Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Secangkir Kopi, Pak Tua dan Kota Mati

25 Agustus 2020   22:51 Diperbarui: 25 Agustus 2020   23:15 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri


Dulu kami masih sering berbincang akrab sambil menyeruput Secangkir Kopi bersama di tempat ini.

Dulu kami biasa berdiskusi di tempat ini sebelum memulai aktifitas seperti biasanya tanpa merasa kuatir di curigai.

Dulu di tempat ini kami biasa membahas tentang masa lalu, masa kini dan juga masa depan nanti tanpa perlu kuatir ada gesekan karena perbedaan cara pandang kami.


Dulu di tempat ini kami biasa mendengarkan petuah dari mulut Lelaki Tua yang sering berkata, "Ada kehangatan di dalam Secangkir Kopi yang kita nikmati bersama-sama hari ini,"

Dulu di tempat ini kami biasa mendengarkan Lelaki Tua ini bercerita tentang pahit manisnya kehidupan yang telah Ia lewati.

Dulu di tempat ini kami biasa mendengar, "Ada ketulusan di dalam Secangkir Kopi yang di racik dengan sepenuh hati,"

Dulu kami biasa melihat senyum terkembang dari bibir Lelaki Tua yang tidak pernah menolak undangan untuk menikmati Secangkir Kopi bersama-sama di tempat ini.

Dan dari Lelaki Tua itu kami tau bahwa,"Selalu ada persahabatan dari Secangkir Kopi."

Tapi kini?


Setidaknya jika saat ini Pak Tua itu ada disini, mungkin saja ada satu atau dua ceritanya yang bisa menghibur kami. Saat kedua mata kami dipaksa untuk melihat ke arah Orang-orang yang tengah tertawa terbahak-bahak melihat penderitaan saudaranya sendiri di Kota Mati.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun