Dokpri
Bagian Satu
*****
Pada suatu hari yang cerah, di bawah langit yang membiru dan terlihat indah, disalah satu Warung Kopi yang terletak di Pengkolan dan terkenal paling ramai dari Warung Kopi lainnya. Tanpa mengucapkan salam, siang itu Jabrik langsung masuk ke dalam Warung Kopi yang terlihat sepi.
Di dalam Warung Kopi, saat ini hanya ada barisan Meja dan Kursi yang tertata rapi serta seorang Perempuan muda bertubuh indah yang sedap di pandang mata. Hemm, sepertinya Perempuan muda ini adalah Pelayan di Warung Kopi ini. Pikir Jabrik sambil senyum-senyum sendiri saat membalas tatapan Perempuan cantik berparas ayu ini.
Jabrik terus berjalan memasuki Warung Kopi, menuju ke salah satu Meja yang menurutnya adalah tempat yang paling strategis di dalam Warung Kopi ini, untuk melihat keindahan makhluk ciptaan Tuhan yang sepertinya pernah Ia temui di suatu tempat, tapi bukan di Masa kini.
Sambil tersenyum kepada Perempuan cantik yang sepertinya masih berusia 30 tahun ini, Jabrik menarik kursi, lalu mendudukinya sambil mengingat-ingat dimana rasa nya Ia pernah bertemu dengan perempuan ini.
"Mau pesan apa, Mas?" tanya Perempuan muda yang memiliki penampilan rambut model polwan dengan potongan bob yang memberi kesan rapi, sopan, sekaligus bersahaja tapi memiliki senyuman begitu menawan ini.
Perempuan muda tampak ramah itu menyapa Jabrik sambil menyodorkan daftar Menu Makanan dan Minuman yang tersedia di Warung Kopi ini.
"Pesan Kopi Sanger, ada?" tanya Jabrik sambil tersenyum ke arah Perempuan muda yang terlihat begitu menggoda itu.
Kopi Sanger pada awalnya berasal dari kata Sanggeng, yang dalam bahasa Aceh berarti bodoh. Disebut bodoh karena kopi pesanan ini tidak jelas bentuknya, bukan kopi dan bukan pula kopi susu.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!