Jember - Di masa pandemi saat ini tidak hanya memiliki dampak besar pada aspek kesehatan saja melainkan juga merambat pada banyak aspek lainnya seperti aspek sosial, pendidikan dan ekonomi masyarakat.
Utamanya pada aspek ekonomi yang mengalami penurunan signifikan akibat adanya kebijakan dari pemerintah yakni Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sehingga banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan karena di PHK atau karena usahanya yang tidak dapat berjalan lagi akibat tidak laku terjual atau sepi pembeli.Â
Dan salah satu masyarakat yang terdampak usahanya adalah Ibu Yeni yang merupakan seorang penjual jajanan Ladrang yang tinggal di Kelurahan Kebonsari, Kecamatan, Sumbersari, Kabupaten Jember.
Sebagai salah satu wilayah yang padat penduduk, Kelurahan Kebonsari berdasarkan pada data Badan Pusat Statistik (BPS) memiliki jumlah penduduk sebanyak 28.334 ribu jiwa dengan jumlah laki-laki sebanyak 13.915 ribu dan jumlah perempuan sebanyak 14.419 ribu jiwa.Â
Kenaikan dalam jumlah penduduk di Kelurahan Kebonsari diproyeksikan akan terus bertambah seiring dengan semakin meningkatnya kegiatan imigrasi dan tingkat kelahiran yang tinggi. Apalagi ditambah dengan Kabupaten Jember sebagai salah satu kota terbesar dan kota yang memiliki Universitas besar sehingga menyebabkan banyak masyarakat luar yang masuk dan menetap di Jember, khususnya di Kelurahan Kebonsari.
Masyarakat di Kelurahan Kebonsari mayoritas bekerja sebagai pedagang (toko kelontong), pengrajin, membuka usaha pakaian dan makanan serta toko-toko elektronik. Potensi yang dimiliki di Kelurahan ini adalah karena menjadi salah satu wilayah yang dekat dengan pusat kota, memiliki penduduk yang padat serta terdapat sekolah sebagai pusat pendidikan mulai dari TK-SMA menjadikan Kelurahan Kebonsari sebagai tempat yang cukup mengguntungkan untuk dijadikan tempat pertumbuhan ekonomi, seperti berdagang.Â
Semakin banyaknya penduduk dan titik pusat pendidikan maka memberikan peluang untuk membuka usaha yang target pasarnya adalah siswa hingga mahasiswa ataupun masyarakat setempat yang pastinya memiliki segala macam kebutuhan. Dan salah satu usaha yang sedang dikembangkan oleh masyarakat Kelurahan Kebonsari adalah usaha jajanan Ladrang yang dijalankan oleh Ibu Yeni yang sudah menjalankan usahanya sejak tahun 2000.
Permasalahan yang menghambat dalam usaha jajanan Ladrang yang dijalankan oleh ibu Yeni antara lain adalah belum memaksimalkan penggunaan media sosial atau online shop sebagai sarana dalam menyebarluaskan dan mengiklankan produk yang dihasilkan. Selain itu juga jajanan Ladrang ini masih belum memiliki merk atau brand yang bisa menjadi ciri khas produk agar dapat dengan mudah dikenal oleh masyarakat serta kurangnya inovasi produk. Â Akibat belum memaksimalkan kedua poin diatas ditambah dengan adanya pandemi Covid-19 yang sedang mewabah saat ini membuat pemasukan hasil dari penjualan cukup menurun.
Berdasarkan permasalahan yang terdapat dalam usaha tersebut, maka melalui adanya kegiatan KKN Back to Village 3 dan tema yang diambil yakni Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19 yang dilakukan oleh penulis selama satu bulan yakni dari tanggal 11 Agustus hingga 9 September 2021, maka program yang akan diberikan adalah optimalisasi penggunaan media sosial dan inovasi tambahan varian rasa pada jajanan Ladrang serta pengembangan kemasan produk agar menjadi lebih menarik.Â
Dalam pelaksanaan program ini akan berbentuk pelatihan dan pembekalan kepada pelaku usaha mengenai pentingnya pemanfaatan digital marketing, menetukan target pasar, proses dan jenis pembuatan konten visual produk serta pengembangan kemasan produk agar menarik dan mudah dikenali oleh pasar. Program ini diawali dengan survei usaha kemudian melakukan komunikasi dengan pemilik usaha terkait izin dan pengenalan lebih dalam terkait usaha tersebut. Selanjutnya melakukan analisis permasalahan yang terdapat dalam usaha kemudian melakukan diskusi program kerja yang nantinya diharapkan dapat menjadi solusi dan sebuah pengetahuan serta pengalaman baru bagi sasaran program agar bisa meningkatkan pendapatan selama masa pandemi Covid-19. (Warni Waruwu/KKN26/Kebonsari/Azmi)