"Penikahan!" Jawabku pelan, sambil menatap lurus kedua bola mata bidadari kesunyian itu.
"Apa?" tanyanya, sedikit kaget dan masih bingung dengan ucapanku barusan.
"Aku tidak ingin terbawa oleh permainan setan yang telah lama menguasai tubuhmu itu. Dan satu-satunya jalan untuk memutuskan mata rantai dari lingkaran setan yang telah di buat oleh dukun itu adalah dengan cara menikahimu," kataku lagi sambil menatap bola mata wanita cantik yang saat ini kulihat kembali berkaca-kaca itu.
"Kenapa mas mau menikahi wanita rusak sepertiku? Aku bukan wanita baik-baik mas! Aku tidak meminta mas menikahiku. Dan aku iklas melakukannya malam ini atau nanti  denganmu mas!"
"Saat ini aku tahu kamu masih terikat oleh perjanjian ghaib yang dilakukan oleh dukun dan mahluk-makluk yang saat ini ada di dalam tubuhmu itu. Dulu, tanpa sepengetahuanmu. Ketika kamu dan suamimu itu bersedia untuk menjalani ritual yang di lakukan oleh dukun yang katanya untuk membersihkan tubuhmu dari pengaruh ilmu guna-guna mantan pacarmu itu. Sebenarnya saat itu kamu dan suami mu tanpa sepengetahuan kalian berdua tengah menyanggupi; bahwa mahkluk-mahkluk yang saat ini mendiami tubuhmu itu akan menjadi pendamping hidup dan juga akan menempati tubuhmu itu sebagai tempat kediaman mereka selama di dunia ini.
Dan seperti yang kulihat beberapa waktu yang lalu. Betapa isi rumahmu itu saat ini begitu penuh dan ramai sekali dengan mereka-mereka yang saat ini masih mendiami tubuhmu itu. Dan jika hatimu itu aku ibaratkan sebuah kamar utama, kamar utama yang seharusnya menjadi kamar tidur bagi dirimu yang sejati. Maka yang kulihat saat ini, bahkan dirimu yang sejati itu pun saat ini kulihat sudah ter usir dari dalam kamar utama itu.
Dan jika dirimu itu kita ibaratkan sebuah rumah, maka makluk-mahkluk itu bukan saja cuma mengisi kamar utama itu, tapi mereka juga sudah mengisi semua kamar-kamar yang ada di dalam rumah itu.
Dan menurutku, satu-satunya cara untuk mengobatimu adalah dengan cara mengeluarkan mereka semua dari dalam rumah itu satu persatu. Rumah yang sudah sekian lama menjadi tempat tinggal yang begitu nyaman buat mereka itu. Dan sekarang, aku ingin bertanya padamu.
Senja, bersediakah engkau menikah denganku?"
-Bersambung-