Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Sugali dan Pengeras Suara Mesjid

3 Maret 2020   04:40 Diperbarui: 3 Maret 2020   04:47 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : https://www.clipartmax.com/

 Dengan modal uang buat main judi satu putaran dari si Robi, Gali kembali mencoba keberuntungannya malam ini, di atas meja di warung kopi milik mbak Jum yang mereka sulap menjadi meja judi.

 Gali masih berharap bisa menang di putaran ini, paling tidak dia masih bisa terus bermain hingga menjelang subuh nanti. Karena sesuai kesepakatan mereka tadi, begitu masuk waktu subuh maka mereka semua akan berhenti main judi dan kembali bekerja sesuai dengan pekerjaan mereka masing-masing.

 Tapi memang seperti kata pepatah, "Malang tak dapat di tolak, untung tak dapat di raih". Gaji Gali seminggu sebagai buruh bangunan, serta uang pinjaman dari Robi,  kandas semua di atas meja judi di dalam warung kopi milik mbak Jum yang terkenal seksi di antara semua pemilik warung kopi di pengkolan jalan ini.

 ****

Dengan wajah kusut dan kurang tidur Gali pulang kerumah, meninggalkan teman-temannya yang masih terus tertawa melihat kesialan dirinya. Setelah di bukakan pintu rumah oleh istrinya, Gali langsung bergerak menuju kamar tidurnya. Baru saja matanya hendak terpejam, terdengar suara Azan subuh yang begitu mengganggu telinganya.

 Pikiran kalut akibat uang di tangannya sudah kandas semua, di tambah rasa kantuk akibat sudah begadang semalaman, membuat Sugali naik pitam. Dengan sedikit emosi dan masih menahan rasa kantuk, dia segera bangkit dari tempat tidurnya. 

Tempat tinggal Gali memang pas di depan Mesjid. 

"Entah kenapa dulu orang tuanya itu membuat rumah di depan masjid!" Pikir Gali sambil menggerutu dan terus berjalan ke arah masjid. 

Masih di dalam kondisi mengantuk akibat kurang tidur, serta sedikit mabuk karena sempat mencicipi minuman keras yang mereka beli secara patungan, sebelum akhirnya memutuskan untuk bermain judi di dalam warung kopi mbak Jum. Dengan langkah gontai Gali mendatangi Wardi yang tengah mengkumandangkan azan Subuh, lalu tanpa basa-basi dia langsung menarik tangan Wardi sambil memintanya untuk berhenti mengkumandangkan azan subuh yang baru setengah jalan di kumandangkannya itu. Wardi yang belum sempat menyelesaikan Azan Subuh menolak permintaan Gali, dan.

 "Plakk.."

 Tangan Gali mendarat di pipi Wardi yang masih bersikukuh dan tetap akan meneruskan azan Subuh yang terhenti karena Gali menarik tangannya tadi. Keributan mereka sempat dilerai oleh Pak Umar, mantan guru SMP Gali yang kebetulan baru masuk ke dalam masjid. Setelah di lerai oleh pak Umar, akhir nya masih dengan rasa kantuk, Gali pergi meninggalkan Mesjid untuk kembali melanjutkan tidurnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun