Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Wanita di Penghujung Malam

20 Juni 2018   16:31 Diperbarui: 11 Desember 2018   18:38 1249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Geblek! Fikirku, jadi mereka menyangka aku ini adalah Siluman! Jujur saja aku memang jarang Shalat lima waktu. Tapi jelek-jelek begini, aku ini masih manusia tulen, kakiku saja masih menginjak tanah ketika berjalan, tubuhku masih basah ketika kehujanan, dan perutku masih kelaparan kalau pas lagi puasa karena tidak ada yang mau di makan.

AKU BINGUNG, dan tidak tau mau ngomong apa lagi pada keluarga aneh ini. Cukup lama aku diam, sambil mengisap rokok, menghembuskan asapnya pelan-pelan. Kalau mengikuti nafsu binatang yang ada di dalam diriku, bisa saja saat ini kubilang bisa mengobatinya, dengan syarat aku harus menyetubuhi tubuh moleknya terlebih dulu.

Tapi entah kenapa. Sepertinya, saat ini Setan pun sedang tidak ingin dekat-dekat denganku. Bukti-nya, saat ini aku cuma duduk dan diam, masih seperti setengah tidak percaya dengan apa yang barusan ku dengar. Seperti mimpi!  Bangun tidur tiba-tiba ada wanita cantik yang tampak santun di depanku siang tadi tiba-tiba saja malam ini bilang kalau dia bersedia aku setubuhi saat ini. Api rokok yang barusan ku sundutkan ke kulitku masih terasa panas! dan kulitku masih terasa sakit, memerah, mungkin sedikit melepuh. Berarti aku tidak sedang bermimpi saat ini!

“Tadi malam. Sebelum Shalat istikharah, kakak bermimpi abang menyetubuhi kakak, lalu almarhum suami kakak datang, dia marah! Lalu berubah jadi seekor Macan, dia menerkam abang, dan tiba-tiba abang juga kakak lihat berubah menjadi seekor Harimau, lalu abang dan Harimau jelmaan almarhum suami kakak itu berkelahi. Dan selanjutnya kakak terbangun.

Tadi sebelum kakak mandi, kakak ceritakan semua mimpi yang kakak alami itu pada suami kakak, dan suami kakak meminta kakak melakukan Shalat istikharah untuk meminta petunjuk, agar kami di beri pilihan yang terbaik nantinya. Dan dia iklas, seandainya kita harus melakukan itu, dia rela melakukan apapun demi kesembuhan kakak. Wanita berkulit hitam manis ini menceritakan mimpinya barusan, sambil melihat ke arahku yang masih diam, sesekali aku memainkan rokok dijariku. Kutatap wajah wanita berkulit hitam manis di depanku ini, dan entah kenapa tiba-tiba aku mulai berfikir iseng. Bahkan sedikit jahil menurut.

Jahil menurut kamus Bahasa Indonesia adalah bodoh; tidak tahu (terutama tentang ajaran agama) Para ulama berkewajiban menuntun golongan jahil dan bebal ini.

Apa benar kakak mau melakukan apapun yang aku minta? Tanyaku sambil tersenyum menatap kea rah wajahnya yang bersemu merah itu, sepertinya dia sudah menebak apa yang bakal aku utarakan nanti.”Kakak bersedia, yang penting kakak bisa lepas dari semua kutukan ini!” Katanya pelan, sambil menunduk, mukanya makin memerah bak udang rebus. Sekalipun melakukan seperti apa yang kita lakukan seperti di dalam mimpi kakak tadi? Kataku lagi sambil tersenyum menatap ke rahnya yang kulihat sedikit jengah dan malu-malu itu.

“Iya,” jawabnya pelan, wajahnya memerah, antara pasrah dan sedikit lupa akan perbuatan dosa. Jujur saja,  aku pun tadi bermimpi melihat kakak di kamar mandi, mengenakan pakaian tipis hingga aku sepertinya bisa melihat dengan jelas bentuk kemaluan kakak. Kataku lagi, menatap wajahnya yang walau sepasrah apapun keadaannya saat ini, wanita berkulit hitam manis ini masih menyimpan rasa malu, ketika ada lelaki lain yang bukan”muhrim”nya mengatakan kalau dia sudah melihat bentuk”kemaluan”nya itu.

Wanita berkulit hitam manis ini menatapku, tersenyum malu-malu. Dan tiba-tiba dia bangkit, lalu mendekat ke arahku.”Kakak akan turuti apapun permintaan abang, asalkan itu bisa menyembuhkan kakak.” Katanya lagi sambil duduk di sebelahku, setengah berbisik malu-malu ke telingaku.

Suami kakak gak akan marah, seandainya dia tau kita melakukan itu? Tanyaku pelan, setengah berbisik di telinganya.”Enggak bang! Saat inipun dia sengaja pura-pura tidur di dalam kamar, karena bagaimanapun dia tidak ingin melihat kakak bersama Pria lain”melakukan itu”secara langsung di depan matanya.”Katanya lagi setengah berbisik, pipinya memerah, merasa malu sendiri, dengan apa yang baru saja keluar dari bibir tebalnya itu.

Bagaimana kalau aku ingin ”melakukan” nya di sebelah suami kakak? Tanyaku lagi, sambil tersenyum lebar, setengah menggodanya. Dia kaget, mukanya merah padam. Tidak bisa berkata apa-apa lagi mendengar kata-kataku barusan. Menurutnya, ini pertanyaan gila yang tidak perlu dijawabnya. bagaimana mungkin dia sanggup”berzina”dengan lelaki lain yang bukan muhrim nya, dihadapan suaminya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun