Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Aku dan Sang Waktu

25 Januari 2019   23:12 Diperbarui: 4 Februari 2019   13:30 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di dalam bangunan megah tembus pandang yang keseluruhannya berwarna hitam itu, aku dan Dewi Malam terus berjalan mendatangi sang Waktu. 

Begitu sampai di hadapan mereka. Aku segera memberikan pakaian lamaku kepada lelaki muda yang berasal dari masa kini di depanku. Di antara sang Waktu. Kulihat lelaki muda yang datang dari masa depan itu sedang berbicara dengan sang Fajar di sebelah sang Waktu.

Sambil menerima pakaian lamaku. Lelaki muda yang berasal dari masa kini itu tersenyum menatap ke arahku yang dilihatnya kini telah memakai pakaian yang tadi diberikan oleh lelaki muda dari masa depan itu.

Tak berapa lama, sang Waktu pamit pada Lelaki muda dari masa kini dan Dewi Malam yang saat ini tengah berdiri di sampingku. 

Aku berjalan mengikuti langkah sang Waktu dan Lelaki muda yang berasal dari masa depan yang jalan ber-iringan di depanku.

Sedikit penasaran, aku berpaling kebelakang. Kutatap sang Fajar dan Masa Kini di belakangku. Kutatap sang Dewi Malam yang saat ini juga tengah menatap ke arahku.

Aku tersentak ketika melihat perlahan tapi pasti wanita cantik yang mengenakan jubah panjang berwarna hitam pekat itu tiba-tiba berubah menjadi wanita cantik berwajah sedikit pucat tanpa riasan makeup yang selalu mengenakan kerudung panjang berwarna hitam yang beberapa waktu lalu membawaku masuk ke dalam alam hayalan.

Setengah tidak percaya, sekali lagi kutatap wanita cantik berwajah sedikit pucat tanpa riasan makeup yang selalu mengenakan kerudung panjang berwarna hitam yang saat ini tengah menatap sambil tersenyum ke arahku.


Aku berusaha mengimbangi langkah sang Waktu dan Masa Depan yang berjalan cepat agar tidak terlalu jauh tertinggal di belakang mereka. Dan setelah cukup lama kami berjalan meninggalkan wilayah masa kini. Di depan sana kulihat ada dua bangunan megah yang sama persis seperti yang kulihat tadi.

Baik dari bentuk maupun warna bangunannya terlihat tidak jauh berbeda dari bangunan tempat di mana kami berhenti tadi. Dua bangunan megah itu, yang satu berwarna hitam sedangkan satunya lagi berwarna putih cerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun