Setelah air yang kumasak tadi mendidih, secara perlahan-lahan kutuangkan ke dalam bubuk kopi di dalam cangkir dan sebagai pengganti gula untuk pemanisnya kucampurkan 1 sachet susu kental manis, ku-aduk secara perlahan dan hem,.. aroma wangi kopi ini selain mengingatkanku kepada Lelaki yang kucintai itu, juga ternyata mampu membuatku sedikit lebih tenang saat ini.
Setelah selesai meracik kopi, kubawa secangkir kopi yang masih mengepulkan asapnya itu ke ruang tengah, ruang keluarga yang selama ini kupakai untuk bersantai sambil menonton TV.
Setelah menaruh cangkir kopi di atas Meja, sambil duduk kunyalakan TV, lalu menghirup secara perlahan uap dari kopi, seperti yang selama ini dilakukan Suamiku sebelum meminum kopi.
Sepertinya acara TV sedang tidak ada yang bagus saat ini, pandangan mataku tertuju kearah Handphone-ku yang terletak di sebelah cangkir berisi kopi susu. Ku-ambil Handphone-ku dan ternyata memang belum ada kabar dari Suamiku, mungkin disana Ia belum ada sinyal untuk menghubungiku di rumah.
Kubuka akun Medsos-ku dan tanpa sengaja aku kembali melihat postingan-postingan lama sahabatku. Postingan-postingan foto-foto Fani di akun Medsos-nya dulu.Â
Jika melihat foto-foto Fani yang saat itu terlihat begitu bahagia bersama Suami dan Anak-anaknya, maka siapapun orangnya tidak akan pernah percaya dengan pengakuan Fani kepadaku siang tadi.
Catatan: Di buat oleh, Warkasa1919 dan Aprianidinni.. Cerita ini berdasarkan pengakuan dari seseorang yang tidak ingin disebutkan nama aslinya, jika ada kesamaan Foto, nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu hanyalah ilustrasi semata untuk mempermanis cerita dan tidak ada unsur kesengajaan. Cerita ini juga tayang di secangkirkopibersama.com
Bahan bacaan: 1,Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H