Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Wanita di Penghujung Malam

26 Juli 2018   23:42 Diperbarui: 11 Desember 2018   20:02 1227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagian Sembilan

Sebelumnya <<

*

Aku terkejut mendengar ucapan wanita cantik yang mengenakan kebaya pengantin berwarna hijau daun serta mengenakan mahkota kecil di kepalanya  barusan, begitupun wanita berkulit hitam manis yang sempat terpekik sambil menatap wajah suaminya dalam-dalam, dia seperti tidak percaya dengan apa yang barusan dia dengar keluar dari mulut wanita cantik yang mengenakan mahkota kecil di kepalanya itu.

Wanita berkulit hitam manis ini kaget, karena dia seperti makan buah dari pohon karma yang dulu  pernah ditanam nya sendiri. Teringat semua perbuatan masa lalunya terhadap mantan suami pertama nya dulu. Di mana diapun melakukan hal yang sama terhadapnya, ketika itu dia menggunakan ilmu pelet atau guna-guna agar suaminya itu dulu mau menikahi dirinya saat itu.

Pria berbadan gelap kaget hingga mundur tersudut ruangan, mukanya pucat, keringat dingin mulai mengalir deras dari sekujur tubunya. Begitu kaget karena wanita cantik yang mengenakan kebaya pengantin berwarna hijau daun serta mengenakan mahkota kecil di kepala nya itu sepertinya bisa mengetahui perbuatannya dulu bersama nenek tua di pinggir makam keramat, dia sepertinya baru tersadar dan terbangun dari tidur panjang nya selama ini.

Teringat masa lalunya dulu menghalalkan segala cara untuk mendapatkan janda kembang mantan teman sepekerjaannya itu, saat ini dia sadar bahwa yang mengucapkan janji suci dan bersedia untuk membina rumah tangga bersamanya dulu sebenarnya memang bukan wanita berkulit hitam manis yang ada di depannya ini, tapi makhluk siluman yang berasal dari makam keramat Datuk belang enam di pinggir hutan larangan itu.

Dia ingat, saat itu diatas kain kafan, disamping makam keramat Datuk belang enam dia menyetubuhi nenek-nenek yang sudah berusia tujuh puluh lima tahun itu sebagai syarat untuk mendapatkan minyak pelet yang akan dia pakai untuk memelet janda kembang mantan teman sepekerjaan nya itu.

Tanpa sadar matanya melirik ke atas lemari pakaian di mana dia menaruh minyak pelet pemberian nenek tua yang terkenal dikampung nya karena memiliki suami sembilan orang itu. Saat itu, setelah mereka selesai melakukan hubungan badan, dia ingat betul. Nenek tua itu memasukan sperma yang ada di dalam kemaluan nya itu kedalam botol yang berisi minyak kelapa hijau buatan anak perawan yang dia pakai untuk memelet wanita berkulit hitam manis itu.

Dia ingat betul waktu itu, sebelum dia menyetubuhi nenek tua yang memiliki suami sembilan orang itu, dia diminta oleh nenek tua itu untuk mengoleskan minyak kelapa hijau itu ke kemaluan nya, begitupun dengan nenek tua itu, yang saat itu juga mengoleskan minyak kelapa hijau dari botol yang di bawanya itu ke kemaluan ya sendiri. Dan minyak kelapa yang sudah bercampur dengan spermanya dan juga sperma nenek tua itu kembali di masukan kedalam botol minyak kelapa hijau yang dibawanya tadi, dan dengan minyak kelapa hijau itu pula dia memelet janda kembang pujaan hatinya itu.

Dulu ketika dia sedang putus asa karena tidak pernah berhasil ‘menyetubuhi’ istrinya itu, pada suatu malam dia mencoba mengoleskan minyak kelapa hijau itu pada kemaluan nya sendiri ketika hendak menyetubuhi istrinya, dan dia ingat betul kalau malam itu dia hampir saja mati karena tiba-tiba dia merasakan sakit yang luar biasa pada kemaluannya itu. Dan setelah kejadian malam itu dia tidak berani lagi untuk mencoba menggauli istrinya hingga saat ini.

Tiba-tiba saja malam ini dia teringat semua kenangan masa lalunya. Dulu sebelum dia mengenal dan berguru pada nenek tua yang terkenal karena memiliki suami sembilan orang dikampung nya itu, dia adalah lelaki baik-baik. Jangankan untuk mengganggu istri orang, untuk jajan perempuan di pinggir jalan pun dia tidak berani.

Tapi semenjak kejadian malam itu, di pinggir makam keramat, di atas sehelai kain kafan, di terangi sebatang lilin dan cahaya bulan, Di antara asap yang mengepul dari bakaran kemenyan hitam, dia menyetubuhi nenek-nenek berusia tujuh puluh lima tahun itu. Dan entah kenapa setelah kejadian malam itu, dia merasa menjadi lelaki yang berbeda dari sebelumnya, dirinya merasa lebih buas dari sebelum nya.

Setelah menikahi wanita berkulit hitam manis ini, setelah tau kalau dia tidak bisa menyentuh dan menggauli istrinya itu. Diam-diam dia sering kerumah nenek tua, dan tanpa sepengetahuan kesembilan orang suaminya, dan juga orang-orang di sekitarnya. Dia sering melakukan perbuatan mesum dengan nenek tua yang terkenal karena memiliki suami sembilan orang itu.

Situasinya memang sangat menguntungkan baginya, karena tidak ada satu orangpun yang menaruh curiga terhadapnya, selain karena nenek itu sudah tua, orang-orang dikampungnya menyangka bahwa hubungannya dengan nenek tua itu hanya sebatas hubungan antara guru dengan muridnya yang datang hanya untuk sekedar konsultasi tentang masalah rumah tangganya. Dia mengakui kalau nenek tua itu memang begitu pintar menyimpan rahasia mereka berdua dari pandangan orang-orang di kampung tempat tinggalnya, juga dari kesembilan orang suaminya.

Setiap kali dia mendatangi nenek tua yang tau kalau kedatangannya adalah karena ingin melampiaskan amarah nya karena selalu gagal menggauli istrinya itu, nenek tua itu selalu mengajaknya masuk kedalam kamar di sebelah kamar tidurnya.

Seperti biasa, didalam kamar yang selalu terlihat gelap itu, nenek tua itu akan menyalakan lilin berwarna merah yang mengeluarkan aroma kembang kenanga. Dan seperti biasa, secara ajaib tiba-tiba saja nenek tua itu akan berubah menjadi wanita berkulit hitam manis yang saat itu sedang berada di rumahnya.

Dengan penuh nafsu. seperti biasa dia akan mencumbui wanita jelmaan istrinya itu. Berbeda sekali dengan ketika dia menghadapi istrinya secara nyata. Jika dirumah senjata pusakanya itu seperti menjadi barang yang tidak berguna di hadapan wanita berkulit hitam manis yang sudah di nikahi selama empat tahun lamanya itu. Maka di hadapan nenek tua ini, dia merasa begitu perkasa bahkan saat menggauli nenek tua itu dia merasakan kenikmatan yang sepertinya tidak dia dapatkan dari wanita lainnya. Begitu nikmat, dan semakin lama dia semakin merasa ketagihan melakukan dengannya.

Tanpa terasa usia pernikah dia dan janda kembang mantan teman sepekerjaan-nya dulu sudah memasuki usia yang ke empat tahun lama nya, dan selama itu pula dia selalu melampiaskan hasrat seksual nya pada nenek-nenek tua itu. Beberapa kali dia pernah membawa serta istri dan anak tirinya itu datang mengunjungi rumah nenek tua yang dimata sebagian orang adalah guru kebatinan-nya, seperti halnya suami dan orang-orang di sekeliling nenek tua itu, istrinya pun tidak pernah menaruh perasaan curiga ataupun cemburu melihat kedekatan nya pada nenek tua yang sering di kunjunginya itu.

Bahkan hubungan mereka semakin terlihat harmonis setiap kali dia selesai menggauli nenek tua di kamar gelapnya. Bahkan beberapa kali nenek tua itupun berkunjung dan menginap di rumah Mereka.  Dan seperti biasa pada malam harinya, nenek tua yang selalu memberinya kenikmatan tidak seperti wanita lain nya itu akan menyirap seluruh penghuni rumah makan nya, di mana selain mereka berdua. Baik istri dan anaknya, suami kedelapan nenek tua itu pun akan tertidur pulas sampai pagi di kamarnya.

Menurut Kamus Bahasa Melayu : meredakan, memadamkan; 2. memukau (supaya orang tertidur atau terus tidur). (Kamus Dewan Edisi Keempat)

Dan seperti biasa, malam itu dia akan menggauli tubuh kurus nenek tua itu diatas kasur kamar tidur nya, tepat disamping tubuh molek istrinya. Dan seperti biasa dia akan menggauli nenek tua itu persis seperti dulu dia menggauli nya pertama kali di samping makam keramat di pinggir hutan larangan.

Sambil menatap wajah istrinya yang masih tertidur pulas, dia menggauli tubuh kurus kering nenek tua yang sedang memberinya kenikmatan surga dunia itu sambil menatap wajah istrinya yang tidak pernah bisa di ‘gauli’ nya itu. Dia tumpahkan semua rasa kecewa dan sakit hatinya, ketidak berdayaan nya sebagai seorang suami di hadapan istrinya. Dan bercampur kenikmatan yang sedang memuncak bersama wanita tua yang saat ini lebih pantas menjadi neneknya itu, dengan penuh dendam dia tumpahkan semuanya di tubuh kurus kering nenek tua yang terus merintih sambil tersenyum misterius menatapnya.

Selanjutnya >>

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun