Mohon tunggu...
Warisma Riski N
Warisma Riski N Mohon Tunggu... Guru - @warismariski_

Mahasiswi Pendidikan Bahasa Arab Universitas Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memahami Hot-Cold Empathy Gap

1 Februari 2020   10:22 Diperbarui: 1 Februari 2020   10:36 2436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Editan pribadi penulis

"Pernah nggak sih kalian ngrasain, ketika kalian sedang putus cinta dan di saat itu kalian ngrasa teman dekat kalian nggak ada yang bisa ngertiin kalian atau saat kalian sedang ada masalah dengan salah satu teman yang membuat kalian marah, kesel, atau putus asa dan di saat itu pula tidak ada teman dekatmu yang bisa mengerti apa kemauanmu", kenapa seperti itu?

Perbedaan perasaan atau frekuensi membuat teman dekatmu sulit untuk memahami apa yang kalian rasakan. Karena apa yang kalian rasakan belum tentu dirasakan pula oleh teman dekatmu. Hingga menyebabkan kita berpikiran mereka tidak mengerti kita, mungkin juga dalam mengambil keputusan untuk suatu keadaan kita juga saling bertolak belakang, atau sulit menerima saran dari teman dekat. 

Hal ini dikarenakan emosi dari kedua belah di dalam kondisi yang berbeda disadari atau tidak disadari, keadaan seperti ini biasa disebut dengan Hot-Cold Empathy Gap. 

Apa itu Hot-Cold Empathy Gap? Kedaan ini dibedakan menjadi dua tipe hot state dan cold state. Hot State adalah keadaan dimana seseorang merasa emosi yang tidak stabil dan lebih kearah berpikir secara irasional (marah, sedih, takut, lapar dll). Salah satu contoh yang sering terjadi pada kehidupan sehari-hari ketika kita merasa kelaparan. Saat kelaparan kita lebih sulit untuk berpikiran rasional.

Tanpa pikiran panjang kita langsung pergi ke tempat makan dan memesan beberapa menu makanan yang sudah kita bayangkan akan kita habiskan dalam sekali makan. Setalah kita makan dan merasa kenyang dengan satu menu makanan saja, pada saat itu juga kita akan perbikir "yaa Tuhan, banyak banget makanan yang gue pesan". Saat kondisi kita sudah dalam keadaan stabil kita akan mulai mampu berpikir dengan rasional.

Keadaan Cold state adalah keadaan dimana seseorang dalam keadaan stabil dan lebih rasional dalam berpikir (tenang, menguasai perasaan, rasional dll). Dalam keadaan ini seseorang akan lebih sulit menerima keadaan irasional dan rasa peka atau simpati lebih berkurang terhadap keadaan hot state.

 Salah satu contoh yang sering terjadi dalam kehidupan kita yan mungkin tanpa kita sadari itu terjadi pada kehidupan kita. Saat ada teman yang sedang patah hati mereka akan lebih menghabiskan waktunya untuk mengurung diri, menangis berhari-hari, atau bahkan ada yang berani melukai diri mereka sendiri. 

Dan pada saat itu kita akan berbicara dalam hati "jika aku jadi dia, aku akan menggunakan waktu lebih baik, jalan-jalan atau shopping atau melakukan apapun yang membuat aku bahagia" sebuah pernyataan yang belum tentu kita akan lakukan di saat kita dalam keadaan hot state. Atau kita akan lebih memberi saran kepada teman kita "kamu jangan sedih, udah lupakan saja, jangan dipikirin, bodo amat aja", saran yang tidak akan membuat teman  merasa lebih baik. 

Pada saat itulah teman kita akan lebih merasa bahwa kita tidak bisa memahami perasaan kita. Dengan kondisi emosi yang berbeda membuat kita tidak dalam frekuensi yang sama. Kemungkinan yang akan terjadi pada mereka yang sedang tidak dalam frekuensi yang sama timbul percekcokan atau pertengkaran yang akan menimbulkan sebuah perpisahan.

Ada suatu pepatah mengatakan "Jangan mengambil keputusan ketika sedang marah dan jangan membuat janji ketika sedang senang" (Ali bin Abi Tholib), "jangan mengambil keputusan saat marah" karena pada saat itu kita sedang dalam keadaan hot state yang membuat kita tidak mampu berpikir secara rasional. Dan "jangan membuat janji saat senang" karena pada saat itu kita dalam keadaan Cold state yang dimana kita tidak bisa membayangkan hal-hal yang mungkin kita akan lakukan ketika kita dalam keadaan hot state. 

Semoga bermanfaat dan terimakasih (wrs).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun