Sudah menjadi cita-cita beliau agar para tunanetra khususnya yang ada di Lombok tidak berkecil hati dan mengidentikan diri sebagai tukang pijat, pengemis ataupun pengamen. Salah satu tujuan dari SLB tersebut yakni ingin mengangkat harkat dan martabas para tunanetra.
Berada di bawah naungan Yayasan Tuna Netra Al Mahsyar, SLB yang beliau Kelola telah menghasilkan lulusan-lulusan berkualitas dan yang terpenting mampu mengubah mindset mereka tentang segala keterbatasan yang dimiliki oleh tunanetra.
Hingga saat ini, Orkes Melayu Pelita Harapan telah melanglang buana di seantero NTB, bahkan group dangdut sasak tersebut pernah menghibur para pekerja migran dengan menggelar konser di Malaysia.
Setelah Al-Mahsyar meninggal dunia, tongkat estafet kepemimpinan Orkes Melayu Pelita Harapan dilanjutkan oleh putra ke 2 beliau yaitu Ahmad Fatoni atau yang akrab disapa Oon. Sebuah beban yang cukup berat yakni nama besar Pelita Harapan kini ada dipundak Oon.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H