Lebaran empat hari lagi, untuk urusan mudik, baju, sampai hidangan lebaran sudah siap. Semuanya sudah oke. Seperti biasanya sebelum mudik saya mengabari keluarga untuk meminta restu orang tua supaya dalam perjalanan menuju kampung halaman selamat sampai tujuan. Menariknya saat saya sedang menghubungi mereka melalui video call, tiba-tiba, Kakak saya nyletuk "Bulek, Bulek jangan lupa angpau buat mbak Farah".
Mbak farah salah satu keponakan saya. Usianya  masih 2 tahun 9 bulan.
Lebaran identik dengan bagi-bagi angpau atau uang lebaran untuk sanak keluarga. Biasanya si pemberi angpau ini sudah bisa ditandai. Ciri-cirinya adalah yang sudah bekerja, apalagi kalau masih single (belum menkah) sudah pasti jadi idaman para anggota keluarga khususnya keponakan-keponakan. Maka, untuk urusan tersebut saya pakai metode andalan yaitu si "Seksih".   Â
 Si "Seksih"?? Apaan tuh?
SinglE belum Kerja maSIh SekolaH
Singkatan yang saya buat untuk kira-kira siapa yang "berhak" mendapatkan angpau dari saya. Karena saya sudah bukan anggota dalam kategori tersebut, walau Single-nya masih, heuk.. #curcol.
Dulu, waktu masih dalam kategori si "Seksih" tentunya saya masih mendapat angpau dari sanak saudara. Dari pecahan ribuan sampai puluhan ribu saya dapatkan. Tentunya ini membuat saya senang. Dari uang tersebut bisa saya tabung atau saya gunakan untuk membeli barang yang diinginkan tanpa meminta lagi dari orang tua. Semoga yang memberikan angpau kepada saya waktu kecil, rezekinya lancar. Amin.
Sekarang, giliran saya. Saat saya sudah bisa menghasilkan uang sendiri, rasanya tidak lengkap jika tidak berbagi. Toh, rezeki sudah ada yang mengatur. Kita tidak akan miskin hanya gara-gara "angpau lebaran". Supaya rezeki yang kita dapat lebih berkah dan mendapatkan ridho Allah SWT. Amin.
Seperti Firman Allah SWT dalam QS An-Nahl [16]:97 yang artinya :
"Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan".
Dalam kategori "Seksih" biasanya saya prioritaskan untuk keluarga inti dulu, jumlahnya juga tidak terlalu banyak hanya satu adik dan 4 keponakan. Setelahnya baru saudara-saudara dari kerabat orang tua yang berkunjung kerumah. Metode "Seksih" ini sangat membantu saya dalam membagi angpau lebaran kepada mereka yang masuk di kategori ini, khususnya di keluarga inti. Sehingga bisa dirinci dan tidak membuat "over limit".