****
Seusai salat subuh berjamaah, sebagian jemaah masjid yang tidak terima dengan perlakuan Gali yang menampar Wardi, ketika sedang mengkumandangkan azan Subuh, pagi itu beramai-ramai mendatangi tempat kediaman Sugali. Dengan emosi mereka menggedor --gedor pintu rumah Gali, istri Gali yang panik melihat kerumunan masa yang terlihat begitu marah itu tergopoh - gopoh membukakan pintu rumahnya.
 Jemaah Masjid yang sudah tersulut emosi akibat perlakuan Gali kepada Wardi itu terus berteriak-teriak memanggil nama Gali, mereka terus berteriak agar Sugali segera keluar dari dalam rumahnya.Â
Istri Sugali menangis ketakutan, melihat beberapa orang-orang yang dilihatnya tengah marah itu menarik-narik tangan suaminya ke arah kerumunan masa. Sebagian memaki-maki dan sebagian ada yang menampar dan memukuli wajah Sugali. Istri Sugali menangis sambil terus memohon agar masyarakat jangan main hakim sendiri kepada suaminya.
 Masyarakat semakin banyak berdatangan ke rumah Sugali akibat mendengar keributan ini, setelah mereka mengetahui duduk perkaranya, sebagian masyarakat yang begitu marah itu memaksa Gali agar segera meminta maaf pada Wardi, tak puas melihat Sugali meminta maaf pada Wardi, masyarakat yang sudah terlanjur emosi itu mengusir Sugali dan istrinya dari kampung halaman-nya.
 ****
Dulu Sugali adalah seorang anak yang baik, rajin membaca, gemar menabung serta patuh kepada orang tua. Sugali selalu sembahyang berjamaah di masjid di depan rumahnya ini. Namun seiring waktu yang berjalan, Gali yang dulunya adalah anak baik, lambat laun mulai menjadi anak yang nakal. Saat itu dia begitu kecewa dengan keadaan dirinya yang harus kalah dengan Tomi, anak pak Rozi yang terkenal nakal di kampungnya.
 Hingga di dalam kesedihannya, Gali yang saat itu masih dalam keadaan terpukul akibat kalah telak dengan Tomi di dalam bersaing mendapatkan cinta Mirna. Sambil menangis ber-urai air mata, selepas salat subuh berjamaah, Gali berdoa, meminta kepada Tuhan agar dia di jadikan orang yang paling terkenal di kampung halaman-nya. Dan siapa sangka, ternyata Tuhan mengabulkan doa-nya itu dengan jalan yang berbeda setelah sekian tahun lamanya.
Saat ini Gali sudah terkenal dimana-mana, bukan hanya di kampung halaman-nya saja, tapi juga terkenal di kampung-kampung lainnya. Setiap mendengar nama Sugali, orang pasti tahu dan akan langsung ingat pada seorang lelaki berbadan gempal, berambut keriting  yang pernah membuat gempar kampung halamannya karena pernah menampar Muazin itu.