Rasa takut yang tengah menghinggapiku saat ini kalah oleh rasa ingin tauku yang begitu tinggi. Dengan jalan sedikit berjinjit dan mengendap-endap, dari Dapur kudatangi suara tawa anak kecil yang kudengar semakin jelas berasal dari dalam kamar Doni.
Sambil menahan nafas, bersiap untuk menghadapi segala kemungkinan yang bisa terjadi di dalam Kamar tidur Doni, kubuka pelan-pelan pintu Kamar Doni yang memang jarang dia kunci.Â
Sambil memegang pintu kamar si Doni, masih terbayang jelas semua yang telah kulihat di dalam mimpiku tadi, bagaimana Bayi itu meminum air Ketuban ibunya lalu memperlihatkan gigi-gigi taringnya yang tajam itu kepadaku, sebelum akhirnya kulihat Ia membunuh semua orang yang berkerumun itu dengan menghisap habis darah mereka satu persatu.
Klik!
Kreettt...
Pintu Kamar Doni kubuka secara perlahan sambil menahan. Dan dengan wajah pucat pasi kulihat Doni yang tengah duduk di atas tempat tidurnya sambil menelpon seseorang dengan Handphone di tangan kirinya.
Selesai
Catatan: Cerita ini hanya fiksi belaka, jika ada kesamaan Foto, nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan. Cerita ini juga Tayang di Secangkir Kopi Bersama.