Pasir Pangarayan - Â Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas II B Pasirpengaraian terus berinovasi di tengah keterbatasan lahan. Meskipun hanya memiliki lahan kurang dari setengah hektare, Lapas ini berhasil mengubahnya menjadi lahan produktif yang mendukung program Swasembada Pangan.
Inisiatif ini tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan di dalam Lapas, tetapi juga memberikan peluang bagi warga binaan untuk belajar keterampilan baru yang berguna setelah nantinya kembali ke masyarakat.
Kalapas Kelas II B Pasirpengaraian, Efendi Purba, menjelaskan lahan sempit di Lapas Pasirpengaraian kini digunakan untuk berbagai kegiatan pertanian dan peternakan.
"Kami membina warga binaan untuk mengembangkan peternakan bebek dan ayam petelur, sementara sisa lahan dimanfaatkan untuk menanam sayuran seperti terong dan kangkung," katanya.
Hasilnya cukup memuaskan. Saat ini, sekitar 300 ekor ayam petelur mulai menghasilkan telur secara rutin, dengan produksi mencapai hampir seratus butir per hari. Selain itu, 130 ekor bebek yang dipelihara di lahan tersebut juga mampu menghasilkan sekitar 100 butir telur per hari.
Selain itu kebun terong dan kangkung juga sudah membuahkan hasil dimana setiap minggunya, kebun terong lapas menghasilkan terong 40 kg per sekali panen. Sebagian besar komoditi tersebut digunakan untuk kebutuhan pangan di dalam Lapas, sementara sebagian lainnya bahkan sudah dijual ke luar.
Menurut Efendi Purba, program ketahanan pangan di lapas ini merupakan komitmen Lapas Kelas II B pasirpengaraian mendukung ketahanan pangan pemerintah yang diprakarsai oleh Presiden Prabowo Subianto.
"Selain memenuhi kebutuhan internal, produk pertanian dan peternakan ini juga membantu kami menjaga ketahanan pangan, bahkan sudah ada surplus yang dapat dijual," tambahnya.
Para warga binaan juga merasakan manfaat dari program ini. Mereka merasa bersyukur dan berterima kasih karena melalui pelatihan pertanian dan peternakan yang diberikan oleh Lapas, mereka memperoleh keterampilan yang berguna bagi kehidupan setelah bebas nanti.
"Kami belajar banyak di sini, terutama tentang cara berkebun dan beternak, yang nantinya bisa diterapkan di luar," ujar Suratman salah seorang warga binaan.
Namun, meski hasilnya sudah positif, Efendi mengakui keterbatasan lahan menjadi tantangan tersendiri.
"Karena lahan terbatas, kami juga masih membatasi jumlah warga binaan yang bisa ikut dalam pembinaan ini. Kami berharap kedepannya dapat bekerja sama lebih intensif dengan Dinas Peternakan dan Pertanian untuk meningkatkan kapasitas produksi," jelasnya.
Ditambahkan kalapas, kebutuhan pangan di Lapas Pasirpengaraian saat ini masih kurang sekitar lima persen dari total kebutuhan warga binaan. Namun, dengan terus memaksimalkan lahan lapas yang ada pihaknya optimis dapat memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri dan berkelanjutan di masa depan.
Sumber : Cakaplah
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI