Manusia pada dasarnya hidup dalam dialektika sehat walafiat. Dialektika itu tercermin dalam adagium Latin kuno: mens sana incorpore sano. Jiwa yang sehat hanya terdapat dalam raga-tubuh yang sehat. Dalam dialeklika ini pula dengan jelas kita menemukan suatu rumus silogisme logika bahwa kesehatan menjadi semacam suatu ”idelogi” yang diimani oleh setiap manusia. Upaya untuk hidup sehat kemudian menjadi sesuatu yang ”wajib” dijaga oleh setiap manusia. Bagaimana menjaga kesehatan itu? Setiap orang memiliki resep masing-masing. Perhatikan misalnya di mana-mana didirikan klub-klub bugar, sanggar senam, fitness dan sebagainya. Semuanya bertumpu pada upaya bagaimana hidup bisa menjadi serba lebih ketika tubuh-raga dalam keadaan sehat.
Berikut ini kita bermaksud mengedepankan sebua siasat hidup sehat dalam dan melalui olahraga bela diri. Mengapa bela diri? Menjelaskan persoalan ini tentu tidak jauh berbeda dengan fenomena klub-klub bugar, fitness dan lain sebagainya. Artinya tujuan hidup sehat dapat diperjelas dan memperoleh maknanya melalui olahraga beladadiri.
Pada dasarnya manusia ingin hidup secara damai, tenang dan harmonis. hal ini erat kaitanya dengan kesehatan manusia itu sendiri. Dan untuk melindunggi diri ( bela diri ) dari ancaman terhadap kesehatan tersebut dibutuhkan tubuh yang sehat karena didalam tubuh yang sehat pikiran dan jiwa pun menjadi sehat dan kuat. Didalam tubuh manusia jika pikiran itu tidak kuat maka tubuh menjadi lemah, atau kalau pikiran itu kuat tapi kalau tubuhnya lemah maka jiwannya bisa sakit.
Jadi tubuh manusia membutuhkan keseimbangan, dan keseimbangan itu hanya dapat diperoleh dengan berolahraga. Maka untuk mencapai hal tersebut manusia melakukan berbagai cara dalam mencapai hal tersebut. Bagaimana ini bisa terjadi dan menjadi semacam rutinitas kegiatan yang akhirnya menjadi semacam trend sejak jaman dahulu. Mula-mula manusia mempelajari gerakan gerakan lahiriah yang dianggap dapat menjadikan tubuh menjadi sehat dan bugar sekaligus melindungi diri dari serangan alam atau manusia.
Keyakinan akan hal tersebut diatas membuat manusia melakukan eksperimen untuk menggali kelebihan yang menjadi dasar yang membedakan antara manusia dengan mahluk lainya. Gerakan gerakan dasar mulai dikembangkan dari waktu - ke waktu dan mereka yakin bahwa metode tersebut sangat penting dan dianggap sebagai ilmu yang harus dikembangkan terus menerus dan dipelajari.
Seiring dengan perkembangan dari waktu ke waktu hal ini berkembang dengan pesat ke berbagai negara dengan bentuk gerakan gerakan yang berbeda tapi intinya adalah unluk kesehatan dan dianggap bisa dijadikan alat perekat antara satu bangsa dengan bangsa lainnya atau antar sesama manusia.
Maka istilah olahraga beladiri diperkenalkan kemudian mulai dipertandingkan pada event-event nasional dan international, namun ada juga yang hanya memfokuskan pada kesehatan dan pertahanan diri / beladiri seperti Tenaga Murni Kateda yang sudah ada sejak kurang lebih 3. 000 tahun yang lampau atau 1.000 tahun sebelum masehi.
SEJARAH ILMU TENAGA MURNI KATEDA
Bermula dari ditemukanya kembali pengajaran ini oleh seorang pertapa dari Himalaya yang bernama TAGASHI. Pada tahun 1907 disaat ia berusia 20 tahun, TAGASHI bertualang ke Tibet bagian utara. Disana ia menemukan sebuah kitab kulit kuno atau sebuah naskah yang tertulis dalam bentuk simbol-simbol. Selama 40 Tahun ia mempelajari buku itu dan membuat penelitian dari buku yang asli yang kemudian dibandingkan dengan buku kuno yang disimpan oleh masyarakat dari Tibet, Nepal dan Himalaya.
Tagashi kemudian menyimpulkan dengan menamakan buku itu " Tujuh Rahasia ", dan menterjemahkan simbol-simbol itu menjadi tujuh buah kata yang berbeda. Ia juga berkesimpulan bahwa buku tersebut bermakna suatu tingkatan Ilmu manusia dan semuanya didasarkan pada pernapasan Tenaga Mumi. Pengetahuan itu digunakan untuk melindungi terhadap lingkungan sekitar yang brutal untuk memelihara kedamaian dan keharmonisan . Dengan diciptakan senjata-senjata peperangan, Pengajaran dari kitab ini semakin sedikit dipraktekkan, sampai akhirnya benar-benar terlupakan.
Pada tahun 1947 TAGASHI memutuskan untuk mengikuti peta yang sedikit jelas terlukis pada halaman akhir dari kitab itu. Ia yakin perjalanan tersebut dibuat seseorang yang terakhir menyimpan kitab itu untuk mencegah kehancuranya. Dia juga yakin bahwa " Tujuh Rahasia " tersebut harus disebarkan terhadap sesama manusia dan setiap orang sepantasnya menjadikan pengajaran itu sebagai suatu ilmu pengetahuan . Selama 16 Tahun perjalananya melalui Nepal, India, Thailand, Malaysia, dan Indonesia, Ia mengajar sekitar 200 murid.
Pengajaranya diberikan secara rahasia untuk mencegah mereka menyalah gunakan pengetahuan bela diri ini. Setiap murid-muridnya disumpah untuk merahasiakanya, terutama mereka yang telah berkemampuan sebagai seorang master, yang sudah mempunyai kemampuan memukul benda-benda keras tanpa terasa sakit / cedera. Mereka juga harus mampu mengembangkan rasa tanggung jawab berdasarkan pengajaran ini, dengan mengajar orang lain dibawah pengawasan intensif dari TAGASHI.
SEBUAH CATATAN TENTANG INDONESIA
Pada tahun 1963 TAGASHI dan 30 orang master tiba di Gunung Bromo jawa Timur, Indonesia. Disana TAGASHI mengalami sebuah penglihatan/ visi, yang mana ia melihat sesuatu yang timbul dari sisi kawah Gunung Bromo sama dengan simbol yang digambarkan di kitab, dan beliau menyimpulkan bahwa ilmu ini berasal dari Indonesia . Penglihatan itu membentuk dasar yang dia yakini bahwa " Tujuh Rahasia " dapat dicapai, dan ini lebih lagi dari kemampuan dan pengetahuan yang sudah dicapai melalui metode bela-diri. Sejak saat itu tegashi memutuskan untuk tinggal dan menetap di Gunung Bromo. Selama Enam tahun menetap disana ( 1963-1969), Beberapa murid dari Indonesia bertemu dengan Tagashi. Mereka tinggal dengan Tagashi sampai tingkatan master.
Mereka diberikan tugas khusus membantu Tagashi menemukan kunci untuk membuka tabir " Tujuh Rahasia". Pada tahun 1969 seorang dari master Indonesia Meminta Ijin pada Tagashi untuk menterjemahkan " Tujuh Rahasia " kedalam bahasa sehari-hari, termasuk metode untuk membuka tabir " Tujuh Rahasia" yang pada akhirnya berhasil ditemukan oleh master ini. Master ini belum pernah melihat naskah asli tersebut, sampai TAGASHI mengijinkanya untuk menterjemahkan naskah itu. Ijin ini diberikan karena pada saat di Gunung Bromo mempunyai penglihatan yang sama dengan Tagashi.
Metode yang digunakan untuk mencapai " Tujuh Rahasia " Disebut metode Deep Silence, yang memungkinkan seseorang untuk mengontrol pikiran, Mengalahkan kelemahan - kelemahan diri sendiri, sehingga suatu kebebasan dari dalam kemurnian jiwa yang sebenarnya mampu merasakan, melihat dan mendengar. Selama tiga tahun dari tahun 1969-1972 Master ini menterjemahkan kitab " Tujuh Rahasia" di kesunyian alam Tibet bagian Utara, dimana naskah asli itu ditemukan, dan kemudian di Gunung Bromo dimana tanda-tanda pertama mencapai "Tujuh Rahasia ditemukan. Pada bulan Maret 1972 Tagashi menerima hasil terjemahan dari "Tujuh Rahasia" atau yang lebih populer disebut sebagai Kagashi.
Beliau juga setuju untuk meniadakan tradisi latihan secara rahasia dan selalu tersembunyi dan menggantikanya dengan susunan pengajaran secara terorganisasi dengan tata tertib dan peraturanya. Metode pernapasan , pengontrolan otot Tubuh, gerakan badan, konsentrasi, Komunikasi Internal heat, Iner Vision, dan Inner Voice adalah kata-kata yang digunakan sekarang, menggantikan simbol-simbol dari naskah asli. Huruf - huruf Kateda diambil dari simbol yang tergambar dihalaman terakhir dari kitab " Tujuh Rahasia" yaitu simbol dari sebuah Gunung dengan garis pemandu , dan pada bentuk simbol itu menuju untuk mencapai titik tertinggi. Tanggal 22 Januari 1976 Tagashi meninggal dunia pada usia 89 tahun. Jasadnya dikremasikan di kawah Gunung Bromo bersama naskah asli tersebut. Hal itu sesuai dengan permintaanya yang terakhir. Dia meminta, siapapun yang menjadi Maha Guru yang baru harus mengutamakan perdamaian diatas semua pengetahuan yang sudah dicapai melalui metode pengajaran Ilmu Tenaga Murni.
MAHA GURU KATEDA DARI INDONESIA (LIONEL H NASUTION)
la adalah satu - satunya orang Indonesia yang telah mempraktekan Ilmu ini selama enam tahun, setiap hari tanpa absen, master tersebut dilatih dan diuji di kawasan Gunung Bromo oleh Tagashi, sering kali harus melampaui percobaan dan pengorbanan sampai sejauh penderitaan sampai memcapai suhu udara yang mencapai titik beku, lapar.haus, tidur tidak lebih dari sekian menit setiap harinya. Enam tahun telah berlalu, master dari Indonesia ini menuju kawasan Himalaya, daerah tertinggi dan paling terisolir di bumi ini, ia harus melewati Hutan Singga di Nepal dimana Master tersebut harus menghadapi kebuasan alam yang mematikan dengan berton-ton batu es jatuh dari daratan tinggi menuju kepala belum lagi temperatur yang sering di bawah nol derajat. Dan master dari Indonesia ini berhasil membuktikan Ilmu tenaga murni tersebut. Grand Master dari Indonesia memperoleh pengakuan International - nya, sebagai satu-satunya yang mewarisi Ilmu tersebut di muka bumi ini dan dikukuhkan sebagai mahaguru Kateda menggantikan almarhum Tagashi.
Sebagai pucuk pimpinan tertinggi beliau membacakan naskah pribadinya yang mana naskah tersebut berjudul " Blueprint for Peace " yang isinya mempromosikan perdamaian antar sesama bangsa dan oleh karena itu beliau menyatakan secara tegas menolak prakarsa industri persenjataan nuklir yang mampu membunuh sekian juta bayi, wanita dan anak-anak yang tidak bersalah didalam dunia perselisihan bersenjata.
Grup atau Kelompok dari Eropa dan Amerika kurang menerima kritikan yang diucapkan oleh Grand Master didalam mengupas mentalitas dunia Barat sebagai sumber dari bahaya Industri dan penggunaan Bom Nukli Pada dasarnya yang dapat di lihat bukan prestasinya namun, " Bagaimana seorang Indonesia-pun bisa mengatasi pemecahan rahasia tingkatan Ilmu ini secara International, walau harus menghadapi tantangan di Bromo, Himalaya, pantai selatan, 15 negara Asia sampai ke Eropa juga. Dalam perkembangan selanjutnya, tahun 1980 Ilmu tenaga Murni diperkenalkan ke empat puluh empat negara oleh Maha guru dari Indonesia ini dan banyak orang-orang dari benua Amerika, Eropa, dan Afrika datang mempelajari ilmu ini. (Bagian 1)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H