Mohon tunggu...
Warnia Putri
Warnia Putri Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Tenang, Pasti Cair THR-nya! Ada Allah

6 Juni 2018   11:43 Diperbarui: 6 Juni 2018   11:49 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kapan nih turun THR nya?

Atau

Emang kamu udah dapet THR?

Tunjangan Hari Raya (THR) mendengarnya saja sudah membuat hati berbunga-bunga. Rezeki yang sudah di atur Allah SWT turun setahun sekali tepatnya menjelang hari raya Idul Fitri tiba, dan ditunggu-tunggu oleh para pekerja dari si "pencair dana".

Lantas bagaimana karyawan seperti saya yang masa kerjanya belum 1 tahun?

Mengenai THR memang selalu dikaitkan dengan besaran uang yang kita terima. Selalu ada perhitungan yang jeli oleh si "pencair dana" untuk nantinya siap di bagikan kepada para pegawainya. Biasanya tolok ukur pembagian THR dilihat dari masa kerja yakni minimal 1 tahun. Sudah menjadi rahasia umum dikalangan pegawai jika masa kerja kurang 1 tahun pastinya THR yang di dapat tidak akan sama dengan pegawai yang masa kerjanya lebih dari 1 tahun. Sebenarnya tidak jadi masalah jika aturan tersebut sudah jelas dan transparan. Toh, memang kebijakan tersebut bisa diterima oleh nalar. Seberapa banyak yang kamu tanam maka itulah yang akan kamu tuai. Jadi sepatutnya, kita syukuri seberapapun yang di dapat.

Sebenarnya THR tidak melulu tentang "uang" karena bisa berupa paket hantaran kue, sembako, pakaian dan lain sebagainya.    

Yang menariknya adalah ketika "emak-emak" juga mendapatkan THR dari abang tukang sayur. THR "tambahan" ini biasanya sudah dipersiapkan oleh abang-abang tukang sayur untuk para pelanggan setianya, yang kebanyakan adalah ibu-ibu. Disamping mendapatkan pahala karena menyenangkan hati para pembeli, ini juga bisa menjadi strategi pemasaran yang smart. 

Disini tak ada ketentuan khusus misalnya sudah berapa tahun ibu ini beli sayur di lapak saya? ITU TIDAK ADA. Asalkan ibu-ibu ini sering membeli sayur di abangya, sudah bisa disebut pelanggan setia. Pemberian dari abang tukang sayur pun tidak kalah nge-hitsnya, selimut, batik, sandal sampai panci mereka berikan kepada pelanggan setianya. Ini juga sebagai bukti apresiasi. Sangat Menarik. ***Biasa kan yaaa emak-emak demen di kasi begituan...

Terus gimana dong yang belum bekerja, masih sekolah, atau yang tidak ada gambaran untuk mendapatkan THR?

Firman Allah SWT dalam surah Al-Ankabut : 60,

"Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Jangan khawatir. Semuanya pasti kebagian. Rezeki sudah di atur oleh Allah SWT. Kalau memang kita mendapatkan THR yang lebih, kenapa tidak dibagikan lagi ke yang lain, misalnya saja yang belum bekerja, adik-adik saudara kita yang masih sekolah atau saudara-saudara kita yang kurang mampu. Walaupun hanya sedikit yang penting ikhlas. Karena banyak jalan menuju kebaikan. Allah SWT memberikan rezeki kepada mereka melalui tangan kita. Semoga dengan bersedekah kita mempunyai tiket untuk masuk surga Allah. Amin.

Jadi menurut saya suka duka THR ini lebih banyak sukanya, karena memang bulan puasa ini adalah bulan baik dengan penuh keberkahan.

Paling dukanya ketika kita tidak dapat mengelola THR tersebut dengan baik, misalnya saja pengelolaan dalam segi materi. Tiba-tiba karena kita mendapatkan jumlah uang yang lebih banyak, bisa saja kita khilaf. Dan akhirnya uang tersebut habis sebelum mendapatkan gaji bulan depannya. Kalau pengelolaanya baik, pastinya tidak akan menjadi masalah. Toh, acara seperti ini hanya setahun sekali. Biasanya kita pun cukup dengan gaji yang kita peroleh setiap bulannya.

Lalu bagaimana cara mengelolanya?

Berikut ini tipsnya supaya uang THR tidak menjadi duka lara di penghujung bulan:

1. Tulis besaran uang yang kita peroleh

2. Tulis kebutuhan pokok dan kebutuhan untuk lebaran

3. Hitung jumlah hari masuk kerja (terhitung dari hari pertama masuk kerja setelah lebaran sampai tanggal gajian bulan berikutnya)

4. Sisakan uang, taruh ditempat yang aman dan terpisah dari dompet (uang ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan poin no.4)

5. Ingat jumlah pemasukan harus lebih besar dari pengeluaran!!!.

Terimakasih sudah membaca. Semoga bermanfaat. ^.^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun