Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Apakah Bercerai Itu Tabu? (Bagian Lima)

19 September 2020   17:40 Diperbarui: 19 September 2020   18:03 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

<< Sebelumya

Bagian Lima

Sekian lama bersahabat dengan Fani, aku cukup mengenalnya. Dan Aku bisa memahami jika Fani bisa seperti saat ini. Setelah mendengar semua ceritanya siang tadi, aku tau hal ini karena  sikap Suaminya yang selama ini terus menerus melakukan KDRT verbal kepadanya.

Siang tadi, sambil menangis Fani kembali menceritakan tentang Lelaki yang di panggilnya si Brengsek anak manja itu, dari awal mereka menikah dulu sering menakut-nakutinya dengan sebilah pisau tajam yang tersimpan dalam lemari pakaian mereka. 

Dulu, Fani selalu ketakutan setiap Lelaki brengsek itu mengeluarkan pisau tajam, sambil mengancam akan menghabisi nyawanya jika Ia berani meninggalkannya. 

Hingga suatu ketika, Ia sudah berada di titik jenuh dari kehidupan rumah tangganya yang sudah seperti berada di dalam Neraka, saat itu dengan lantang dia menantang agar Lelaki brengsek itu menghujamkan pisau tajamnya ke sekujur tubuhnya, tapi yang terjadi malah Lelaki brengsek itu tidak berani melakukannya.

Suatu ketika pernah juga Lelaki brengsek itu sengaja meneleponnya dari kantor Polisi dan memaksa Fani untuk berbicara dengan temannya yang seorang Polisi. Saat itu, teman Lelaki brengsek itu malah ikut mengancam dirinya agar tidak meninggalkan Lelaki pengecut itu. 

Fani heran, sebenarnya Lelaki macam apa yang dulu telah di jodohkan dengan dirinya? Sampai-sampai saat ada masalah dengan Istrinya pun Ia harus melibatkan orang lain untuk ikut menekannya.

Entah apa yang telah di ceritakan oleh Lelaki pengecut itu kepada temannya sehingga temannya itu merasa harus sampai ikut campur dengan urusan rumah tangganya.

Dan akhirnya lambat laun Fani tau bahwa Lelaki brengsek itu sudah berhasil memutar balikkan fakta, sehingga membuat semua orang yang mengenalnya merasa simpati kepada Lelaki brengsek itu dan membuat Ia sampai di jauhi oleh keluarga besarnya sendiri.

Dan hal paling parah dan tidak pernah terpikirkan oleh akal sehatnya adalah saat Lelaki itu menelpon temannya yang seorang Aparat Keamanan Negara untuk ikut menekannya. 

Apakah di mata Lelaki brengsek itu dia adalah Pelacurnya? Sehingga Lelaki brengsek itu merasa bahwa dia adalah seorang Mucikari yang memerlukan jasa keamanan Aparat untuk menjaga keamanan rumah tangganya?

Saat itu dengan bangganya, Lelaki itu mengatakan bahwa sebaiknya dia tidak macam-macam dengan dirinya, karena bisa berakibat fatal, jika dia terus menerus mengatakan bahwa pernikahan mereka itu sudah tidak syah lagi di mata Agama.

Sekian lama hidup berumah tangga bersama Lelaki aneh itu,  Fani hanya terdiam seorang diri sambil sesekali mencubit kulitnya sendiri, memastikan bahwa apa yang sedang terjadi dan dia alami itu bukan mimpi. Hingga dia sering bertanya kepada dirinya sendiri, "Sebenarnya apa yang tengah terjadi saat ini?"

Sudah sekian lama Fani berusaha menjadi orang lain, dimana dalam ketakutannya dia harus menuruti keinginan Lelaki itu untuk selalu tampil bahagia di depan keluarga dan semua orang-orang yang mengenal mereka.

Dan ketika semuanya terbongkar, Lelaki pengecut yang sudah lama menjual dirinya itu berusaha mati-matian untuk membunuh karakternya agar siapapun tidak percaya dengan ucapannya.

"Dia itu lelaki pengecut yang selalu bersembunyi dibalik punggung orang-orang yang berhasil dia tipu dengan kemunafikannya, selalu mencari kambing hitam untuk menutupi kesalahannya."

Siang tadi Fani berkata penuh emosi saat menceritakan kembali perasaan yang dia alama selama menjalani kehidupan rumah tangga bersama Lelaki itu. Jujur saja aku tidak menyangka dan mungkin tidak akan percaya jika bukan mendengar langsung dari mulut sahabatku ini. 

Selama ini aku berpikir bahwa Fani hidup bahagia bersama Lelaki yang di jodohkan oleh kedua orangtuanya itu, sebab selama ini aku hanya melihat kehidupan Fani dari foto-foto di laman Medsos-nya.


Selanjutnya >>

Catatan: Di buat oleh, Warkasa1919 dan Aprianidinni.. Cerita ini berdasarkan pengakuan dari seseorang yang tidak ingin disebutkan nama aslinya, jika ada kesamaan Foto, nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu hanyalah ilustrasi semata untuk mempermanis cerita dan tidak ada unsur kesengajaan. Cerita ini juga tayang di secangkirkopibersama.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun