"Karena, ... aku ingin menjadi suamimu."
"Pun setelah tahu, bahwa aku sudah memiliki dua orang anak dari lelaki itu?"
"Iya, tidak sedikit pun yang berkurang dari rasa sayangku padamu. Persis sama seperti dulu. Lagi pula, sama seperti dirimu, waktu juga telah mengubahku. Sekarang aku juga bukan adik yang nakal seperti yang pernah kamu kenal dulu."
"Hmm ..."
"Akan tetapi, aku masih punya pertanyaan untukmu."
"Apa itu?"
"Mengapa kamu memaksa untuk bertemu denganku di tempat ini?"
"Iya, aku ingin di sini. Di awal pertemuanku denganmu lagi setelah sekian lamanya, aku mau kita bertemu di tempat di mana dahulu aku pertama kali mengenalmu."
"Ya. Di sini, di tempat ini kita  pertama kali bertemu. Di sini pula aku mengenalmu. Namun, setelah itu aku pergi meninggalkanmu."
"Maksudnya?"
Door! Door!