Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Persiapkan Haji Sedini Mungkin bersama Bank Danamon

13 Desember 2018   12:45 Diperbarui: 29 Desember 2018   15:34 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ibadah Haji

“Labbaik Allahumma Labbaik. Labbaika Laa Syarika Laka Labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk. Laa Syarika Laka.” (Aku sambut panggilan-Mu, ya Allah, aku sambut panggilan-Mu, tiada Tuhan selain Engkau. Aku sambut panggilan-Mu, sesungguhnya segala puji, nikmat, dan kekuasaan hanya untuk-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu)

Haji adalah ziarah Islam tahunan ke Mekkah, kota suci umat Islam yang merupakan rukun islam yang kelima setelah Syahadat, Shalat, Zakat, Dan Puasa. Menunaikan Ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslim sedunia yang salah satu syaratnya adalah beragama Islam, Aqil, Dewasa, Berakal, Waras, Orang Merdeka (Bukan Budak) serta mampu baik dalam hal biaya, kesehatan, keamanan, dan nafkah bagi keluarga yang di tinggalkan berhaji.

Kata Haji berarti "berniat melakukan perjalanan", yang berkonotasi baik tindakan luar dari perjalanan dan tindakan ke dalam niat. Ziarah itu sendiri terjadi dari tanggal 8 sampai 12 (atau dalam beberapa kasus ke 3 dari Zulhijjah, bulan terakhir kalender Islam.

Menurut riwayat yang shahih, haji diwajiban pada tahun 9H, Yaitu, pada saat banyaknya delegasi yang datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan yang pada saat itu diturunkan suart Ali-Imran yang di dalamnya termaktub firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا

“Mengerjakan haji adalah kewajiban menusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah” [Ali-Imran : 97]

Ayat ini sebagai dalil wajibnya haji untuk dilaksanakan dengan segera, sebab perintah mempunyai pengertian harus segera dilaksanakan. Bahkan Imam Ahmad dan ashabus sunan meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

تَعَجَّلُواالْحَجَّ- يَعْنِِى الْفَرِضَةَ- فَإِنَّ أَحَدَكُمْ لاَيَدْرِيْ مَايَعْرِضُ لَهُ

“Bersegeralah berhaji -yakni haji yang wajib-, sebab sesungguhnya seseorang tidak mengetahui apa yang akan menimpa kepadanya” [Hadits Riwayat Ahmad dan lainnya]

Tata Cara Ibadah Haji 

Bagi seseorang yang sudah memiliki niat untuk melaksanakan rukun Islam yang kelima itu ada baiknya juga mengetahui proses ibadah haji itu sendiri seperti apa, dan berikut ini adalah gambaran atau proses yang akan di lalui selama melakukan kegiatan ibadah tersebut. Yang pertama, setelah kita terdaftar dan berangkat haji bersama jemaah lainnya maka pada tanggal 8 Dzulhijjah kita berniat ihram. Setelah berihram pada tanggal 8 Dzulhijjah, selanjutnya di pagi hari kita akan pergi ke Mina, menginap di Mina dengan melaksanakan shalat Zhuhur, Ashar, Maghrib, Isya, dan Shubuh pada waktunya tanpa di-jama’ (digabung), tapi hanya di-qashar (dipendekkan) saja, yakni shalat yang empat rakaat menjadi dua rakaat.

Selanjutnya pada tanggal 9 Dzulhijjah, pergi menuju Arafah setelah matahari terbit. Shalat Zhuhur dan Ashar di Arafah di lakukan dengan cara di-jama’ (digabungkan) dan diqashar dengan satu kali adzan dan dua kali iqamat. setelah itu, berdoa dan menyerahkan diri di hadapan Allah. Kemudian setelah matahari terbenam, dengan tenang dan tertib keluar dari Arafah menuju Muzdalifah.

Selanjutnya kita menunaikan shalat Maghrib dan Isya dengan digabung (dijamak) dan menginap di Muzdalifah sampai waktu shalat Subuh. Menjelang matahari terbit di sunnahkan agar banyak berdoa hingga menjelang matahari terbit. Tetapi bagi perempuan yang lemah dan orang tua boleh meninggalkan Muzdalifah setelah tengah malam.

Selanjutnya, setelah keluar dari Muzdalifah kita menuju Mina, sebelum matahari terbit di hari raya Idul Adha. Pada waktu Idul Adha disunnahkan bagi yang beribadah haji untuk melakukan hal-hal sebagai berikut: (1) Melempar jumrah kubra dengan 7 (tujuh) batu sambil bertakbir dalam setiap lemparannya; (2) Menyembelih hewan qurban, bisa di Mina atau di Makkah pada Hari Raya Idul Adha dan tiga hari setelahnya; (3) Mencukur seluruh rambutnya atau memotong sebagiannya. Dengan ini berarti dia telah bertahallul yang pertama. Maka dia boleh melakukan hal-hal yang sebelumnya dilarang, kecuali menggauli istrinya; (4) Menuju ke Makkah untuk melakukan thawaf ifadhah sebanyak tujuh kali mengelilingi Ka’bah dan ini merupakan rukun haji; (5) Mengerjakan sa’i. Dengan melakukan thawaf ifadhah, maka semua yang dilarang sebelumnya menjadi halal, termasuk menggauli istrinya. Boleh juga orang yang berhaji untuk menunda thawaf-nya sampai hari-hari Tasyriq kalau dia merasa kesulitan; (6) Kembali ke Mina, menginap dua malam bagi yang sempit waktunya, dan tiga malam bagi yang sempat. Selama di Mina, disyariatkan untuk melempar tiga jumrah, yaitu jumrah sughra (yang paling jauh dari Makkah), jumrah wustha, dan jumrah kubra (yakni yang mampu melakukannya pada hari-hari Tasyriq); (7) Apabila ingin keluar dari Makkah, hendaknya melakukan thawaf wada’ terlebih dahulu sebagai prosesi terakhir dalam ibadah hajinya.

Biaya Ibadah Haji 2019

Menunaikan ibadah haji merupakan impian bagi setiap umat muslim. Namun seperti yang kita ketahui, menunaikan ibadah haji membutuhkan dana yang tidak sedikit. Apalagi jika ingin pergi bersama keluarga. Selain itu, butuh waktu yang cukup lama untuk menunggu antrean keberangkatan haji sesuai ketetapan Pemerintah.

Dikutip dari Kompas.com, Kementerian Agama baru-baru ini mengusulkan kenaikan biaya haji 2019 sebesar 43 dollar AS atau sekitar Rp 622.000 (kurs 1 dollar AS = Rp 14.480) dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat menghadiri rapat evaluasi penyelenggaraan ibadah haji bersama Komisi VIII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Mengusulkan penetapan biaya ibadah haji adalah sebesar 2.675 dollar AS per jemaah atau jika ditukarkan ke nilai rupiah adalah sekitar Rp 38.734.000 per jemaah.

Baca Juga;  Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2017 Tentang Penetapan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1438H/2017M

Saatnya Persiapkan Haji Sedini Mungkin 

Lantas, bagaimanakah kita sebaiknya mempersiapkan diri dalam menunaikan ibadah ini? Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Sularmi Parno Sudarmo adalah seorang penjual sayur di Danguran, Klaten, Jawa Tengah yang memiliki penghasilan Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu setiap harinya. Setelah 20 tahun menabung, Sularmi akhirnya bisa mendaftarkan diri untuk naik haji pada tahun 2010 lalu. Dan sesuai jadwal yang ditentukan, Sularmi pun akhirnya berangkat haji bersama jemaah lainnya dengan Kelompok Terbang (Kloter) 90. Masya Allah.

Seperti pengalaman Sularmi, kita harus mempersiapkan haji sedini mungkin karena lamanya seorang jemaah mendapatkan giliran naik haji. Biasanya, membuka rekening tabungan haji adalah langkah terbaik karena nasabah akan secara otomatis masuk ke daftar antrean nomor porsi haji sembari mempersiapkan keseluruhan dana. Seperti Tabungan Haji Danamon Syariah yang sudah terhubung secara online dengan Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) milik Kementerian Agama.

Dikutip dari Infobanknews.com, PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank Danamon) telah menggelar kegiatan silaturahmi sekaligus pemaparan seputar perencanaan dini tabungan haji pada Jumat 9 November 2018 yang lalu di Jakarta.

Kegiatan yang dilakukan dalam rangka mendukung program pemerintah terkait literasi keuangan kepada masyarakat ini dipimpin oleh Herry Hykmanto selaku Direktur Operasional & Syariah Bank Danamon dan turut pula dihadiri oleh pakar perencanaan keuangan Prita Ghozie.

“Dengan edukasi pentingnya perencanaan tabungan haji sejak dini, masyarakat Indonesia khususnya muslim di Indonesia dapat mulai merencanakan tabungan haji mereka, tanpa mengesampingkan prioritas lainnya dalam kehidupan mereka sehari-hari,” ujar Herry Hykmanto, Direktur Operasional & Syariah melalui keterangan resminya di Jakarta.

Melanjutkan pemaparan dari Bank Danamon, menurut pakar perencanan keuangan, Prita Ghozie, menunaikan ibadah haji menjadi salah satu tujuan keuangan yang penting bagi umat Muslim. Oleh sebab itu, perencanaan harus dilakukan dengan baik dan dapat dimulai sejak seseorang memiliki penghasilan. Salah satu cara terbaik adalah menyisihkan penghasilan secara berkala agar tidak terasa berat. Pilihannya dapat menggunakan produk perbankan seperti Tabungan Haji.

Alhamdulillah, Bank Danamon memfasilitasi Anda untuk mewujudkan niat mulia ini. Baik untuk nasabah yang sudah mencukupi syarat setoran awal, maupun nasabah yang merencanakan menabung dana ibadah haji. Nah, tunggu apa lagi, untuk mendaftar menjadi nasabah Tabungan Haji Bank Danamon silahkan daftar di sini.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun