"Apakah engkau percaya bahwa Tuhan itu satu?"
"Iya Mas, aku percaya."
"Aku berserah diri kepada Tuhan-ku dan Tuhan-mu yang satu. Tuhan yang memiliki Hati. Hatinya, hatimu dan hatiku."
"Mas, aku mencintaimu, Jangan pernah tinggalkan aku,"
"Izinkan aku mencintaimu karena Tuhanku."
*****
“Dia adalah Bidadari kesunyian yang di hadirkan Tuhan untuk melengkapi kehidupanku bersamamu.” Kataku pelan pada wanita cantik yang tengah berdiri anggun di sebelahku.
Sang Ratu mengangguk pelan ke arahku, sebelum akhirnya wanita cantik berkerudung merah marun itu tersenyum ke arah wanita cantik yang mengenakan jilbab panjang berwarna hitam yang saat ini juga tengah tersenyum sambil mengangguk pelan ke arahnya.
Di antara hembusan angin yang menggugurkan daun pepohonan. Pepohonan yang menjadi peneduh jalanan kota impian. Pelan tapi pasti, wanita cantik yang selalu mengenakan jilbab panjang berwarna hitam, serta tengah menggenggam payung berwarna hitam di tangan kanannya itu, terus berjalan, mendekat ke arah aku dan Sang Ratu yang tengah menanti kedatangannya di tempat ini.
Di bawah langit yang mulai menghitam, di antara angin yang bertiup kencang. Kutatap wanita cantik berkulit kuning langsat yang baru datang dari seberang lautan. Dan saat ini, tengah berdiri di sebelah wanita cantik berkerudung merah marun di depanku.
Di bawah semburat cahaya senja yang saat ini terasa begitu dingin, kutatap air muka wanita yang saat ini tengah berdiri anggun di depanku. Wanita cantik yang di hadirkan Tuhan dengan nyawa cadangannya untuk menemani hari-hariku. Ratu Malam yang telah bangkit dari kematiannya. Ratu malam yang atas izin Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang telah di beri keabadian untuk hidup bersamaku.