Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ramalan Sang Raja

23 Januari 2020   21:09 Diperbarui: 24 Januari 2020   10:49 1651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah engkau percaya ramalan tentang akan datangnya satu masa penuh bencana?  Dimana Gunung-gunung akan meletus, bumi berguncang, laut dan sungai-sungai akan meluap ke daratan hingga akan menimbulkan banyak korban? 

Apakah engkau percaya? Bahwa masa yang di ramalkan sebagai masa penuh penderitaan. Masa kesewenang-wenangan dan masa ketidakpedulian itu akan segera tiba? Masa di mana orang-orang licik akan berkuasa dan orang-orang baik akan tertindas. Apakah saat ini engkau merasa bahwa masa-masa seperti yang ada di dalam ramalan itu akan segera tiba?

*****

Di antara derasnya air hujan yang disertai kilatan cahaya petir. Curahan air hujan yang turun di malam pergantian zaman itu telah membuat lebih dari 31.000 warga mengungsi lantaran rumahnya terendam air hujan yang datang secara tiba-tiba. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban yang meninggal akibat bencana banjir di awal tahun 2020 ini setidaknya telah mencapai 40 orang. Dimana 30 di antaranya berasal dari Jabodetabek.

Tapi derasnya air hujan yang telah mengakibatkan bencana itu sepertinya tak mampu untuk memadamkan kobaran api yang masih terus membakar apa saja yang ada di dekatnya. Titik--titik api yang pada awalnya terlihat begitu kecil itu kini terlihat semakin membesar dan muncul di mana-mana. 

Di antara genangan air yang telah berhasil menenggelamkan seisi kota. Kabut hitam masih menutupi cahaya saat kedua mataku terpaku, melihat dua pemandangan yang berbeda. Di mana mata kiri-ku saat ini tengah melihat ribuan warga yang tengah mengungsi akibat curahan air hujan yang telah mengakibatkan bencana banjir di mana-mana. Sementara mata kanan-ku seperti tengah melihat sesosok bayi mungil yang tengah tertawa-tawa kegirangan terus berjalan, meninggalkan kobaran api dimana-mana. 

Di antara semburat cahaya merah yang berasal dari kobaran api yang masih terus menyala, di antara puing-puing reruntuhan bangunan milik rakyat jelata. Dari keremangan cahaya, bayi mungil itu terus berjalan tanpa menghiraukan keadaan orang--orang yang terus berlari ketakutan melihat api yang muncul dari setiap jejak yang di tinggalkannya. 

Ratusan bahkan mungkin ribuan orang yang terlihat begitu panik dan ketakutan itu terus berlari sambil berusaha menyelamatkan diri dan harta bendanya dari kobaran api.

Jauh sebelum Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengabarkan bahwa banjir besar yang mengawali pergantian tahun 2020 ini di perkirakan telah mengakibatkan kerugian hingga mencapai Rp5,2 T. Aku telah mengabarkan sebelumnya, bahwa banjir yang melanda di awal tahun 2020 ini hanyalah cerita pembuka dari kelahiran sesosok bayi berwarna merah membara yang di awal kelahirannya telah membakar ranting-ranting rapuh di sekitarnya.

Walaupun banjir yang melanda di awal tahun 2020 ini hanyalah satu di antara 11 banjir besar yang pernah menerjang kota Jakarta sejak 1918 yang lalu, Tapi apakah engkau tahu? Bahwa banjir yang terjadi di tahun ini jauh berbeda dengan banjir-banjir yang telah jadi sebelumnya?

Lihat itu. Bayi mungil yang saat ini tengah tertawa-tawa sambil terus bermain-main dengan api di tangannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun