Katamu, dunia ini begitu misterius. Sama misteriusnya dengan kehidupan itu sendiri. Terlalu luas untuk di telaah, terlalu sulit untuk di mengerti apalagi  di pahami secara utuh.
Katamu, hidup adalah kesulitan yang harus diatasi. Rahasia yang harus di gali. Tragedi yang harus di alami. Kegembiraan yang harus di bagi dan cinta yang harus di nikmati.
Sejauh aku berjalan menyusuri duniamu, sejauh ini pula aku masih sepakat denganmu. Bahwa kehidupan itu sendiri, di pahami atau tidak, ia akan tetap berjalan sebagaimana waktu yang terus berjalan.
Aku ingat. Sambil berjalan, dulu engkau bercerita...
Seandainya Tuhan tidak menciptakan begitu banyak bahasa di dunia ini, mungkin akan terasa lebih mudah bagimu dan orang-orang yang ada diduniamu saat ini untuk hidup berdampingan antara satu dengan yang lainnya.
" Apa yang salah dengan bahasa? " Tanyaku sambil terus berjalan mengikuti langkahmu.
" Tidak ada yang salah dengan bahasa." Â Katamu berusaha mengelak. Waktu itu, dengan wajah sedikit murung, engkau tarik nafas sebelum menghembuskannya dengan pelan.Â
Aku tau, dadamu saat itu terasa begitu sesak. Aku juga tau, ada sesuatu yang engkau rahasiakan dariku. Â Aku bisa merasakannya, saat itu engkau merasa sendirian ditempat ini.
" Engkau tidak sendiri! Ada aku disini bersamamu " Kataku setengah berbisik ditelingamu.
" Tidak!" Â Jawabmu tegas.