Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[AdS] Bidadari yang Terluka

25 April 2019   21:36 Diperbarui: 27 April 2019   08:52 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Semua itu berawal dari perselingkuhan mamaku dengan tetangga sebelah rumahku dulu. Bapakku yang saat itu hanyalah pegawai kantoran biasa, saat itu tidak mampu berbuat banyak untuk mempertahankan rumah tangganya dari kehancuran akibat kehadiran orang ketiga itu. 

Saat itu, demi untuk kebaikan bersama, dan atas desakan keluarga besar mamaku, terutama nenekku,  bapak memutuskan untuk membiarkan mamaku itu untuk menikahi lelaki selingkuhannya yang seorang pejabat itu.

Waktu itu; Gadis kecil sepertiku yang tidak tahu apa-apa tentang sisi gelap wanita yang biasa kupanggil dengan sebutan 'mama' harus ikut menanggung beban akibat perselingkuhannya dengan tetangga sebelah rumahku yang berujung pada perceraian kedua orang tuaku itu.  Waktu itu, dunia seakan mau kiamat bagiku. Bukan hanya di lingkungan rumah, keluarga besar, bahkan teman-teman sekolahku pun, saat itu sering memanggilku dengan sebutan si anak Pelakor.

Semua kenangan pahit masa lalu itu, telah menjadikanku seorang gadis pendiam. Saat itu aku bahkan merasa tidak percaya diri ketika sedang berada di depan teman-teman, juga saudara-saudaraku. 

Dan saat itu. Satu-satunya orang yang selalu tampil membelaku adalah saudara sepupu dari pihak mamaku. 

Lambat laun, seiring berjalannya waktu, demi kebaikanku, oleh bapak dan ibu tiriku, aku di bawa mereka pindah keluar kota, di tempat bapakku saat itu memiliki kedudukan baru, dia terpilih menjadi orang nomor dua di kota itu.

Di kota baru itu, aku mencoba untuk menghapus semua kenangan buruk di masa masa laluku. Di tempat baru itu aku coba tutupi semua rasa duka, rasa luka dan rasa sakit akibat perceraian kedua orang tuaku itu. Aku tak bisa protes, aku ingin berteriak tapi tidak bisa. Aku hanya bisa diam, dan diam. Tanpa pernah sekalipun orang-orang yang berada di sekitarku tahu bahwa wanita lugu dan pendiam ini sebenarnya memiliki dua kepribadian yang terbentuk akibat kenangan suram di masa lalu.

Usiaku baru menginjak Sembilan belas tahun ketika mendapat tambahan gelar hajjah di depan namaku. Di saat gadis-gadis lain yang seusia denganku itu sedang asik mencari jati dirinya. Saat itu, tambahan gelar hajjah di depan namaku itu telah membuatku harus lebih pintar dalam menjaga sikap di banding gadis-gadis lain yang se usia denganku karena bagi orang-orang di daerahku. Bagaimanapun juga, gelar yang sudah terlanjur melekat di depan namaku itu adalah sebagai tauladan maupun contoh untuk sikap secara lahiriah dan batiniah dalam segi Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Perlahan-lahan gelar di depan namaku itu kembali memulihkan rasa percaya diriku. Hingga akhirnya keputusan yang telah di ambil oleh lelaki yang biasa kupanggil bapak itu kembali membawaku masuk ke alam yang jauh lebih gelap dari masa laluku. 

Saat itu diriku merasa begitu tertekan. Aku merasa terjepit oleh keadaan. Saat dimana aku harus menentukan pilihan. Dimana aku di hadapankan pada dua pilihan; memilih bapak dan keluarga besarku atau memilih lelaki yang telah menjadi cinta pertamaku itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun