Mohon tunggu...
Paulus Waris Santoso
Paulus Waris Santoso Mohon Tunggu... lainnya -

aku suka pelangi. dia suka memberi rasa. rasa akan hidup yang beraneka warna. warna-warna indah kebijaksanaan. pelangi kebijaksanaan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

KOPI LUWAK:Hadiah SBY untuk Perdana Menteri Australia

13 Maret 2010   23:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:26 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_93068" align="alignleft" width="300" caption="foto Luwak yang memakan biji kopi yang sudah matang. (foto dari ABC News)"][/caption] Berita dan foto-foto yang saya postingkan ini saya peroleh dari ABC news. Cukup menarik karena mereka membuat reportase mengenai hadiah yang diberikan oleh presiden kita kepada Kevin Rudd dalam kunjungannya ke Canberra beberapa hari yang lalu.

Mungkin presiden SBY tidak menyangka bahwa Kevin Rudd akan terkejut mendapat hadiah itu. Karena dikatakan bahwa kopi ini berasal dari ‘kotoran’ Luwak atau Musang, maka ajudan perdana mentri langsung menyerahkan hadiah tersebut kepada badan karantina nasional untuk diteliti. (mungkin mereka berpikir jangan-jangan ini racun, hehehehehe)

Kopi Luwak sendiri memang sangat langka dan legendaries. Hal ini bisa saja terjadi karena populasi Luwak yang semakin sedikit. Menurut data dari ABC, harga kopi Luwak di pasaran Inggris mencapai harga 50 pound percangkir. Kalau 1 pound = 15 ribu rupiah, berarti satu cangkir kopi luwak kurang lebih seharga 750 ribu rupiah. Hmmm angka yang sangat mahal untuk secangkir kopi.

Melihat legendarisnya kopi Luwak ini, tim kantor berita ABC melalui kontributornya di Indonesia membuat liputan khusus proses terciptanya kopi luwak itu. Dari foto-foto yang tersaji, kita juga bisa melihat proses pembuatan kopi yang luar biasa ini.

[caption id="attachment_93074" align="alignnone" width="500" caption="biji-biji kopi yang sudah benar-benar matang yang akan dimakan oleh Luwak (foto dari ABC News)"][/caption] Proses pertama adalah harus ada Luwak yang akan memakan buah kopi sudah matang. Proses alami berasal dari Luwak atau Musang liar yang memakan biji-biji kopi dari pohonnya. Namun, mengingat makin langkanya Luwak, petani bisa memelihara Luwak tersebut. Tentu saja mereka mesti menjaganya.

[caption id="attachment_93080" align="alignnone" width="480" caption="kotoran luwak tersebut dikumpulkan dan dijemur (foto dari ABC News)"][/caption] Langkah kedua adalah mengumpulkan kotoran Luwak dan menjemurnya. Rupanya Luwak-Luwak tersebut tidak memakan biji kopi, mereka hanya makan lapisan pembungkus kopi yang manis, sedangkan bijinya tetap utuh. Hanya saja, biji-biji itu terbalut kotoran, maka mesti dijemur agar nanti bisa dipisahkan antara kotoran dengan biji kopi.

[caption id="attachment_93082" align="alignnone" width="500" caption="menumbuk secara perlahan kotoran luwak yang sudah dikeringkan untuk memperoleh biji kopi 9foto dari ABC News)"][/caption] Proses pemisahan biji kopi dengan kotoran bisa juga dengan menumbuknya pelan-pelan. Setelah terpisah proses pengolahan biji kopi menjadi bubuk kopi berlangsung biasa seperti kopi pada umumnya.

Tentu banyak orang bertanya-tanya, mengapa kopi Luwak begitu nikmat. Apakah karena berbalut kotoran Luwak sehingga ada zat-zat tertentu yang merasuk ke dalam biji kopi? Saya tidak tahu. Karena saya bukan peneliti kopi. Saya hanya seorang penikmat kopi yang kebetuln belum pernah menyeruput kopi Luwak. Namun secara logika sederhana, Luwak-Luwak itu hanya memakan kopi yang sudah benar-benar masak. Dengan demikian bubuk kopi yang dihasilkan memang berasal dari biji kopi pilihan yang benar-benar matang di pohon.

[caption id="attachment_93083" align="alignnone" width="500" caption="reporter ABC News sedang menikmati suguhan kopi Luwak, hmmm jadi kepengen. (foto dari ABC News)"][/caption] Hmmm, jadi kepengen menikmati suguhan kopi Luwak. Tetapi mengacu harganya kayaknya itu hanya mimpi saja. Ya sudah saya menikmati kopi biasa dengan membayangkan kopi Luwak. Tapiiii, kok kalau membayangkan kotoran Luwak selera ngopiku jadi menurun ya? Sudah lah.

Selamat berhari minggu kawan. Semoga hari kalian menyenangkan.

salam,

melbourne, 14-03-10

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun