduanya nanti bertemu lewat pertemuan tak sengaja. Keduanya saling melupakan nama masing-masing, "kimi no nawa?"
*************

Pun dengan saya, tak jarang saya teramat menginginkan sesuatu meski seringnya kecewa karena tak sesuai harapan. mungkin saya mengiginkan hal tersebut tak sampai di titik putus asa? atau mungkin karena Tuhan tahu itu tak baik untuk saya.

Saya jadi teringat dengan salah satu kata-kata kiyai dari jawa dalam acara Batsul Masail bahwa doa itu bukan memaksa Tuhan. Seperti kata Habib Ja'far Al Hadar dalam bukunya "Seni Merayu Tuhan" bahwa; "Allah Maha indah dan menyukai keindahan, maka dekati Dia dengan rayuan yang begitu romantis. Sebab amal kita bukanlah alat tukar untuk surga, melainkan hanya rahmatNya yang membawa kita ke surga".

Itu sebab, perihal mencintai seseorang misalnya, dan mengharapkan dia jadi jodoh kita. yang perlu kita bujuk dan rayu adalah Gusti Allah, karena Dia pemilik hatinya. Tulus saja, jujur saja katakan apa yang diinginkan hati, masalah dikabulkan tidaknya biar Gusti Allah yang memutuskan. Ingat, Tugas kita hanya berdoa bukan memaksa Tuhan.

Saya sepakat dengan bang Andrea Hirata bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita itu merupakan bagian dari desain holistik Tuhan. jadi tidak ada yang kebetulan.

Seperti kata Oslo, kita tidak dapat memaksakan hubungan (koneksi). Kita akan bertemu dengan orang yang tepat pada waktu yang tepat dalam situasi yang tepat melalui vibrasi atau getaran alami.

Koneksi kuantum adalah hubungan yg berdasarkan energi dan esensi,  bukan berdasarkan darah, ras, identitas atau status. Ada sebuah sistem yang membuat kita akan berada dimana dan dengan siapa. kita akan dipertemukan dengan orang-orang yang vibrasi dan frekuensinya sama...

Wallahu a'lam bishowab

*Saketi, 04 Oktober 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun