Mohon tunggu...
Warsiman
Warsiman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 - STIE Nusa Megarkencana Yogyakarta

Saya merupakan seorang mahasiswa yang memiliki minat dalam bidang penelitian dan bisnis. Oleh karena itu, untuk menunjang minat saya, saya banyak belajar terkait isu-isu yang terkini

Selanjutnya

Tutup

Financial

Merespons Kenaikan Harga Pangan, Saatnya Kelola Keuangan

27 Februari 2024   02:53 Diperbarui: 27 Februari 2024   05:18 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Kelola keuangan menjadi aspek penting dalam mengontrol pengeluaran atas gaji yang seseorang terima setiap bulan. Penting untuk membuat anggaran belanja mingguan atau bulanan yang rinci untuk memastikan bahwa pengeluaran tidak anggaran tersebut. Dengan melakukan hal tersebut, seseorang dapat mengawasi pengeluarannya dan memprioritaskan hal -- hal yang mendesak terlebih dahulu serta memastikan bahwa uangnya digunakan dengan bijak. Dalam memprioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan pokok dan menyisihkan dana darurat demi menghadapi hal -- hal yang tidak terduga dikemudian hari.

Kelola keuangan merupakan salah satu kunci dalam menghadapi kenaikan harga pangan yang tidak kendala, bahkan terus saja meningkat. Jika keuangan seseorang tidak dikelola dengan baik, maka saat terjadi kenaikan harga pangan akan kewalahan. Apalagi kenaikan harga pangan dapat menjadi momok menakutkan bagi masyarakat.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan harga pangan. Faktor -- faktor tersebut adalah sebagai berikut:

  • Kondisi cuaca dan musim

Kondisi cuaca yang tidak stabil, seperti banjir atau kekeringan, dapat mengganggu produksi pertanian dan menyebabkan kelangkaan pangan. Akibatnya, harga pangan akan naik secara signifikan. Selain itu, musim juga memainkan peran penting dalam menentukan ketersediaan pangan.

  • Kondisi ekonomi global

Ketergantungan negara pada perdagangan internasional, harga bahan pangan cenderung naik ketika ekonomi global mengalami ketidakstabilan. Apalagi kondisi yang buruk seperti resesi atau perang perdagangan antar negara dapat menyebabkan inflasi dan depresiasi mata uang, yang mengakibatkan harga bahan pangan menjadi lebih mahal sehingga berdampak pada daya beli masyarakat, terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah.

  • Kondisi infrastruktur pendukung pertanian

Kondisi infrastruktur pertanian yang baik akan mengurangi biaya produksi dan meningkatkan efisiensi rantai pasok pangan karena akan memudahkan petani untuk mengakses pasar, mengangkut, dan mendistribusikan hasil pertanian mereka. Sebaliknya, jika infrastruktur pertanian tidak memadai, biaya produksi akan meningkat dan petani akan kesulitan untuk mengirimkan hasil panen mereka ke pasar dengan cepat dan efisien sehingga petani harus mengorbankan hasil panen mereka.

  • Permintaan pasar

Hukum dasar ekonomi menyatakan bahwa harga suatu komoditas akan naik jika permintaan melebihi penawaran. Jadi, tingginya permintaan pasar dapat menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan harga komoditas pangan naik.

  • Ketersediaan pasokan dan distribusi

Sangat penting bagi pemerintah dan pelaku usaha dalam industri pertanian untuk memastikan bahwa harga pangan terus meningkat ketika pasokan pangan terbatas dan distribusi tidak efisien, karena hal ini dapat menyebabkan kesulitan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka dan memicu inflasi dan kemiskinan.

Peningkatan harga komoditas pangan dapat dipengaruhi oleh perubahan salah satu atau beberapa faktor di atas. Sehingga hal ini dapat menyebabkan beberapa komoditas pangan mengalami kenaikan harga, seperti:

  • Beras

Salah satu masalah yang selalu menjadi perdebatan hangat di masyarakat adalah harga beras. Masyarakat pasti akan terkena dampak kenaikan harga beras, terutama bagi orang-orang di kelas menengah ke bawah yang harus menghadapi kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka. Apalagi harga beras akhir -- akhir ini terus meningkat secara signifikan.

  • Minyak goreng

Kenaikan harga minyak goreng setiap tahun membuat banyak konsumen merasa kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokok. Kenaikan ini tentu akan berdampak negatif pada masyarakat Indonesia, terutama bagi masyarakat dari kelas menengah ke bawah yang memiliki keterbatasan ekonomi.

  • Daging

Peningkatan biaya produksi dan perubahan pasar di seluruh dunia akan menyebabkan harga daging di Indonesia terus meningkat. Mengingat daging merupakan salah satu sumber protein penting dalam pola makan sehari-hari. Peningkatan harga daging dapat menyebabkan masyarakat tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi mereka.

Selain itu, ada beberapa hal untuk mengelola keuangan saat menghadapi kenaikan harga pangan adalah sebagai berikut:

  • Mengkaji ulang pemasukan dan biaya pengeluaran agar seimbang. Hal ini dapat dilakukan dengan membedakan antara kebutuhan dan keinginan, menata gaya hidup dengan baik, dan memprioritaskan kebutuhan yang lebih penting.
  • Melakukan penggantian atau substitusi, seperti beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum untuk menghemat pengeluaran.
  • Menghemat pengeluaran dengan merancang ulang kebutuhan selama sebulan, memisahkan bagian -- bagian pengeluaran dan mengurangi beberapa bagian yang tidak terlalu penting.
  • Meningkatkan hobi dan keterampilan yang menguntungkan untuk menjadi sumber penghasilan tambahan.

Dengan mengelola keuangan dengan bijak, seseorang dapat memastikan bahwa mereka memiliki dana yang cukup untuk membeli makanan sehari-hari tanpa merasa terbebani oleh kenaikan harga pangan. Seseorang dapat tetap stabil secara finansial meskipun harga pangan naik. Oleh karena itu, mari mulai sekarang mengelola keuangan juga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun