Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Wanita di Penghujung Malam

8 Juli 2018   23:41 Diperbarui: 11 Desember 2018   19:45 1068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagian Tujuh

Sebelumnya <<

*

Kutatap Pria berbadan gelap dan wanita berkulit hitam manis yang beringsut mendekat ke arahku secara bergantian, ku letakan rokok yang belum habis kuhisap di asbak rokok yang berada di dekatku.

“Abang iklas dia engkau nikahi, tolong jaga dan rawat dia.” Kata suami wanita berkulit hitam manis itu kepadaku, suaranya terdengar begitu pelan sambil menatap sayu ke arahku dan wanita berkulit hitam manis yang berada di sebelahnya ini. Sepertinya dia sudah kembali kesini, setelah tadi kulihat, dia sempat berjalan jauh menyusuri masa lalunya bersama wanita berkulit hitam manis yang sudah empat tahun mendampinginya itu.

Aku mengganggukan kepala sambil tersenyum menatapnya, lalu menatap binatang liar disamping-nya yang terlihat begitu binal sedang mencuri-curi pandang ke arahku. Binatang binal itu menjadi begitu liar ketika tau di hadapnya saat ini ada binatang jalang yang juga sedang melihat ke arahnya. Binatang jalang yang dia tau selalu berdiri di antara siang dan malam, berjalan di antara kesedihan dan kebahagiaan, saat ini dilihatnya sedang duduk nyaman diatas rasa sakit dan kenikmatan.

Kutatap wanita berkulit hitam manis di depanku, kutatap wajah seorang wanita baik-baik yang aku tau berusaha untuk tetap tegar berdiri di tengah semua rasa sakit dan ketakutan yang selalu datang menghantuinya. Seorang wanita lugu yang di tengah ketidak tahuannya bersedia membuka aurat dan kemaluannya pada pria yang bukan ‘muhrim’nya demi untuk menjaga keutuhan rumah tangga-nya. Seorang wanita yang begitu tunduk dan patuh pada seorang lelaki yang tidak begitu pandai menjaga harga dirinya.

Ditengah kegalauan hatinya, dia duduk terdiam, menanti kedatangan binatang jalang yang diapercaya menjadi kunci pembuka gerbang menuju jalan kesembuhan dan kebahagian rumah tangganya.

Apa kakak bersedia menikah dengan ku? Tanyaku pada wanita berkulit hitam manis yang sedari tadi menunduk di hadapanku ini. “Kakak bersedia bang!” katanya yakin, sambil tersenyum menatapku. “Apa abang bersedia menjadi saksi dan menjadi ‘wali nikah’nya nanti?” Tanyaku sambil menatap lelaki berbadan gelap yang masih terlihat lesu, mungkin dia masih cukup lelah setelah kembali dari perjalanan panjang menyusuri masa lalunya bersama wanita berkulit hitam manis itu.

Menurut Wikipedia bahasa Indonesia; Wali merupakan perkataan Arab yang bererti tuan (Lord), seseorang yang dipercayai, atau kawan. Ia biasa digunakan dalam konteks orang alim atau perkahwinan. Pengertian wali disini Merujuk kepada seorang lelaki yang diberi kuasa oleh syarak untuk menikahkan perempuan dengan seorang lelaki.

“Abang bersedia, asalkan memang itu bisa melepaskan dia dari semua belenggu ghaib yang mengikat dan menyiksa dirinya selama ini.” Katanya yakin, lagi sambil menganggukan kepala seraya menatapku, walau sudah tidak semurung tadi, tapi sepertinya dia masih begitu terpukul dengan keputusan yang sudah diambilnya barusan, sesekali kulihat dia menarik nafas, seolah berbicara pada dirinya sendiri.  

“Mungkin memang ini yang terbaik untuk mereka saat ini, dan aku pun pasti akan mendapatkan pengganti yang lebih baik dari wanita yang sudah empat tahun kunikahi ini.” Dan saat ini rasa pasrah untuk memberikan yang terbaik untuk orang yang dikasihinya itu lebih besar dari semua rasa sedih akan kehilangan orang yang dikasihinya itu.

Kuambil rokok di dalam asbak, menghisap-nya dalam-dalam, lalu menghembuskan asapnya pelan-pelan, sedikit pelan dan berhati-hati aku mulai bicara. Saat ini dia masih terikat oleh perjanjian ghaib yang dilakukan oleh dukun dan mahluk itu tanpa sepengetahuannya dulu. Dulu tanpa sepengatahuannya, ketika dia menyanggupi persyaratan yang diminta oleh dukun itu yang sebenarnya saat itu dia sedang menyanggupi jika mahluk itu menjadi pendamping hidupnya.

Di hadapan penghuni alam ghaib yang berada di langit dan di bumi, semenjak saat itu dia telah sah menjadi istri dari mahluk yang saat ini bersemayam di kemalua-nya itu. Dia dan mahluk itu terikat oleh tali pernikahan ghaib, tali penghubung antara alam bawah sadar dengan alam kesadarannya saat ini. Kataku sambil menatap pria berbadan gelap yang baru saja menyanggupi untuk menjadi wali nikah wanita berkulit hitam manis di depanku ini.

Semoga apa yang akan kita lakukan nanti mendapatkan izin dan Ridho nya, Tuhan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Dia tidak akan memberikan beban kepada seorang hamba-nya hingga di luar batas kemampuan hambanya tersebut. Kataku lagi sambil melihat pasangan suami stri di hadapan-ku ini yang secara serentak mengatakan.“ Amiien..”

Selanjutnya wanita berkulit hitam manis itu kuminta duduk di sebelahku, dan pria berbadan gelap itu duduk di depanku. Selanjutnya aku mengajarkan beberapa kalimat yang mesti mereka ucapkan nanti, setelah menghapal beberapa kalimat yang ku berikan tadi. Mereka berdua menganggukkan kepala tanda bahwa mereka telah siap menjalankan proses pernikahan ghaib yang akan kami lakukan saat ini.

Kubakar kemenyan hitam. Sambil membaca doa pernikahan ghaib. Angin bertiup kencang ketika semua doa-doa telah selesai di bacakan, proses ijab Kobul yang dilakukan berjalan lancar, Lelaki berbadan gelap bertindak sebagai wali nikah mempelai wanita berkulit hitam manis, dengan di saksikan segenap penghuni alam ghaib yang berada di langit dan bumi malam ini pernikahan ghaib selesai dilakukan.

Menurut Wikipedia bahasa Indonesia; Kemenyan adalah getah (eksudat) kering, yang dihasilkan dengan menoreh batang pohon kemenyan (Styrax spp., suku Styracaceae; terutama S. benzoin Dryand. dan S. paralelloneurus Perkins). Resin yang kering berupa keping-keping putih atau keputihan, yang terbenam dalam massa coklat bening keabuan atau kemerahan, keras namun rapuh, dan berbau harum enak. Kemenyan ini dalam perdagangan internasional dikenal sebagai kemenyan sumatra; yang lainnya adalah kemenyan siam, yang lebih harum dan dihasilkan oleh S. tonkinensis dari Siam dan Tonkin.

Menurut Wikipedia bahasa Indonesia; Ijab kabul adalah ucapan dari orang tua atau wali mempelai wanita untuk menikahkan putrinya kepada sang calon mempelai pria. Orang tua mempelai wanita melepaskan putrinya untuk dinikahi oleh seorang pria, dan mempelai pria menerima mempelai wanita untuk dinikahi. Ijab kabul merupakan ucapan sepakat antara kedua belah pihak.

**

Tiba-tiba terdengar petir tunggal menggelegar di luar rumah makan di sertai angin yang bertiup kencang, suasana sesaat tampak begitu mencekam. Bersamaan dengan berakhirnya suara petir tunggal tadi. Tiba-tiba di hadapan kami telah ada sepasang cincin yang terbuat dari emas putih, kuambil sepasang cincin emas putih itu, satu cincin kupasangkan di jari manis wanita berkulit hitam manis di sampingku, selanjut yang satu lagi ku berikan padanya, dan dia langsung memasangkannya ke jari manisku.

Beberapa saat setelah cincin yang terbuat dari emas putih itu terpasang di jari manisnya, tiba-tiba saja tubuh wanita berkulit hitam manis itu bergetar hebat. Wanita berkulit hitam manis itu muntah. Tercium aroma amis di sertai bau yang menyengat dari bekas muntahannya tersebut. Belum hilang rasa kaget kami, tiba-tiba dari muntahan yang mengeluarkan bau busuk itu berubah menjadi asap hitam, dan asap hitam pekat itu berubah menjadi sesosok manusia, setelah asap hitam itu sirna tampaklah seorang lelaki berusia sekitar empat puluh lima tahun, mengenakan pakaian serba hitam.

Lelaki berwajah pucat yang mengenakan pakaian serba hitam itu tampak gusar dan begitu marah kepada kami, mata merahnya melotot, seperti ingin menguliti kami hidup-hidup saat ini.

“Lancang! Beraninya kau mengikat diri pada orang lain tanpa seizinku.!” Bentak lelaki berwajah pucat itu sambil menunjuk ke arah wanita berkulit hitam manis yang terkejut dan ketakutan melihat pria berpakaian serba hitam di hadapannya itu.

“Abang sudah meninggal! Tolong jangan ganggu aku lagi!” Pekik wanita berkulit hitam manis ini menjerit ketakutan.

“Tidak ada yang boleh mengikatmu,apa lagi hendak memilikimu, jika kau berani meninggalkan aku, maka kaupun harus ikut bersamaku!” Teriak lelaki berpakaian hitam itu lagi, lalu dia duduk setengah jongkok, seperti orang hendak merangkak, dan tiba-tiba saja dia telah berubah menjadi seekor macan kumbang berwarna hitam pekat. Macan kumbang berwarna hitam pekat itu mengaum keras, mata merahnya menatap liar ke arah kami bertiga, dia berjalan mendekat ke arah kami dan tiba-tiba saja dia melompat, hendak menerkam wanita berkulit hitam manis di sampingku.

Sebelum macan kumbang berwarna hitam pekat itu berhasil menerkam tubuh wanita berkulit hitam manis, terdengar suara harimau mengaum dasyat, menggema hingga bangunan rumah makan di pinggir jalan ini bergetar hebat. Satu sosok harimau besar jantan melesat keluar dari dalam tubuhku, langsung menyambut macan kumbang berwarna hitam pekat yang saat itu hendak menerkam tubuh wanita berkulit hitam manis di sampingku. Harimau besar jantan itu menerkam macan kumbang berwarna hitam pekat, tubuh mereka terlempar kesudut ruangan, saling cakar dan saling terkam.Terjadi pertempuran dasyat antara harimau jantan besar dan macan kumbang berwarna hitam pekat di sudut ruangan.

Mata kami bertiga melotot ke arah harimau besar jantan dan macan kumbang yang saling cakar dan saling gigit di sudut ruangan itu, berlangsung cukup lama. Dan pada akhirnya harimau jantan besar itu berhasil menerkam dan menggigit leher macan kumbang berwarna hitam pekat itu. Setelah sebelumnya terlebih dahulu mencabik-cabik seluruh tubuh macan kumbang dengan kuku-kuku tajamnya.

Sepertinya leher macan kumbang itu patah setelah gigi-gigi taring tajam milik harimau jantan besar itu menancap di lehernya, macan kumbang berwarna hitam pekat itu diam tak bergerak, mungkin dia telah mati. Tiba-tiba tubuh macan kumbang yang diam tak bergerak itu, berubah menjadi asap hitam yang langsung terbang ke atas, dan tiba-tiba saja asap hitam itu berubah menjadi sebilah keris berluk tiga, memiliki warna hitam pekat. Masih diselimuti asap tebal, keris yang terlihat begitu mengerikan itu melayang sambil berputar-putar di udara.

Menurut Wikipedia bahasa Indonesia; Keris adalah senjata tikam golongan belati (berujung runcing dan tajam pada kedua sisinya) dengan banyak fungsi budaya yang dikenal di kawasan Nusantara bagian barat dan tengah. Bentuknya khas dan mudah dibedakan dari senjata tajam lainnya karena tidak simetris di bagian pangkal yang melebar, seringkali bilahnya berkelok-kelok, dan banyak di antaranya memiliki pamor (damascene), yaitu terlihat serat-serat lapisan logam cerah pada helai bilah. Jenis senjata tikam yang memiliki kemiripan dengan keris adalah badik. Senjata tikam lain asli Nusantara adalah kerambit.

Dan entah dari mana datang tiba-tiba saja disitu telah berdiri satu sosok pria berusia sekitar tujuh puluh lima tahun, mengenakan pakaian dan ikat kepala yang juga serba hitam seperti penampilan lelaki berwajah pucat itu tadi. Dan tangannya langsung bergerak menangkap keris berwarna hitam yang melayang di udara itu. Sambil memegang sebilah keris, pria tua berpakaian serba hitam itu menatap marah ke arahku. dan tiba-tiba saja pria tua berpakaian hitam itu terbang sambil menghunus keris ke arahku.

Keris di tangan pria tua berpakaian serba hitam itu meluncur deras ke arah jantungku. Aku Cuma diam terpaku melihat keris berwarna hitam pekat yang sudah siap menghujam tepat ke arah jantungku. Wanita berkulit hitam manis menjerit, lelaki berbadan gelap  tercekat matanya melotot tanpa sempat bersuara melihat kejadian yang berlangsung begitu cepat di depan matanya itu. Dalam kepasrahan menerima ajalku, tiba-tiba aku seperti melihat sosok wanita berkerudung bergo panjang merah marun yang sepertinya sedang tersenyum menatap ke arahku.

Selanjutnya >>

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun